29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 3:04 AM WIB

Ini Rencana Baru Satgas Covid-19 Cegah Penyebaran Corona di Bali

DENPASAR – Pemprov Bali secepatnya akan melakukan screening test berdasar skala prioritas. Menurut rencana, screening test akan dilakukan di Rumah Sakit Kodam IX Udayana (RSAD).

Saat ini, tim bentukan Satgas Covid-19 tengah melakukan berbagai upaya persiapan tes screening. Di luar itu, untuk mengoptimalkan pemeriksaan tes Covid-19, tengah disiapkan laboratorium RSUP Sanglah untuk tes Covid-19.

Gubernur Bali Wayan Koster juga telah mengintruksikan kepada seluruh rumah sakit yang ada di seluruh Bali baik negeri maupun swasta

untuk menutup jam kunjungan pasien rawat inap dan pembatasan penunggu pasien rawat inap di semua rumah sakit. 

Disinggung mengenai kekuatan SDM kesehatan yang ada di RSUP Sanglah, Pemprov Bali telah bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana serta

beberapa universitas kesehatan yang ada di Bali untuk turut mengerahkan SDM-nya sehingga RSUP Sanglah tidak kewalahan dalam menangai pasien.

Kekurangan alat kesehatan dan alat pelindung diri (APD) masih menjadi masalah sendiri. Sampai saat ini Pemprov Bali baru dalam tahapan  berkoordinasi dengan Rumah Sakit yang ada di Bali, sehingga pemenuhan tersebut terus dilakukan.

Kasatgas Covid-19 Bali Dewa Made Indra mengatakan, Pemprov telah melakukan berbagai upaya pemenuhan termasuk meminta bantuan dari Pemerintah Pusat.

“Namun memang diakui terjadi kelangkaan APD dan Alkes yang tidak hanya terjadi di Bali. Untuk itu, Pemprov Bali akan terus melakukan upaya pemenuhan,” terangnya.

Maka dari itu, rencana mempercepat pembuatan laboratorium pengujian sampel, screening dan rapid test sehingga menghemat APD untuk perawat dan dokter, sedikit terhambat.

 “Mempercepat APD, rapid test, screening dan uji lab di RS Sanglah itu bagian strategi menghemat SDM dan APD di rumah sakit.

Kebutuhan SDM dan APD tinggi, karena lama PDP menunggu hasil uii lab. Satu orang PDP menunggu tiga hari sekurang-kurangnya di rumah sakit sehingga membutuhkan

SDM yang banyak dan APD yang banyak karena APD ini untuk Covid 19 sekali pakai. Kelangkaan APD kami berusahaa mencari,” pungkasnya.

DENPASAR – Pemprov Bali secepatnya akan melakukan screening test berdasar skala prioritas. Menurut rencana, screening test akan dilakukan di Rumah Sakit Kodam IX Udayana (RSAD).

Saat ini, tim bentukan Satgas Covid-19 tengah melakukan berbagai upaya persiapan tes screening. Di luar itu, untuk mengoptimalkan pemeriksaan tes Covid-19, tengah disiapkan laboratorium RSUP Sanglah untuk tes Covid-19.

Gubernur Bali Wayan Koster juga telah mengintruksikan kepada seluruh rumah sakit yang ada di seluruh Bali baik negeri maupun swasta

untuk menutup jam kunjungan pasien rawat inap dan pembatasan penunggu pasien rawat inap di semua rumah sakit. 

Disinggung mengenai kekuatan SDM kesehatan yang ada di RSUP Sanglah, Pemprov Bali telah bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana serta

beberapa universitas kesehatan yang ada di Bali untuk turut mengerahkan SDM-nya sehingga RSUP Sanglah tidak kewalahan dalam menangai pasien.

Kekurangan alat kesehatan dan alat pelindung diri (APD) masih menjadi masalah sendiri. Sampai saat ini Pemprov Bali baru dalam tahapan  berkoordinasi dengan Rumah Sakit yang ada di Bali, sehingga pemenuhan tersebut terus dilakukan.

Kasatgas Covid-19 Bali Dewa Made Indra mengatakan, Pemprov telah melakukan berbagai upaya pemenuhan termasuk meminta bantuan dari Pemerintah Pusat.

“Namun memang diakui terjadi kelangkaan APD dan Alkes yang tidak hanya terjadi di Bali. Untuk itu, Pemprov Bali akan terus melakukan upaya pemenuhan,” terangnya.

Maka dari itu, rencana mempercepat pembuatan laboratorium pengujian sampel, screening dan rapid test sehingga menghemat APD untuk perawat dan dokter, sedikit terhambat.

 “Mempercepat APD, rapid test, screening dan uji lab di RS Sanglah itu bagian strategi menghemat SDM dan APD di rumah sakit.

Kebutuhan SDM dan APD tinggi, karena lama PDP menunggu hasil uii lab. Satu orang PDP menunggu tiga hari sekurang-kurangnya di rumah sakit sehingga membutuhkan

SDM yang banyak dan APD yang banyak karena APD ini untuk Covid 19 sekali pakai. Kelangkaan APD kami berusahaa mencari,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/