28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 3:36 AM WIB

Raja Pemecutan Denpasar, Bali Meninggal Dunia karena Komplikasi

 

DENPASAR-  Ida Cokorda Pemecutan XI, Anak Agung Ngurah Manik Parasara, 76, meninggal dunia pada 22 Desember 2021 pada pukul 05.30 di rumahnya Jalan Mohammad Yamin, Renon.

 

Menantu Ida Cokorda Pemecutan XI, Ida Bagus Wesnawa saat ditemui di Puri Pemecutan mengatakan,Ida Cokorda meninggal karena sakit fungsi jantung yang baru diketahui sejak bulan Oktober lalu. Selain itu, juga mengidap diabetes dan asam urat.

 

Pada Oktober lalu, lanjutnya, ada gejala kronis dan dilarikan ke RS Sanglah untuk perawatan jantung. Kemudian, November mendiang dirawat di rumah dan tetap mendapat perawatan dari tim medis RS Sanglah.

 

“ Kalau sakit terdeteksi awal Oktober, ternyata ada gangguan fungsi jantung. Ada diabetes, agak keras asam urat. Oktober ada gejala kronis kami bawa ke RS Sanglah didiagnosa perawatan jantung. Akhir November perawatan home care dibantu teman RS Sanglah. Tadi pagi (kemarin,Red) gagal nafas dan gagal jantung,” terang Gus Wesnawa.

 

Selama dua bulan terakhir aktivitasnya lebih banyak diatas tempat tidur. Namun, satu hari sebelum meninggal mendiang masih bicara dan berinteraksi dengan keluarga. Ida Cokorda selama hidupnya selain sebagai tokoh puri juga tokoh politik yang aktif di Partai Golkar. Ia pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Badung, Anggota DPRD Bali dan Anggota MPR RI. 

 

Menurut Gus Wesnawa, banyak sekali warisan yang diberikan kepada keluarga. Ia adalah sosok yang ramah dan romantis. Pria yang kerap menggunakan topi merah dan kacamata memang terkenal suka bergaul.

 

Ida Cokorda Pemecutan XI meninggalkan satu istri, Anak Agung Ayu Suryaningsih, empat orang anak dan 12 cucu.  

 

“ Pada anak dan cucu dia selalu meminta kami berlaku santun supaya ada warisan kemudian hari. Pesan terakhir ia katakan kalau sudah kehendak diatas apapun bisa terjadi. Bagi saya sebagai menantu banyak hal pola leadership yang diwariskan ke anak cucu beliau. Kalau kami keluarga beliau sangat humble dan romantis. Pesan moral  yang selalu dikatakan idealisme harus tetap dipertahankan dengan koridor kebernaran. Banyak peninggalan dan pengalaman hidup,” terang Pria yang menjadi kepala bidang di Bappeda Bali ini.  

 

 

 

DENPASAR-  Ida Cokorda Pemecutan XI, Anak Agung Ngurah Manik Parasara, 76, meninggal dunia pada 22 Desember 2021 pada pukul 05.30 di rumahnya Jalan Mohammad Yamin, Renon.

 

Menantu Ida Cokorda Pemecutan XI, Ida Bagus Wesnawa saat ditemui di Puri Pemecutan mengatakan,Ida Cokorda meninggal karena sakit fungsi jantung yang baru diketahui sejak bulan Oktober lalu. Selain itu, juga mengidap diabetes dan asam urat.

 

Pada Oktober lalu, lanjutnya, ada gejala kronis dan dilarikan ke RS Sanglah untuk perawatan jantung. Kemudian, November mendiang dirawat di rumah dan tetap mendapat perawatan dari tim medis RS Sanglah.

 

“ Kalau sakit terdeteksi awal Oktober, ternyata ada gangguan fungsi jantung. Ada diabetes, agak keras asam urat. Oktober ada gejala kronis kami bawa ke RS Sanglah didiagnosa perawatan jantung. Akhir November perawatan home care dibantu teman RS Sanglah. Tadi pagi (kemarin,Red) gagal nafas dan gagal jantung,” terang Gus Wesnawa.

 

Selama dua bulan terakhir aktivitasnya lebih banyak diatas tempat tidur. Namun, satu hari sebelum meninggal mendiang masih bicara dan berinteraksi dengan keluarga. Ida Cokorda selama hidupnya selain sebagai tokoh puri juga tokoh politik yang aktif di Partai Golkar. Ia pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Badung, Anggota DPRD Bali dan Anggota MPR RI. 

 

Menurut Gus Wesnawa, banyak sekali warisan yang diberikan kepada keluarga. Ia adalah sosok yang ramah dan romantis. Pria yang kerap menggunakan topi merah dan kacamata memang terkenal suka bergaul.

 

Ida Cokorda Pemecutan XI meninggalkan satu istri, Anak Agung Ayu Suryaningsih, empat orang anak dan 12 cucu.  

 

“ Pada anak dan cucu dia selalu meminta kami berlaku santun supaya ada warisan kemudian hari. Pesan terakhir ia katakan kalau sudah kehendak diatas apapun bisa terjadi. Bagi saya sebagai menantu banyak hal pola leadership yang diwariskan ke anak cucu beliau. Kalau kami keluarga beliau sangat humble dan romantis. Pesan moral  yang selalu dikatakan idealisme harus tetap dipertahankan dengan koridor kebernaran. Banyak peninggalan dan pengalaman hidup,” terang Pria yang menjadi kepala bidang di Bappeda Bali ini.  

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/