MANGUPURA– Sudah menjadi rutinitas tahunan masalah sampah pantai di musim hujan. Dan, kemarin, sampah kiriman di sepanjang pantai di Badung kian membludak.
Bahkan sampah kiriman saat ini mengalami peningkatan. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung, Putu Eka Merthawan mengakui sampah pantai kian menggunung.
Dibandingkan tiga bulan lalu, sampah kiriman saat ini meningkat hingga lima kali lipat. Mengenai komposisi sampah, sekitar 80 persen merupakan sampah anorganik dan sisanya 20 persen sampah organik.
Sampah ini disinyalir berasal dari sampah warga yang hanyut karena hujan deras beberapa hari belakangan.
“Biasanya rata-rata 50 ton per hari. Tapi, kini mencapai 100 truk per hari atau sekitar 250 ton. Kondisi ini darurat,” terang Eka Merthawan.
Ia mengakui, ada 1.000 petugas yang diterjunkan untuk melakukan pembersihan bentang pantai sepanjang 12 kilometer.
Sayangnya, dia mengalami kendala pengangkutan. Pasalnya, truk harus mengantre di TPA Suwung.
“Bahkan menunggu sampai tujuh jam. Jadi terpaksa sementara kami letakkan di stop over-stop over yang ada di kawasan pantai,” jelasnya.
Kepala Dinas Pariwisata Badung I Made Badra mengatakan, karena kondisi cuaca yang tidak mendukung, pihaknya meminta wisatawan mematuhi petunjuk dari life guard atau Balawista.
Karena petugas life guard yang bertugas di kawasan Pantai Kuta terus melakukan pemantau ekstra terkait kondisi cuaca.
Aktivitas berenang sementara diimbau untuk dilakukan sampai cuaca kembali normal. “Mungkin saja ada larangan berenang karena cuaca buruk. Ini untuk menghindari hal-hal tak diinginkan,” ungkapnya.
Badra menegaskan, saat ini tidak melakukan penutupan destinasi wisata, khususnya pantai. Pantai tetap dibuka, hanya saja diimbau agar tidak melakukan aktivitas di air.
Selain itu, serbuan sampah juga menurut nya patut diwaspadai. “Ya, agar berhati-hati, karena kan tidak menutup kemungkinan ada benda-benda yang bisa saja menusuk kaki dan sebagainya,” pungkasnya.