33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:59 PM WIB

Fakultas Sains dan Teknologi UNR Tak Mau Jadi “Menara Gading”

DENPASAR, Radar Bali– Kurikulum perguruan tinggi adalah inti kegiatan yang harus dikembangkan sesuai perkembangan keilmuan dan pengetahuan. Penyusunannya juga harus sesuai dengan kemampuan mahasiswa sebagai pelanggan dan kebutuhan dunia usaha serta industri selaku pengguna lulusan. Pengembangan kurikulum di Indonesia saat ini juga diharapkan menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) andal dan terampil yang siap menghadapi era disrupsi 4.0.

Disrupsi adalah sebuah era di mana terjadi inovasi dan perubahan besar-besaran secara fundamental. Disrupsi mengubah semua sistem, tatanan, dan cara pandang ke cara-cara baru. Permendikbud No. 1 tahun 2021 tentang kebijakan kampus merdeka, merdeka belajar juga sedikit banyak memengaruhi arah perkembangan kurikulum pendidikan tinggi.

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai yang terdiri dari 2 program studi, yaitu Program Studi Teknik Sipil dan Arsitektur menjawab tantangan tersebut dengan mengadakan kegiatan reorientasi kurikulum yang diselenggarakan dalam beberapa tahap. Salah satu tahap akhir adalah penyelenggaraan Focus Group Disscusion (FGD) untuk menyerap aspirasi dari stakeholders dari pihak internal dan eksternal kampus, antara lain alumni, asosiasi profesi, dan pengguna lulusan. 

Kegiatan ini diselenggarakan di Kampus Universitas Ngurah Rai, Sabtu (19/6) lalu. Narasumber hadir dari pihak BPD Gapensi (Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Seluruh Indonesia) Bali, Inkindo (Ikatan Nasional Konsultan Indonesia) Bali, IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) Bali, PII (Persatuan Insinyur Indonesia) Bali selaku organisasi profesi. Sedangkan pengguna lulusan diwakili oleh PT. Tunas Jaya Sanur dan CV. Sinar Bali.  

Selain dari pihak luar, FGD juga menjadi ajang menyerap masukan mengenai arah kebijakan kurikulum dari Wakil Rektor I Bidang Akademik UNR, Ketua LPPM UNR dan Ketua Badan Penjaminan Mutu UNR. FGD reorientasi kurikulum juga dihadiri oleh perwakilan alumni, seluruh dosen, dan mahasiswa di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai.

Rektor Universitas Ngurah Rai, Dr. Ni Putu Tirka Widanti, SS., MBA., MM., M.Hum, dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan menyampaikan bahwa penyegaran kurikulum yang berkala, terstruktur, dan terencana diperlukan untuk menciptakan link and match, yaitu  keterkaitan dan kepadanan antara hasil pendidikan di perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri. Rektor juga menyampaikan rasa terima kasih atas antusiasme stakeholders yang hadir memberikan sumbangsih masukannya atas kurikulum yang akan berlaku di fakultas.

Dalam FGD ini disampaikan beberapa masukan yang cukup penting. Antara lain agar lulusan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai tidak hanya memiliki keterampilan dalam bidang teknik semata, tetapi juga didukung dengan kemampuan komunikasi yang baik. Lulusan harus dapat mengomunikasikan ide, pendapatnya secara tepat dengan tetap mengedepankan kepercayaan diri atas kemampuannya. Kurikulum Fakultas Sains dan Teknologi yang saat ini sudah baik, agar dapat ditingkatkan sehingga menghasilkan lulusan yang terampil di bidang manajemen, administrasi, dan teknis.

Stakeholders juga mengingatkan agar perguruan tinggi tidak menjadi “menara gading” namun tetap memberikan kesempatan lebih luas pada mahasiswanya untuk melihat dan belajar menyelesaikan kasus-kasus keteknikan di lapangan.

Secara umum, undangan yang hadir menyatakan dukungannya atas pelaksanaan program Kampus Merdeka, Merdeka Belajar di Fakultas Sains dan Teknologi karena dinilai dapat membantu terciptanya sumber daya manusia yang mengedepankan sikap profesionalisme kerja.

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai dengan 2 pilihan program studinya (Teknik Sipil dan Arsitektur) pada Tahun Akademik 2021/2022 ini masih membuka pendaftaran mahasiswa baru. Peminat dapat menghubungi nomor telepon 082 146 527 647/ 082 146 527 637 (WA/ Line) atau langsung via website https://pmb.unr.ac.id/. 

DENPASAR, Radar Bali– Kurikulum perguruan tinggi adalah inti kegiatan yang harus dikembangkan sesuai perkembangan keilmuan dan pengetahuan. Penyusunannya juga harus sesuai dengan kemampuan mahasiswa sebagai pelanggan dan kebutuhan dunia usaha serta industri selaku pengguna lulusan. Pengembangan kurikulum di Indonesia saat ini juga diharapkan menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) andal dan terampil yang siap menghadapi era disrupsi 4.0.

Disrupsi adalah sebuah era di mana terjadi inovasi dan perubahan besar-besaran secara fundamental. Disrupsi mengubah semua sistem, tatanan, dan cara pandang ke cara-cara baru. Permendikbud No. 1 tahun 2021 tentang kebijakan kampus merdeka, merdeka belajar juga sedikit banyak memengaruhi arah perkembangan kurikulum pendidikan tinggi.

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai yang terdiri dari 2 program studi, yaitu Program Studi Teknik Sipil dan Arsitektur menjawab tantangan tersebut dengan mengadakan kegiatan reorientasi kurikulum yang diselenggarakan dalam beberapa tahap. Salah satu tahap akhir adalah penyelenggaraan Focus Group Disscusion (FGD) untuk menyerap aspirasi dari stakeholders dari pihak internal dan eksternal kampus, antara lain alumni, asosiasi profesi, dan pengguna lulusan. 

Kegiatan ini diselenggarakan di Kampus Universitas Ngurah Rai, Sabtu (19/6) lalu. Narasumber hadir dari pihak BPD Gapensi (Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Seluruh Indonesia) Bali, Inkindo (Ikatan Nasional Konsultan Indonesia) Bali, IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) Bali, PII (Persatuan Insinyur Indonesia) Bali selaku organisasi profesi. Sedangkan pengguna lulusan diwakili oleh PT. Tunas Jaya Sanur dan CV. Sinar Bali.  

Selain dari pihak luar, FGD juga menjadi ajang menyerap masukan mengenai arah kebijakan kurikulum dari Wakil Rektor I Bidang Akademik UNR, Ketua LPPM UNR dan Ketua Badan Penjaminan Mutu UNR. FGD reorientasi kurikulum juga dihadiri oleh perwakilan alumni, seluruh dosen, dan mahasiswa di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai.

Rektor Universitas Ngurah Rai, Dr. Ni Putu Tirka Widanti, SS., MBA., MM., M.Hum, dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan menyampaikan bahwa penyegaran kurikulum yang berkala, terstruktur, dan terencana diperlukan untuk menciptakan link and match, yaitu  keterkaitan dan kepadanan antara hasil pendidikan di perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri. Rektor juga menyampaikan rasa terima kasih atas antusiasme stakeholders yang hadir memberikan sumbangsih masukannya atas kurikulum yang akan berlaku di fakultas.

Dalam FGD ini disampaikan beberapa masukan yang cukup penting. Antara lain agar lulusan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai tidak hanya memiliki keterampilan dalam bidang teknik semata, tetapi juga didukung dengan kemampuan komunikasi yang baik. Lulusan harus dapat mengomunikasikan ide, pendapatnya secara tepat dengan tetap mengedepankan kepercayaan diri atas kemampuannya. Kurikulum Fakultas Sains dan Teknologi yang saat ini sudah baik, agar dapat ditingkatkan sehingga menghasilkan lulusan yang terampil di bidang manajemen, administrasi, dan teknis.

Stakeholders juga mengingatkan agar perguruan tinggi tidak menjadi “menara gading” namun tetap memberikan kesempatan lebih luas pada mahasiswanya untuk melihat dan belajar menyelesaikan kasus-kasus keteknikan di lapangan.

Secara umum, undangan yang hadir menyatakan dukungannya atas pelaksanaan program Kampus Merdeka, Merdeka Belajar di Fakultas Sains dan Teknologi karena dinilai dapat membantu terciptanya sumber daya manusia yang mengedepankan sikap profesionalisme kerja.

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai dengan 2 pilihan program studinya (Teknik Sipil dan Arsitektur) pada Tahun Akademik 2021/2022 ini masih membuka pendaftaran mahasiswa baru. Peminat dapat menghubungi nomor telepon 082 146 527 647/ 082 146 527 637 (WA/ Line) atau langsung via website https://pmb.unr.ac.id/. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/