29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:05 AM WIB

Kritik Politik Dinasti, Golkar Incar Kandidat Independen Jadi Cabup

TABANAN – DPD II Golkar Tabanan terus mematangkan strategi untuk menatap Pilkada Tabanan tahun 2020 mendatang. 

Golkar  baru saja merampungkan pelatihan kader partai yang digelar Minggu (22/12) kemarin. Sejauh ini Golkar Tabanan telah menjajaki komunikasi dengan beberapa partai. 

Namun, untuk mengusung calon, partai berlambang beringin ini hanya bisa berkoalisi dengan Nasdem. 

Bulan Januari 2020 mendatang, partai ini baru akan memulai melakukan penjaringan kandidat sambil mengatur koalisi.

Ketua DPD II Golkar Tabanan Nyoman Wirya mengatakan, sejauh ini partai Golkar di Tabanan sudah melakukan penjajakan diam-diam dengan mendekati figur-figur yang dianggap pas.

“Sudah ada dua sampai tiga nama,” katanya. Figur-figur yang dimasukan dalam bursa bakal calon itu kata Wirya merupakan figur-figur non partai. 

Karena menurutnya untuk melawan PDIP di Tabanan perlu calon baru. “Nanti dari hasil rekrutan kami dan Nasdem ini akan disandingkan. 

Tapi kami ingin calon wakil bupatinya dari partai kami. Tapi itu kembali lagi soal kesepakatan dengan koalisi,” jelasnya.

Meski mengacu pada suara Pileg beberpaa waktu lalu, Golkar hanya mendulang suara 12 persen, namun untuk hajatan Pilkada adan atmosfir yang berbeda. 

Masyarakat Tabanan butuh orang baru, terlebih di kubu PDIP muncul politik dinasti yakni adik kandung Eka Wiryastuti bupati Tabanan saat ini. 

“Walaupun suara di Pileg PDIP mendominasi hingga 80 persen, tapi di Pilkada akan berbeda. Masyarakat Tabanan itu cukup jenuh dengan keberadaan politik dinasti ini. 

Kalau melihat pembangunan di Tabanan meski dianggap berhasil, tapi masih banyak masalah-masalah yang belum bisa diatasi. Salah satunya kondisi jalan masih banyak yang rusak ini terjadi terus menerus,” sindirnya.

Selain melakukan penjajakan, ada beberapa partai yang kanarnya akan ikut bergabung di luar Nasdem. Saah satunya, Demokrat yang saat ini memiliki satu kursi di dewan. 

“Tapi, Demokrat masih menimbang-nimbang. Ini juga prosesnya masih lama. Kami juga tidak mau gembar gembor karena koalisi kita masih tanggung. 

Januari baru mulai memanaskan mesin, tapi untuk di internal kami sudah berjalan dari beberapa waktu lalu,” tandasnya.

TABANAN – DPD II Golkar Tabanan terus mematangkan strategi untuk menatap Pilkada Tabanan tahun 2020 mendatang. 

Golkar  baru saja merampungkan pelatihan kader partai yang digelar Minggu (22/12) kemarin. Sejauh ini Golkar Tabanan telah menjajaki komunikasi dengan beberapa partai. 

Namun, untuk mengusung calon, partai berlambang beringin ini hanya bisa berkoalisi dengan Nasdem. 

Bulan Januari 2020 mendatang, partai ini baru akan memulai melakukan penjaringan kandidat sambil mengatur koalisi.

Ketua DPD II Golkar Tabanan Nyoman Wirya mengatakan, sejauh ini partai Golkar di Tabanan sudah melakukan penjajakan diam-diam dengan mendekati figur-figur yang dianggap pas.

“Sudah ada dua sampai tiga nama,” katanya. Figur-figur yang dimasukan dalam bursa bakal calon itu kata Wirya merupakan figur-figur non partai. 

Karena menurutnya untuk melawan PDIP di Tabanan perlu calon baru. “Nanti dari hasil rekrutan kami dan Nasdem ini akan disandingkan. 

Tapi kami ingin calon wakil bupatinya dari partai kami. Tapi itu kembali lagi soal kesepakatan dengan koalisi,” jelasnya.

Meski mengacu pada suara Pileg beberpaa waktu lalu, Golkar hanya mendulang suara 12 persen, namun untuk hajatan Pilkada adan atmosfir yang berbeda. 

Masyarakat Tabanan butuh orang baru, terlebih di kubu PDIP muncul politik dinasti yakni adik kandung Eka Wiryastuti bupati Tabanan saat ini. 

“Walaupun suara di Pileg PDIP mendominasi hingga 80 persen, tapi di Pilkada akan berbeda. Masyarakat Tabanan itu cukup jenuh dengan keberadaan politik dinasti ini. 

Kalau melihat pembangunan di Tabanan meski dianggap berhasil, tapi masih banyak masalah-masalah yang belum bisa diatasi. Salah satunya kondisi jalan masih banyak yang rusak ini terjadi terus menerus,” sindirnya.

Selain melakukan penjajakan, ada beberapa partai yang kanarnya akan ikut bergabung di luar Nasdem. Saah satunya, Demokrat yang saat ini memiliki satu kursi di dewan. 

“Tapi, Demokrat masih menimbang-nimbang. Ini juga prosesnya masih lama. Kami juga tidak mau gembar gembor karena koalisi kita masih tanggung. 

Januari baru mulai memanaskan mesin, tapi untuk di internal kami sudah berjalan dari beberapa waktu lalu,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/