29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 9:19 AM WIB

Sebelum Anak Lahir, Budayana Bermimpi Gunung Agung Meletus

RadarBali.com – Sungguh malang nian nasib yang dialami buah hati dari pasangan I Gede Budayana, 28 dan I Kadek Lestari, 26.

Buah hati pasangan pengungsi Gunung Agung berjenis kelamin laki-laki terlahir normal, namun dengan kondisi kelainan bawaan di bagian punggung belakang.

Menurut Gede Budayana, anak pertamanya berjenis perempuan dengan nama Ni Kadek Sinta lahir secara normal dan tidak ada gejala penyakit apapun.

Mulai muncul kelainan bawaan saat anak keduanya terlahir. Anak kedua yang diberi nama Komang Ngurah Juni terlahir normal dengan kondisi benjolan di belakang punggung dan mengalami pembesaran di kepala (hidrosephalus).

“Anak saya yang kedua ini akhirnya meninggal dunia di usia 7 bulan,” ujar Gede Budayana. Baru kemudian lahir anak ketiganya sekarang yang memiliki kelainan di bagian belakang punggung.

“Sebagai seorang tua karena anak memiliki kelainan bawaan, ya tentu khawatir. Namun terpenting saat ini mudah-mudahan diberikan kesehatan,” jelas Budayana.

Sebelum lahir buah hatinya yang ketiga, Budayana dan istrinya tidak ada firasat apapun. Bahkan, berdasar hasil ultrasonografi (USG) baik dan normal.

Tapi, satu bulan sebelum lahir buah hatinya Budayana sering bermimpi dicari ular dan bermimpi Gunung Agung meletus.

Dalam mimpinya, dia dan istrinya kemudian lari ke tempat pengungsian. “Ternyata yang saya mimpikan itu benar. Kami dan keluarga lainnya diungsikan setelah Gunung Agung ditetapkan Awas,” ujarnya.

Untuk segala pembiayaan rumah sakit belum tahu berapa biayanya. Namun, istrinya memiliki kartu BPJS kesehatan.

“Saya masih bingung dengan aturan BPJS kesehatan. Hanya istri saja yang tertanggung. Sedangkan bayi tidak mendapat tanggungan dari BPJS.

Oleh karena itu pihak rumah sakit menyarankan untuk mengurus BPJS kesehatan. Saya juga belum tahu apakah segala pembiayaan rumah sakit ditanggung pemerintah. Karena kami masuk warga pengungsi,” katanya

RadarBali.com – Sungguh malang nian nasib yang dialami buah hati dari pasangan I Gede Budayana, 28 dan I Kadek Lestari, 26.

Buah hati pasangan pengungsi Gunung Agung berjenis kelamin laki-laki terlahir normal, namun dengan kondisi kelainan bawaan di bagian punggung belakang.

Menurut Gede Budayana, anak pertamanya berjenis perempuan dengan nama Ni Kadek Sinta lahir secara normal dan tidak ada gejala penyakit apapun.

Mulai muncul kelainan bawaan saat anak keduanya terlahir. Anak kedua yang diberi nama Komang Ngurah Juni terlahir normal dengan kondisi benjolan di belakang punggung dan mengalami pembesaran di kepala (hidrosephalus).

“Anak saya yang kedua ini akhirnya meninggal dunia di usia 7 bulan,” ujar Gede Budayana. Baru kemudian lahir anak ketiganya sekarang yang memiliki kelainan di bagian belakang punggung.

“Sebagai seorang tua karena anak memiliki kelainan bawaan, ya tentu khawatir. Namun terpenting saat ini mudah-mudahan diberikan kesehatan,” jelas Budayana.

Sebelum lahir buah hatinya yang ketiga, Budayana dan istrinya tidak ada firasat apapun. Bahkan, berdasar hasil ultrasonografi (USG) baik dan normal.

Tapi, satu bulan sebelum lahir buah hatinya Budayana sering bermimpi dicari ular dan bermimpi Gunung Agung meletus.

Dalam mimpinya, dia dan istrinya kemudian lari ke tempat pengungsian. “Ternyata yang saya mimpikan itu benar. Kami dan keluarga lainnya diungsikan setelah Gunung Agung ditetapkan Awas,” ujarnya.

Untuk segala pembiayaan rumah sakit belum tahu berapa biayanya. Namun, istrinya memiliki kartu BPJS kesehatan.

“Saya masih bingung dengan aturan BPJS kesehatan. Hanya istri saja yang tertanggung. Sedangkan bayi tidak mendapat tanggungan dari BPJS.

Oleh karena itu pihak rumah sakit menyarankan untuk mengurus BPJS kesehatan. Saya juga belum tahu apakah segala pembiayaan rumah sakit ditanggung pemerintah. Karena kami masuk warga pengungsi,” katanya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/