28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:00 AM WIB

Resmi Dirilis, Pelajar Bali Antusias Pelajari Bahaya Terorisme

DENPASAR – Sejak diresmikan 27 November lalu, Museum Penanggulangan Terorisme di Jalan WR. Supratman, Denpasar Timur, terus dibanjiri kunjungan anak-anak sekolah. 

Terutama siswa SD dan SMP. Akhir pekan kemarin giliran rombongan siswa dari SDN Semarapura Tengah, SMPN 2 Barasura Klungkung, SMPN 1 Singaraja dan polisi cilik Polres Bangli. 

Ratusan siswa itu diterima dua petugas jaga, Bripda Christin Dessy Natalia dan Bripda Jessica Febria Tokilov. 

Senyum, sapa dan salam terucap dari srikandi Polda Bali ini saat para pengunjung hendak masuk ke dalam museum. 

“Masyarakat bersama keluarga rupanya penasaran ingin mengetahui apa saja yang ada di dalam museum ini,” tutur Bripda Dessy, kemarin.

Dijelaskan Dessy, awalnya para siswa menilai bahwa polisi itu jahat karena membunuh para teroris dengan melakukan penembakan. 

“Setelah kami jelaskan bagaimana proses terjadinya Bom Bali I dan II dan dampak yang timbulkan, baru mereka mengerti dan memahami kalau teroris sangat jahat dan harus dibasmi,” imbuh Dessy. 

Ide pembuatan museum ini untuk mengenang jasa-jasa para polisi yang gugur saat mengamankan serangan teror bom Bali. 

Tanggapan para pengunjung pun beragam terkait pembangunan museum ini. Seperti yang disampaikan oleh perwakilan siswi Bangli yang mengaku bernama Ajeng. 

Ia menilai bahwa museum ini sangat bagus karena bisa mengedukasi, dari yang tidak tahu tentang bom dan penangkapan teroris akhirnya bisa mengetahui setelah dijelaskan pemandu. 

Hal senada juga disampaikan siswa SMPN 2 Barasura Klungkung, Anak Agung Ari Wicaksana. 

Ari mengatakan, di museum ini dirinya mendapat pengetahuan yang banyak tentang ciri-ciri bom. 

“Saya juga jadi tahu penangkapan teroris, dan mengetahui bagaimana cara menjinakkan bom serta alat yang diigunakan saat menjinakan bom di daerah yang terdapat teroris,” katanya. 

DENPASAR – Sejak diresmikan 27 November lalu, Museum Penanggulangan Terorisme di Jalan WR. Supratman, Denpasar Timur, terus dibanjiri kunjungan anak-anak sekolah. 

Terutama siswa SD dan SMP. Akhir pekan kemarin giliran rombongan siswa dari SDN Semarapura Tengah, SMPN 2 Barasura Klungkung, SMPN 1 Singaraja dan polisi cilik Polres Bangli. 

Ratusan siswa itu diterima dua petugas jaga, Bripda Christin Dessy Natalia dan Bripda Jessica Febria Tokilov. 

Senyum, sapa dan salam terucap dari srikandi Polda Bali ini saat para pengunjung hendak masuk ke dalam museum. 

“Masyarakat bersama keluarga rupanya penasaran ingin mengetahui apa saja yang ada di dalam museum ini,” tutur Bripda Dessy, kemarin.

Dijelaskan Dessy, awalnya para siswa menilai bahwa polisi itu jahat karena membunuh para teroris dengan melakukan penembakan. 

“Setelah kami jelaskan bagaimana proses terjadinya Bom Bali I dan II dan dampak yang timbulkan, baru mereka mengerti dan memahami kalau teroris sangat jahat dan harus dibasmi,” imbuh Dessy. 

Ide pembuatan museum ini untuk mengenang jasa-jasa para polisi yang gugur saat mengamankan serangan teror bom Bali. 

Tanggapan para pengunjung pun beragam terkait pembangunan museum ini. Seperti yang disampaikan oleh perwakilan siswi Bangli yang mengaku bernama Ajeng. 

Ia menilai bahwa museum ini sangat bagus karena bisa mengedukasi, dari yang tidak tahu tentang bom dan penangkapan teroris akhirnya bisa mengetahui setelah dijelaskan pemandu. 

Hal senada juga disampaikan siswa SMPN 2 Barasura Klungkung, Anak Agung Ari Wicaksana. 

Ari mengatakan, di museum ini dirinya mendapat pengetahuan yang banyak tentang ciri-ciri bom. 

“Saya juga jadi tahu penangkapan teroris, dan mengetahui bagaimana cara menjinakkan bom serta alat yang diigunakan saat menjinakan bom di daerah yang terdapat teroris,” katanya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/