28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 6:05 AM WIB

Badah, Pelinggih Pura Jadi Tempat Duduk, Krama Cemagi “Buru” Si Bule

MANGUPURA – Lagi-lagi aksi tak terpuji dan melanggar norma diduga dilakukan warga negara asing (WNA) di Bali.

Seorang WNA kedapatan duduk di salah satu pelinggih Pura Gede Luhur Batungaus kawasan Pantai Mengening, Cemagi, Mengwi, Badung.

Karena ulah WNA tersebut, desa adat setempat berencana melakukan ritual pecaruan atau pembersihan di pura pada hari Minggu mendatang. Selain itu juga mencari keberadaan WNA tersebut.

Kepala Desa Cemagi Ketut Wirama mengatakan, sudah mengetahui WNA yang masuk ke areal Pura Gede Luhur  Batungaus Desa  Adat Cemagi.

WNA itu diperkirakan tinggal di wilayah Canggu. Pihak desa yang terdiri dari desa adat dan pecalang masih melakukan pencarian WNA yang duduk di pelinggih itu.

“Jadi, setelah melakukan pengecekan CCTV, kami pastikan memang itu terjadi di Pura Gede Luhur  Batungaus desa  adat Cemagi. Bahkan kini kami sudah mengetahui WNA tersebut dan motor yang dibawanya,” ujar Wirama.

Lebih lanjut, pihaknya belum mengetahui maksud dan tujuan WNA tersebut masuk ke areal pura. Padahal  di pintu masuk pura tersebut juga sudah terdapat tulisan larangan masuk ke areal pura.

“Padahal, ada tulisan larangan, yakni berbahasa bali, Indonesia dan inggris, tapi tetap juga dia kesana. Malah dia masuk dengan melompati pagar lantaran pintu terkunci.

Kami ingin mediasi, ingin memastikan WNA tersebut gila atau bagaimana. Saat ini masih dilakukan pencarian oleh pihak desa adat,” terangnya.

Lanjut dijelaskan,  untuk proses upacaranya pihaknya mengaku akan melakukan pencaruan atau pembersihan secara niskala.

Pencaruan itu pun akan dilakukan pada hari minggu depan yang juga merupakan hari suci dalam ajaran agama Hindu.

“Mungkin hari minggu ini kita akan melakukan pencaruan. Kan pas hari minggu itu Rahina Kajeng Kliwon,” bebernya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) Badung, I Gde Eka Sudarwitha, mengatakan akan menggelar upacara guru piduka dan caru alit untuk membersihkan kembali secara niskala areal Pura Gede Luhur Batungaus.

“Kami di Dinas Kebudayaan Badung mengimbau agar bendesa bersama prajuru di seluruh desa adat di Kabupaten Badung agar melarang kunjungan wisatawan

ke areal utama mandala pura di wilayahnya, baik pura Kahyangan Tiga, Kahyangan Desa, Pura Sad Kahyangan maupun Dang Kahyangan,” terangnya.

Menurutnya, pihaknya telah menggiatkan kembali melakukan penjagaan oleh pecalang atau masyarakat, sehingga tidak ada pengunjung yang masuk kawasan suci.

Selain itu, memasang CCTV pada titik-titik tertentu, seperti pintu masuk pura untuk mengantisipasi keamanan.

“Kami juga mengingatkan kepada perangkat desa adat jagra dan jagabhaya dari unsur pecalang dan pakemitan krama

di seluruh pura kahyangan yang ada di wilayah desa adat. Ini untuk mencegah orang yang tidak berkepentingan masuk ke areal pura,” pungkasnya.

MANGUPURA – Lagi-lagi aksi tak terpuji dan melanggar norma diduga dilakukan warga negara asing (WNA) di Bali.

Seorang WNA kedapatan duduk di salah satu pelinggih Pura Gede Luhur Batungaus kawasan Pantai Mengening, Cemagi, Mengwi, Badung.

Karena ulah WNA tersebut, desa adat setempat berencana melakukan ritual pecaruan atau pembersihan di pura pada hari Minggu mendatang. Selain itu juga mencari keberadaan WNA tersebut.

Kepala Desa Cemagi Ketut Wirama mengatakan, sudah mengetahui WNA yang masuk ke areal Pura Gede Luhur  Batungaus Desa  Adat Cemagi.

WNA itu diperkirakan tinggal di wilayah Canggu. Pihak desa yang terdiri dari desa adat dan pecalang masih melakukan pencarian WNA yang duduk di pelinggih itu.

“Jadi, setelah melakukan pengecekan CCTV, kami pastikan memang itu terjadi di Pura Gede Luhur  Batungaus desa  adat Cemagi. Bahkan kini kami sudah mengetahui WNA tersebut dan motor yang dibawanya,” ujar Wirama.

Lebih lanjut, pihaknya belum mengetahui maksud dan tujuan WNA tersebut masuk ke areal pura. Padahal  di pintu masuk pura tersebut juga sudah terdapat tulisan larangan masuk ke areal pura.

“Padahal, ada tulisan larangan, yakni berbahasa bali, Indonesia dan inggris, tapi tetap juga dia kesana. Malah dia masuk dengan melompati pagar lantaran pintu terkunci.

Kami ingin mediasi, ingin memastikan WNA tersebut gila atau bagaimana. Saat ini masih dilakukan pencarian oleh pihak desa adat,” terangnya.

Lanjut dijelaskan,  untuk proses upacaranya pihaknya mengaku akan melakukan pencaruan atau pembersihan secara niskala.

Pencaruan itu pun akan dilakukan pada hari minggu depan yang juga merupakan hari suci dalam ajaran agama Hindu.

“Mungkin hari minggu ini kita akan melakukan pencaruan. Kan pas hari minggu itu Rahina Kajeng Kliwon,” bebernya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) Badung, I Gde Eka Sudarwitha, mengatakan akan menggelar upacara guru piduka dan caru alit untuk membersihkan kembali secara niskala areal Pura Gede Luhur Batungaus.

“Kami di Dinas Kebudayaan Badung mengimbau agar bendesa bersama prajuru di seluruh desa adat di Kabupaten Badung agar melarang kunjungan wisatawan

ke areal utama mandala pura di wilayahnya, baik pura Kahyangan Tiga, Kahyangan Desa, Pura Sad Kahyangan maupun Dang Kahyangan,” terangnya.

Menurutnya, pihaknya telah menggiatkan kembali melakukan penjagaan oleh pecalang atau masyarakat, sehingga tidak ada pengunjung yang masuk kawasan suci.

Selain itu, memasang CCTV pada titik-titik tertentu, seperti pintu masuk pura untuk mengantisipasi keamanan.

“Kami juga mengingatkan kepada perangkat desa adat jagra dan jagabhaya dari unsur pecalang dan pakemitan krama

di seluruh pura kahyangan yang ada di wilayah desa adat. Ini untuk mencegah orang yang tidak berkepentingan masuk ke areal pura,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/