25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:25 AM WIB

Antrean Panjang Imigrasi di Bandara Ngurah Rai, Parta Sebut Memalukan

MANGUPURA – Pulau Dewata “merana” karena virus korona. Situasi chaos tersebut kian memprihatinkan lantaran kinerja Kantor Imigrasi Kelas 1 Khusus TPI Ngurah Rai yang “memalukan”.

Sistem imigrasi di Bandara I Gusti Ngurah Rai bermasalah dan menyebabkan antrean panjang penumpang di Terminal Kedatangan Internasional pada Jumat (21/2) lalu.

Gangguan itu menyebabkan keterlambatan pelayanan bagi penumpang yang datang ke Bali dari mancanegara.

Mirisnya, untuk mengatasi gangguan itu, pihak Imigrasi memberikan pelayanan secara manual kepada seluruh penumpang.

Situasi ini mengundang perhatian I Nyoman Parta, Anggota Komisi VI DPR RI. Politisi PDI Perjuangan asal Gianyar itu menyebut imigrasi belum adaptif dengan perkembangan teknologi informasi (TI).

“Saya prihatin di tengah-tengah seriusnya dampak negatif virus korona terhadap pariwisata, bukannya memberikan kesan positif tentang perbaikan pelayanan, Imigrasi Ngurah Rai justru menunjukkan kinerja memalukan,” ucapnya.

Terang Parta, di Imigrasi Ngurah Rai tentu menjalin kerja sama dengan pihak Telkom yang menyediakan internet.

“Ada pula pihak vendor yang menyediakan aplikasi. Yang bermasalah ini yang mana? Kejadian ini menunjukan bahwa

imigrasi belum adaptif dengan era revolusi industri teknologi informasi 4.0. Berarti komitmen tersebut hanya wacana saja,” tegasnya.

“Sebagai destinasi pariwisata internasional, kejadian terganggunnya sistem di Imigrasi Ngurah Rai yang menyebabkan antrian sampai 3 jam ini memalukan Bali sekaligus

Indonesia di mata internasional,” sambung Parta sembari menyebut Imigrasi Ngurah Rai adalah garda depan pelayanan pariwisata ketika turis mancanegara pertama kali menginjakkan kaki di Bali.

“Jadi kesan pertama ini harus menggoda. Dibuat senyaman mungkin bagi turis demi citra positif di mata internasional. Bukan justru kebalikannya,” terang politisi murah senyum itu.

Ditambahkannya, Komisi VI DPR RI saat ini sedang mendorong  pemerintah melakukan upaya-upaya agar pariwisata segera pulih. Antara lain lewat kebijalan tiket murah, baik domestik maupun penerbangan internasional.

“Kita juga sedang mendorong pemerintah untuk mencari pasar di luar Tiongkok. Eh malah ada kejadian sepeti ini. Ini memalukan.

Sebaiknnya sistem di Imigrasi bukan hanya berfungsi administratif, melainkan juga menyangkut dengan keamanan dan wibawa negara.

Seharusnnya disiapkan sistem atau planning untuk mengantisipasi situasi terburuk yang berpeluang terjadi,” tutupnya.

Sebagaimana diketahui, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kanwil Kemenkumham) Provinsi Bali Sutrisno meminta maaf atas kejadian tersebut.

Sutrisno menjelaskan, pihak Imigrasi telah memperbaiki kerusakan tersebut pada Sabtu pukul 04.00 Wita. Kini, sistem dan pemeriksaan Imigrasi sudah kembali normal.

Ia menjelaskan, gangguan yang terjadi sekitar pukul 10.30 Wita menyebabkan kelambatan pelayanan bagi penumpang yang datang ke Bali dari mancanegara.

Di pihak lain, Kepala Seksi Informasi Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai Putu Suhendra mengatakan, masalah tersebut disebabkan rusaknya hardware atau perangkat keras dan firewall system di Imigrasi. 

MANGUPURA – Pulau Dewata “merana” karena virus korona. Situasi chaos tersebut kian memprihatinkan lantaran kinerja Kantor Imigrasi Kelas 1 Khusus TPI Ngurah Rai yang “memalukan”.

Sistem imigrasi di Bandara I Gusti Ngurah Rai bermasalah dan menyebabkan antrean panjang penumpang di Terminal Kedatangan Internasional pada Jumat (21/2) lalu.

Gangguan itu menyebabkan keterlambatan pelayanan bagi penumpang yang datang ke Bali dari mancanegara.

Mirisnya, untuk mengatasi gangguan itu, pihak Imigrasi memberikan pelayanan secara manual kepada seluruh penumpang.

Situasi ini mengundang perhatian I Nyoman Parta, Anggota Komisi VI DPR RI. Politisi PDI Perjuangan asal Gianyar itu menyebut imigrasi belum adaptif dengan perkembangan teknologi informasi (TI).

“Saya prihatin di tengah-tengah seriusnya dampak negatif virus korona terhadap pariwisata, bukannya memberikan kesan positif tentang perbaikan pelayanan, Imigrasi Ngurah Rai justru menunjukkan kinerja memalukan,” ucapnya.

Terang Parta, di Imigrasi Ngurah Rai tentu menjalin kerja sama dengan pihak Telkom yang menyediakan internet.

“Ada pula pihak vendor yang menyediakan aplikasi. Yang bermasalah ini yang mana? Kejadian ini menunjukan bahwa

imigrasi belum adaptif dengan era revolusi industri teknologi informasi 4.0. Berarti komitmen tersebut hanya wacana saja,” tegasnya.

“Sebagai destinasi pariwisata internasional, kejadian terganggunnya sistem di Imigrasi Ngurah Rai yang menyebabkan antrian sampai 3 jam ini memalukan Bali sekaligus

Indonesia di mata internasional,” sambung Parta sembari menyebut Imigrasi Ngurah Rai adalah garda depan pelayanan pariwisata ketika turis mancanegara pertama kali menginjakkan kaki di Bali.

“Jadi kesan pertama ini harus menggoda. Dibuat senyaman mungkin bagi turis demi citra positif di mata internasional. Bukan justru kebalikannya,” terang politisi murah senyum itu.

Ditambahkannya, Komisi VI DPR RI saat ini sedang mendorong  pemerintah melakukan upaya-upaya agar pariwisata segera pulih. Antara lain lewat kebijalan tiket murah, baik domestik maupun penerbangan internasional.

“Kita juga sedang mendorong pemerintah untuk mencari pasar di luar Tiongkok. Eh malah ada kejadian sepeti ini. Ini memalukan.

Sebaiknnya sistem di Imigrasi bukan hanya berfungsi administratif, melainkan juga menyangkut dengan keamanan dan wibawa negara.

Seharusnnya disiapkan sistem atau planning untuk mengantisipasi situasi terburuk yang berpeluang terjadi,” tutupnya.

Sebagaimana diketahui, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kanwil Kemenkumham) Provinsi Bali Sutrisno meminta maaf atas kejadian tersebut.

Sutrisno menjelaskan, pihak Imigrasi telah memperbaiki kerusakan tersebut pada Sabtu pukul 04.00 Wita. Kini, sistem dan pemeriksaan Imigrasi sudah kembali normal.

Ia menjelaskan, gangguan yang terjadi sekitar pukul 10.30 Wita menyebabkan kelambatan pelayanan bagi penumpang yang datang ke Bali dari mancanegara.

Di pihak lain, Kepala Seksi Informasi Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai Putu Suhendra mengatakan, masalah tersebut disebabkan rusaknya hardware atau perangkat keras dan firewall system di Imigrasi. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/