DENPASAR – Sejak tahun 2015 penyakit diabetes merangkak naik sebagai penyakit mematikan nomor 5 di Indonesia. Di Bali penderitanya juga terus meningkat.
Dinas Kesehatan Bali menyatakan, diabetes jadi penyebab kematian nomor 3. Penyakit pertama masih dipegang penyakit stroke dan penyakit jantung koroner di urutan kedua.
Diskes menyebutkan bahwa dalam Riskesdas 2013 di Provinsi Bali, ditemukan 1,5 persen penduduk umur di atas 15 tahun menderita diabetes militus
dengan prevalensi tertinggi terdapat di Kabupaten Jembrana (2,0 persen) dan terendah ada di Kabupaten Gianyar dan Karangasem (1,0 persen).
Kepala Dinkes Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya mengakui, diabetes mengalami peningkatan di Bali. ”Memang mengalami peningkatan. Penyebab utamanya gaya hidup yang berubah,” ujar Suarjaya.
Untuk tindakan pencegahan, Diskes Bali mengklaim sudah melakukan upaya pencegahan dengan melakukan sosialisasi dengan melaksanakan Inpres Nomor 1 tahun 2017 tentang gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
Masyarakat diminta sadar cek kesehatan secara rutin, peningkatan konsumsi buah, sayur, peningkatan aktivitas fisik minimal 30 menit per hari dan pengendalian konsumsi rokok.
Pihaknya juga sudah mendorong kebijakan untuk menemukan kasus penyakit gula darah di masyarakat sedini mungkin melalui upaya deteksi dini faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) di Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu).
Pada tahun 2017, di Bali sudah terbentuk 509 Posbindu PTM yang berada di 455 desa dari 716 desa/kelurahan dengan jumlah kader masing-masing 5 orang per Posbindu.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bali, dr. I Gede Putra Suteja mengatakan hal sama. “Diabetes ini kan dapat menyebabkan komplikasi beragam penyakit. Sebaiknya segera periksa kesehatan secara rutin,” tuturnya.
Sarannya, lakukan tes kesehatan setiap 6 bulan sekali, untuk pencegahan. “Olahraga yang rutin dan lakukan cek kesehatan,” tegasnya.