32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 15:03 PM WIB

UPDATE! Percepat Tangani Covid-19, Buleleng Segera Operasikan Lab PCR

SINGARAJA – Pemerintah menargetkan laboratorium PCR (Polymerase Chain Reaction) di RSUD Buleleng bisa beroperasi pada akhir Oktober nanti.

Saat ini RSUD Buleleng masih melakukan persiapan gedung dan tenaga ahli. Sehingga hasil uji sampel swab terhadap pasien covid-19, pasien suspek, dan kontak erat, dapat dilakukan lebih cepat.

Direktur RSUD Buleleng dr. Putu Arya Nugraha Sp.PD mengatakan, hingga kemarin pekerjaan fisik sudah mencapai 70 persen.

Ia memperkirakan laboratorium akan siap digunakan pada akhir Oktober mendatang. Sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan juga akan menuntaskan pelatihan mereka pada akhir bulan nanti.

“Analis kami sudah menjalani pelatihan di RS Bali Mandara. Sekitar 10 hari lagi sudah tuntas. Sehingga akhir Oktober nanti sudah bisa digunakan untuk uji fungsi.

Bulan depan, mudah-mudahan sudah bisa beroperasi penuh,” kata dr. Arya saat ditemui di ruang kerjanya kemarin.

Untuk SDM, Arya menyatakan telah menugaskan seorang ahli patologi klinik. Selain itu seorang ahli mikrobiologi klinik kini tengah menjalani proses pendidikan.

Ahli mikrobiologi itu diperkirakan sudah menuntaskan proses pendidikannya pada akhir tahun depan.

“Analis terlatih juga sudah ada 4 orang yang sedang pelatihan di RS Bali Mandara. Kalau memang kedepan butuh lebih banyak, secara bergelombang tenaga analis akan kami latih seluruhnya,” imbuh dr. Arya.

Sementara itu Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Buleleng Gede Suyasa mengatakan, alat uji PCR itu akan mempercepat proses diagnose klinis dalam penanganan covid-19.

Baik itu pada kasus yang masuk suspek, kontak erat, maupun pasien terkonfirmasi positif. Suyasa menyebut selama ini salah satu kendala percepatan penanganan covid ialah keterbatasan kapasitas alat uji PCR.

“Selama ini salah satu kendalanya di sana. Karena kami nggak punya mesin. Setelah spesimen diambil, dikirim ke provinsi, tidak serta merta keluar.

Bisa lebih dari 3 hari. Kalau nanti beroperasi, tentu akan jauh lebih cepat. Proses tracing juga akan bisa dilakukan lebih masif lagi,” kata Suyasa.

Sekadar diketahui, RSUD Buleleng mendapat bantuan alat uji PCR dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada September lalu.

Butuh waktu selama dua bulan penuh bagi RSUD Buleleng untuk mempersiapkan ruangan dan SDM, agar alat uji PCR dapat segera digunakan.

Alat uji PCR itu diperkirakan berkapasitas sebanyak 15 spesimen dalam sekali uji, atau maksimal 45 spesimen dalam sehari. Kapasitas itu dianggap sudah memadai. 

SINGARAJA – Pemerintah menargetkan laboratorium PCR (Polymerase Chain Reaction) di RSUD Buleleng bisa beroperasi pada akhir Oktober nanti.

Saat ini RSUD Buleleng masih melakukan persiapan gedung dan tenaga ahli. Sehingga hasil uji sampel swab terhadap pasien covid-19, pasien suspek, dan kontak erat, dapat dilakukan lebih cepat.

Direktur RSUD Buleleng dr. Putu Arya Nugraha Sp.PD mengatakan, hingga kemarin pekerjaan fisik sudah mencapai 70 persen.

Ia memperkirakan laboratorium akan siap digunakan pada akhir Oktober mendatang. Sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan juga akan menuntaskan pelatihan mereka pada akhir bulan nanti.

“Analis kami sudah menjalani pelatihan di RS Bali Mandara. Sekitar 10 hari lagi sudah tuntas. Sehingga akhir Oktober nanti sudah bisa digunakan untuk uji fungsi.

Bulan depan, mudah-mudahan sudah bisa beroperasi penuh,” kata dr. Arya saat ditemui di ruang kerjanya kemarin.

Untuk SDM, Arya menyatakan telah menugaskan seorang ahli patologi klinik. Selain itu seorang ahli mikrobiologi klinik kini tengah menjalani proses pendidikan.

Ahli mikrobiologi itu diperkirakan sudah menuntaskan proses pendidikannya pada akhir tahun depan.

“Analis terlatih juga sudah ada 4 orang yang sedang pelatihan di RS Bali Mandara. Kalau memang kedepan butuh lebih banyak, secara bergelombang tenaga analis akan kami latih seluruhnya,” imbuh dr. Arya.

Sementara itu Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Buleleng Gede Suyasa mengatakan, alat uji PCR itu akan mempercepat proses diagnose klinis dalam penanganan covid-19.

Baik itu pada kasus yang masuk suspek, kontak erat, maupun pasien terkonfirmasi positif. Suyasa menyebut selama ini salah satu kendala percepatan penanganan covid ialah keterbatasan kapasitas alat uji PCR.

“Selama ini salah satu kendalanya di sana. Karena kami nggak punya mesin. Setelah spesimen diambil, dikirim ke provinsi, tidak serta merta keluar.

Bisa lebih dari 3 hari. Kalau nanti beroperasi, tentu akan jauh lebih cepat. Proses tracing juga akan bisa dilakukan lebih masif lagi,” kata Suyasa.

Sekadar diketahui, RSUD Buleleng mendapat bantuan alat uji PCR dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada September lalu.

Butuh waktu selama dua bulan penuh bagi RSUD Buleleng untuk mempersiapkan ruangan dan SDM, agar alat uji PCR dapat segera digunakan.

Alat uji PCR itu diperkirakan berkapasitas sebanyak 15 spesimen dalam sekali uji, atau maksimal 45 spesimen dalam sehari. Kapasitas itu dianggap sudah memadai. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/