29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:21 AM WIB

Sal Isolasi Mulai Sesak, Curiga Virus Corona Masuk Bali Sejak Desember

DENPASAR – Ruangan khusus pasien positif COVID 19 RSUP Sanglah sudah mulai sesak sejak kasus transmisi lokal mulai meningkat di Bali di bulan Juni ini.

Dari 71 ruangan (1 ruangan digunakan untuk pengambilan SWAB test), sudah terisi sebanyak 62 pasien positif per Kamis hari ini (18/6).

Kondisi ini membuat Direktur RSUP Sanglah dr. I Wayan Sudana M.Kes harus putar otak. Ia mengaku sedang melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Bali saat ini.

“Hari ini saya akan berkoordinasi dengan Pak Suarjaya selaku Kadis Kesehatan untuk bicarakan situasi di (RS) Sanglah terbaru ini,” ujar dr. Sudana saat ditemui Radarbali.id di ruangannya.

Terkait awal mula jumlah kamar pasien yang terus menambah, dr. Sudana menyampaikan, sejak virus corona terjadi di bulan Desember 2019 lalu di Wuhan, pada 22 Januari 2020, RSUP Sanglah sejatinya sudah menerima empat pasien mencurigakan.

Mereka di antaranya terdiri dari dua orang China, 1 Meksiko dan 1 WNI. Namun, saat itu pasien belum positif dan pengujian masih dilakukan di Jakarta.

Sejak itu pasien dengan keluhan yang sama terus bertambah. Pada bulan Februari, dr. Sudana melaporkan persoalan ini ke Gubernur Bali dan Dirjen Kementerian Kesehatan.

Tujuannya untuk menambah ruangan. Saat itulah RSUP Sanglah langsung diberikan izin dan membuat ruangan khusus isolasi sebanyak 18 ruangan di Ruangan Nusa Indah.

Pada bulan Maret kemudian, baru Bali memiliki pasien positif Covid 19. Tak butuh waktu lama, RSUP Sanglah langsung dijadikan rumah sakit rujukan pasien Covid – 19.

Dalam perkembangannya, pasien Covid-19 ternyata terus bertambah. Untuk mengantisipasi, ruangan Mawar juga disulap menjadi 16 kamar isolasi.

Tak cukup juga, RSUP Sanglah juga menjadikan ruang Lely sebanyak 25 kamar isolasi dan ruangan Kamboja sebanyak 12 kamar isolasi.

“Jadi total ada 71 ruangan. Namun satu ruangan kami jadikan tempat khusus pengambilan SWAB untuk pasien maupun petugas medis kami,” sebutnya.

Artinya masih sisa 8 ruangan? “Iya. Saat ini sudah terisi 62 pasien. Nah inilah yang akan saya laporkan ke Pak Kadis, bagaimana skenario ruangan nanti,” jawabnya.

RSUP Sanglah sendiri mengaku sudah menyiapkan rencana, dimana ruangan Sanjiwani dan atau ruangan Flamboyan bisa disulap menjadi ruangan khusus isolasi pasien positif yang terus meningkat ini.

Dua ruangan itu bisa dijadikan ruangan khusus isolasi tambahan pasien positif karena berdekatan dengan ruangan isolasi lainnya, seperti ruangan Mawar, Lely, Nusa Indah dan Kamboja.

“Kami sih mempersiapkan itu. Tapi kan nggak tahu seperti apa nanti. Semua kebijakan soal Covid-19 ini harus terpusat,” tuturnya. 

DENPASAR – Ruangan khusus pasien positif COVID 19 RSUP Sanglah sudah mulai sesak sejak kasus transmisi lokal mulai meningkat di Bali di bulan Juni ini.

Dari 71 ruangan (1 ruangan digunakan untuk pengambilan SWAB test), sudah terisi sebanyak 62 pasien positif per Kamis hari ini (18/6).

Kondisi ini membuat Direktur RSUP Sanglah dr. I Wayan Sudana M.Kes harus putar otak. Ia mengaku sedang melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Bali saat ini.

“Hari ini saya akan berkoordinasi dengan Pak Suarjaya selaku Kadis Kesehatan untuk bicarakan situasi di (RS) Sanglah terbaru ini,” ujar dr. Sudana saat ditemui Radarbali.id di ruangannya.

Terkait awal mula jumlah kamar pasien yang terus menambah, dr. Sudana menyampaikan, sejak virus corona terjadi di bulan Desember 2019 lalu di Wuhan, pada 22 Januari 2020, RSUP Sanglah sejatinya sudah menerima empat pasien mencurigakan.

Mereka di antaranya terdiri dari dua orang China, 1 Meksiko dan 1 WNI. Namun, saat itu pasien belum positif dan pengujian masih dilakukan di Jakarta.

Sejak itu pasien dengan keluhan yang sama terus bertambah. Pada bulan Februari, dr. Sudana melaporkan persoalan ini ke Gubernur Bali dan Dirjen Kementerian Kesehatan.

Tujuannya untuk menambah ruangan. Saat itulah RSUP Sanglah langsung diberikan izin dan membuat ruangan khusus isolasi sebanyak 18 ruangan di Ruangan Nusa Indah.

Pada bulan Maret kemudian, baru Bali memiliki pasien positif Covid 19. Tak butuh waktu lama, RSUP Sanglah langsung dijadikan rumah sakit rujukan pasien Covid – 19.

Dalam perkembangannya, pasien Covid-19 ternyata terus bertambah. Untuk mengantisipasi, ruangan Mawar juga disulap menjadi 16 kamar isolasi.

Tak cukup juga, RSUP Sanglah juga menjadikan ruang Lely sebanyak 25 kamar isolasi dan ruangan Kamboja sebanyak 12 kamar isolasi.

“Jadi total ada 71 ruangan. Namun satu ruangan kami jadikan tempat khusus pengambilan SWAB untuk pasien maupun petugas medis kami,” sebutnya.

Artinya masih sisa 8 ruangan? “Iya. Saat ini sudah terisi 62 pasien. Nah inilah yang akan saya laporkan ke Pak Kadis, bagaimana skenario ruangan nanti,” jawabnya.

RSUP Sanglah sendiri mengaku sudah menyiapkan rencana, dimana ruangan Sanjiwani dan atau ruangan Flamboyan bisa disulap menjadi ruangan khusus isolasi pasien positif yang terus meningkat ini.

Dua ruangan itu bisa dijadikan ruangan khusus isolasi tambahan pasien positif karena berdekatan dengan ruangan isolasi lainnya, seperti ruangan Mawar, Lely, Nusa Indah dan Kamboja.

“Kami sih mempersiapkan itu. Tapi kan nggak tahu seperti apa nanti. Semua kebijakan soal Covid-19 ini harus terpusat,” tuturnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/