MANGUPURA – Kasus Ni Luh Putu Septyan Parmadani, seorang guru di SDN 4 Sulangai, Kecamatan Petang yang melakukan upaya bunuh diri
selepas meracuni ketiga anaknya hingga tewas membuat banyak pihak bertanya-tanya; kemana akal sehat sang ibu.
Bahkan, kalangan DPRD Badung ikut prihatin dengan kejadian ini. “Kami sayangkan sekali guru yang mestinya memberikan
pendidikan budi pekerti justru melakukan tindakan seperti itu,” ujar Ketua Komisi IV DPRD Badung AAN Ketut Agus Nadi Putra.
Politisi partai Golkar itu mengatakan, seharusnya guru harus bisa menjadi contoh kepada anak didik. Bagaimanapun, status pelaku adalah seorang guru.
Selaku Ketua Komisi IV yang membidangi pendidikan, pihaknya mengimbau kepada seluruh guru agar permasalahan yang ada di dalam keluarga bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
“Tentu ini akan mencoreng dunia pendidikan di Badung. Tetapi kami harapkan mudah-mudahan ke depan tidak terjadi lagi kasus serupa,” jelasnya.
Begitu juga Kepala Disdikpora Badung I Ketut Widia Astika. Sebab ini baru pertama kali terjadi di Gumi Keris. “Kami selaku pemerintah turut prihatin atas kejadian tersebut,” ucapnya.
Astika membenarkan bahwa Ni Luh Putu Septyan Parmadani merupakan seorang guru di SDN 4 Sulangai, Kecamatan Petang.
Menurutnya, tidak ada masalah antara yang bersangkutan dengan guru-guru di sekolah. “Kalau di sekolah tidak ada masalah dia. Tapi tidak tahu di keluarganya,” katanya.
Mantan Kepala SMKN 1 Kuta Selatan itu mengakui tidak mengetahui penyebab guru yang diketahui merupakan pindahan dari Kabupaten Gianyar itu tega menghabisi nyawa anak-anaknya.
“Kami tidak mengetahui penyebab pasti hingga terjadi kasus itu. Yang jelas di sekolah tidak ada masalah,” tegas Astika.
Atas kejadian ini, pejabat asal Kerobokan, Kuta Utara itu memastikan akan mencarikan pengganti Ni Luh Putu Septyani Parmadani, agar tidak terjadi kekosongan guru di SDN 4 Sulangai.
Ini juga demi proses belajar mengajar tidak terganggu.