27.1 C
Jakarta
22 November 2024, 2:43 AM WIB

Langgar Dresta Adat, Desa Adat Kesiman Tutup Ashram Krishna Balaram

DENPASAR – Pihak Desa Adat Kesiman, Denpasar mendatangi Ashram Krishna Balaram yang terletak di Jalan Pantai Padang Galak, Kesiman, Denpasar Timur, Minggu (18/4).

Setiba di lokasi, pihak desa adat langsung menutup aktivitas di Ashram Krishna Balaram meski sempat terjadi perdebatan.

Kegiatan penutupan itu dilakukan langsung oleh Jro Bendesa Adat Kesiman I Ketut Wisna ST MM didampingi Pejuru Adat dan Pecalang Desa Adat.

Hadir pula berbagai komponen dari Forum Komunikasi Taksu Bali dan pihak berwajib. Jro Bendesa I Ketut Wisna mengatakan,

penutupan itu merupakan buntut dari adanya aktivitas ritual di ahsram tersebut yang dianggap bertentangan dengan dresta adat Bali.

Aktivitas di dalam ashram itu juga disebut menggunakan cara sempradaya. “Secara catatan adat di sana sudah bukan warga adat kami.

Bahkan, ada beberapa yang tidak punya identitas. Secara adat, ataupun kegiatan agama setelah kami cek mereka tidak melaksanakan kegiatan dresta Bali,” kata Wisna, Minggu (18/4).

Sekretaris Umum Forkom Taksu Bali, Khismayana Widjanegara mengaku akan selalu bersama desa adat untuk tetap mengawal keberadaan dresta adat dan Hindu Bali.

“Tidak ada kompromi untuk perusak dresta, adat dan budaya yang bernafaskan Hindu Bali,’’ tegas Khismayana Widjanegara. 

DENPASAR – Pihak Desa Adat Kesiman, Denpasar mendatangi Ashram Krishna Balaram yang terletak di Jalan Pantai Padang Galak, Kesiman, Denpasar Timur, Minggu (18/4).

Setiba di lokasi, pihak desa adat langsung menutup aktivitas di Ashram Krishna Balaram meski sempat terjadi perdebatan.

Kegiatan penutupan itu dilakukan langsung oleh Jro Bendesa Adat Kesiman I Ketut Wisna ST MM didampingi Pejuru Adat dan Pecalang Desa Adat.

Hadir pula berbagai komponen dari Forum Komunikasi Taksu Bali dan pihak berwajib. Jro Bendesa I Ketut Wisna mengatakan,

penutupan itu merupakan buntut dari adanya aktivitas ritual di ahsram tersebut yang dianggap bertentangan dengan dresta adat Bali.

Aktivitas di dalam ashram itu juga disebut menggunakan cara sempradaya. “Secara catatan adat di sana sudah bukan warga adat kami.

Bahkan, ada beberapa yang tidak punya identitas. Secara adat, ataupun kegiatan agama setelah kami cek mereka tidak melaksanakan kegiatan dresta Bali,” kata Wisna, Minggu (18/4).

Sekretaris Umum Forkom Taksu Bali, Khismayana Widjanegara mengaku akan selalu bersama desa adat untuk tetap mengawal keberadaan dresta adat dan Hindu Bali.

“Tidak ada kompromi untuk perusak dresta, adat dan budaya yang bernafaskan Hindu Bali,’’ tegas Khismayana Widjanegara. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/