DENPASAR – Vaksinasi di Bali memang sedang berlangsung. Untuk menyukseskan vaksinasi sesuai target, maka ada dua faktor penting yang harus disiapkan. Yakni, sumber daya manusia/SDM (vaksinator) dan vaksin itu sendiri.
Untuk SDM sendiri, data terakhir yang diterima oleh radarbali.id dari pihak Dinas Kesehatan Provinsi Bali menyebutkan, saat ini jumlah tenaga vaksinator covid-19 di Bali ada sebanyak 1612 orang.
Lalu bagaimanan dengan ketersediaan vaksin? Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya sempat mengutarakan bahwa jumlah vaksin sudah mencukupi. “Cukup. Masih aman,” singkatnya saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Di sisi lain, Gubernur Bali Wayan Koster justru membeberkan data bahwa ketersediaan vaksin di Bali sendiri ada sebanyak sekitar 700 ribu dosis vaksin per tanggal 24 Maret 2021.
Hal itu diungkapkan saat meninjau vaksinasi Covid-19 OJK yang bertempat di kantor Otoritas Jasa Keuangan Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, Denpasar, Kamis (25/3).
“Melihat jumlah dosis kemarin, dengan hitungan dua kali vaksin maka rata-rata sudah sekitar 350 ribu penduduk yang sudah akan divaksin dalam waktu dekat ini,”ungkapnya.
Lanjutnya, untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) setidaknya 70 persen atau sekitar 3 juta penduduk Bali harus divaksinasi.
“Untuk mencapai 70 persen itu, kita harus kebut vaksinasi massal. Dan ini berarti membutuhkan sekitar 6 juta dosis vaksin. Ini yang sekarang kita kebut ke pemerintah pusat,” terangnya.
Koster mengakui untuk mendapatkan dosis vaksin sebanyak itu tidaklah mudah. Karena jumlah vaksin yang masih terbatas serta menjadi rebutan 216 negara yang terpapar Covid-19 membuat semua negara harus berusaha keras melobi WHO agar mendapatkan vaksin.
“Saat ini hanya 40 negara yang baru mendapatkan vaksin. Dan berkat kerja keras Presiden Joko Widodo beserta jajarannya Indonesia termasuk ke 40 negara tersebut,” sanjungnya.
Gubernur Koster pun berharap, masyarakat Bali akan bisa segera divaksin. Hal ini sesuai dengan petunjuk Presiden Joko Widodo saat kunjungan kerjanya tanggal 16 Maret yang lalu.
“Beliau menyadari sektor pariwisata yang sangat terdampak oleh pandemi ini, sehingga untuk membuka pariwisata untuk wisatawan mancanegara maka vaksinasi harus dikebut,” pungkasnya.