28.6 C
Jakarta
10 Desember 2024, 19:26 PM WIB

Angin Barat – Timur Bertemu, Gelombang Tinggi Hempas Nelayan Jembrana

NEGARA – Hujan disertai angin kencang di perairan Jembrana, Sabtu (16/3) malam, menyebabkan satu orang nelayan terhempas gelombang tinggi.

Beruntung korban berhasil diselamatkan nelayan lain dan hanya kehilangan beberapa alat tangkap ikan. Karena potensi cuaca buruk masih terjadi, nelayan Jembrana, Bali diminta untuk waspada saat melaut.

Menurut informasi, cuaca ekstrem di perairan Jembrana terjadi sekitar pukul 21.00 wita. Rediawan, seorang nelayan asal Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru menjadi korban ganasnya cuaca ekstrem saat mencari ikan di selatan Desa Pengambengan.

“Orangnya selamat, cuma kapalnya diterjang gelombang,” kata Sadi Purwanto,42, salah seorang nelayan dari Desa Pengambengan.

Menurutnya, cuaca ekstrem yang terjadi Sabtu malam merupakan cuaca paling ekstrem yang dialami sejak menjadi nelayan.

Bahkan berlangsung sangat lama, biasanya hanya beberapa jam. “Pokoknya, bukan main cuacanya. Angin selat, angin barat, angin dari timur dari Tabanan turun. Akhirnya ombak jadi satu bertabrakan. Biasanya alun biasa,” ujarnya.

Nelayan menyayangkan informasi mengenai cuaca buruk di perairan tidak pernah sampai pada nelayan kecil.

Biasanya yang diutamakan nelayan besar ini, kalau ada cuaca buruk sudah informasikan,” ujarnya.

Karena masih cuaca buruk, nelayan di Desa Pengambengan tidak mendapat hasil, karena lebih memilih menyelamatkan diri dari cuaca buruk.

Minggu (17/3)  kemarin, nelayan memilih untuk beristirahat melaut. Perahu-perahu nelayan ditambatkan di dalam kolam labuh PPN Pengambengan. “Belum ada yang berani tutu (melaut),” kata nelayan lain.

Kasatpolair Polres Jembrana Iptu Eddy Waluyo mengimbau nelayan agar waspada dan berhati-hati karena cuaca ekstrem yang sering terjadi di perairan selatan Jembrana.

“Kami sudah memberikan informasi dan imbauan pada nelayan agar waspada dengan cuaca terjadi,” jelasnya.

NEGARA – Hujan disertai angin kencang di perairan Jembrana, Sabtu (16/3) malam, menyebabkan satu orang nelayan terhempas gelombang tinggi.

Beruntung korban berhasil diselamatkan nelayan lain dan hanya kehilangan beberapa alat tangkap ikan. Karena potensi cuaca buruk masih terjadi, nelayan Jembrana, Bali diminta untuk waspada saat melaut.

Menurut informasi, cuaca ekstrem di perairan Jembrana terjadi sekitar pukul 21.00 wita. Rediawan, seorang nelayan asal Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru menjadi korban ganasnya cuaca ekstrem saat mencari ikan di selatan Desa Pengambengan.

“Orangnya selamat, cuma kapalnya diterjang gelombang,” kata Sadi Purwanto,42, salah seorang nelayan dari Desa Pengambengan.

Menurutnya, cuaca ekstrem yang terjadi Sabtu malam merupakan cuaca paling ekstrem yang dialami sejak menjadi nelayan.

Bahkan berlangsung sangat lama, biasanya hanya beberapa jam. “Pokoknya, bukan main cuacanya. Angin selat, angin barat, angin dari timur dari Tabanan turun. Akhirnya ombak jadi satu bertabrakan. Biasanya alun biasa,” ujarnya.

Nelayan menyayangkan informasi mengenai cuaca buruk di perairan tidak pernah sampai pada nelayan kecil.

Biasanya yang diutamakan nelayan besar ini, kalau ada cuaca buruk sudah informasikan,” ujarnya.

Karena masih cuaca buruk, nelayan di Desa Pengambengan tidak mendapat hasil, karena lebih memilih menyelamatkan diri dari cuaca buruk.

Minggu (17/3)  kemarin, nelayan memilih untuk beristirahat melaut. Perahu-perahu nelayan ditambatkan di dalam kolam labuh PPN Pengambengan. “Belum ada yang berani tutu (melaut),” kata nelayan lain.

Kasatpolair Polres Jembrana Iptu Eddy Waluyo mengimbau nelayan agar waspada dan berhati-hati karena cuaca ekstrem yang sering terjadi di perairan selatan Jembrana.

“Kami sudah memberikan informasi dan imbauan pada nelayan agar waspada dengan cuaca terjadi,” jelasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/