27 C
Jakarta
20 November 2024, 23:36 PM WIB

Sekolah Terancam Ambruk, Guru SDN 6 Ubung Teriak-teriak, Sayang…

DENPASAR – Bangunan SDNegeri 6 Ubung yang terancam ambruk ke sungai dengan jarak 20 meter memang menjadi persoalan yang sangat penting.

Pihak sekolah sendiri cukup aktif melaporkan persoalan ini. Seperti pengakuan Dewan Guru SDN 6 Ubung, I Ketut Murnia kepada Jawa Pos Radar Bali saat ditemui di sekolah, Jumat (18/1).

“Sudah kami laporkan ke pemerintah kota, provinsi juga sudah. Bahkan, Sudikerta tahun lalu saat masih menjabat wakil gubernur Bali juga sudah turun (ke sekolah), namun sampai sekarang tak ada apa-apa,” ujar Murnia.

Pihaknya mengaku heran, mengapa sampai saat ini, belum ada tindakan serius untuk menyelesaikan persoalan ini.

“Ya alasannya nggak tau mengapa sampai lama begini. Kami berkali-kali menanyakan hal ini. Tak ada jawaban. Kami prihatin dengan anak-anak disini,” akunya.

Murnia juga menjelaskan, awal mula sekolah memang berada di barat. Karena terancam bahaya, dipindahkan ke sisi timur. Gedung baru dan bertingkat pun kelar pada tahun 2015 lalu. 

Namun hal tersebut tak cukup untuk menampung siswa yang bersekolah disana. “Dulu kami sekolah pagi saja. Karena keadaan, tahun 2017 lalu jadi dibagi, ada murid yang sekolah pagi dan siang sampai sekarang,” jelasnya.

Kini, tiga kelas yang masih berada di sebelah barat pun menjadi ancaman. Meski terlihat sudah dikosongkan untuk antisipasi, karena keadaan, satu kelas masih dimanfaatkan untuk proses belajar mengajar, padahal cukup berbahaya. 

DENPASAR – Bangunan SDNegeri 6 Ubung yang terancam ambruk ke sungai dengan jarak 20 meter memang menjadi persoalan yang sangat penting.

Pihak sekolah sendiri cukup aktif melaporkan persoalan ini. Seperti pengakuan Dewan Guru SDN 6 Ubung, I Ketut Murnia kepada Jawa Pos Radar Bali saat ditemui di sekolah, Jumat (18/1).

“Sudah kami laporkan ke pemerintah kota, provinsi juga sudah. Bahkan, Sudikerta tahun lalu saat masih menjabat wakil gubernur Bali juga sudah turun (ke sekolah), namun sampai sekarang tak ada apa-apa,” ujar Murnia.

Pihaknya mengaku heran, mengapa sampai saat ini, belum ada tindakan serius untuk menyelesaikan persoalan ini.

“Ya alasannya nggak tau mengapa sampai lama begini. Kami berkali-kali menanyakan hal ini. Tak ada jawaban. Kami prihatin dengan anak-anak disini,” akunya.

Murnia juga menjelaskan, awal mula sekolah memang berada di barat. Karena terancam bahaya, dipindahkan ke sisi timur. Gedung baru dan bertingkat pun kelar pada tahun 2015 lalu. 

Namun hal tersebut tak cukup untuk menampung siswa yang bersekolah disana. “Dulu kami sekolah pagi saja. Karena keadaan, tahun 2017 lalu jadi dibagi, ada murid yang sekolah pagi dan siang sampai sekarang,” jelasnya.

Kini, tiga kelas yang masih berada di sebelah barat pun menjadi ancaman. Meski terlihat sudah dikosongkan untuk antisipasi, karena keadaan, satu kelas masih dimanfaatkan untuk proses belajar mengajar, padahal cukup berbahaya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/