28.2 C
Jakarta
25 November 2024, 23:06 PM WIB

Kehabisan Bekal, Pengungsi Gunung Agung Mulai Jual Ternaknya

RadarBali.com – Penderitaan pengungsi Gunung Agung, sepertinya, masih berlangsung lama pascastatus Gunung Agung dinaikkan dari waspada ke awas.

Betapa tidak, meski Gunung Agung belum erupsi, mereka mulai kehabisan bekal. Mereka pun mulai pusing.

Apesnya, para pengungsi yang memiliki hewan terbaik kesulitan mengurus hewan ternaknya. Terutama mencarikan pakan ternak untuk hewan peliharaan mereka.

Alhasil, para pengungsi ini pun terpaksa menjual hewan ternaknya.  Hal itu terlihat di Jalan Akasia Denpasar Timur, kemarin.

Sejumlah pengungsi mulai  menjajakan sapi-sapi mereka di sebuah lahan kosong milik warga setempat.  Seperti I Wayan Sadra yang menjual sapi miliknya dan keluarganya.

Ada sekitar 24 ekor sapi yang rencananya akan dijual. Selain karena kesulitan mencari pakan ternak seperti rumput, para pengungsi ini memilih untuk menjual sapi mereka untuk mendapat bekal dalam melanjutkan hidup mereka.

“Saya terpaksa jual sapi karena sudah tidak ada pakan ternak. Kalau di tempat pengungsian juga susah, mending dijual karena supaya tidak kepikiran. Urus keluarga saja sudah susah apalagi isi urus ternak, yang penting keluarga selamat dulu, makanya sapinya mau dijual saja,” ujar  I Made Sadra.

Sadra memiliki tiga ekor sapi yang akan dijual. Sapi tersebut merupakan satu-satunya harta benda yang dimiliki. Rencananya sapi-sapi itu dijual di desa tanpa perlu membawa ke Denpasar.

Sayangnya, di kampung halamannya yakni di Banjar Uma Anyar Desa Bhuana Giri, sapi-sapi yang akan dijual ternyata ditawar dengan harga murah.  

Sebenarnya dia ingin mempertahankan dengan harga normal, tapi diminta dengan harga sekitar Rp 7 juta yang biasanya dia jual sampai Rp 11 juta.

” Saya berharap ada yang beli dengan harga normal saja, itu sudah sangat membantu kami,”  harapnya. Sadra sendiri mengungsi di kos kerabatnya di wilayah Kesiman, Denpasar  sejak Jumat lalu.

Sayangnya Dinas Pertanian Kota Denpasar belum mengetahui informasi tersebut. “Dinas berencana mencarikan pembeli supaya tidak dibeli dengan harga murah. Tapi pengungsi yang bawa ternak ke Denpasar tidak ada jual sapinya,” klaim, staf Dinas Pertanian Kota Denpasar, I Gede Ambara Putra.

Untuk hewan ternak pengungsi, Pemkot sudah memberikan lahan untuk menitipkan  hewan di Jalan Batur Sari Gang Tunjung Biru, Sanur Kauh.

Menurutnya, sampai saat ini baru 41 ekor yang di tampung, dan hewan ternak  juga dalam keadaan sehat. 

RadarBali.com – Penderitaan pengungsi Gunung Agung, sepertinya, masih berlangsung lama pascastatus Gunung Agung dinaikkan dari waspada ke awas.

Betapa tidak, meski Gunung Agung belum erupsi, mereka mulai kehabisan bekal. Mereka pun mulai pusing.

Apesnya, para pengungsi yang memiliki hewan terbaik kesulitan mengurus hewan ternaknya. Terutama mencarikan pakan ternak untuk hewan peliharaan mereka.

Alhasil, para pengungsi ini pun terpaksa menjual hewan ternaknya.  Hal itu terlihat di Jalan Akasia Denpasar Timur, kemarin.

Sejumlah pengungsi mulai  menjajakan sapi-sapi mereka di sebuah lahan kosong milik warga setempat.  Seperti I Wayan Sadra yang menjual sapi miliknya dan keluarganya.

Ada sekitar 24 ekor sapi yang rencananya akan dijual. Selain karena kesulitan mencari pakan ternak seperti rumput, para pengungsi ini memilih untuk menjual sapi mereka untuk mendapat bekal dalam melanjutkan hidup mereka.

“Saya terpaksa jual sapi karena sudah tidak ada pakan ternak. Kalau di tempat pengungsian juga susah, mending dijual karena supaya tidak kepikiran. Urus keluarga saja sudah susah apalagi isi urus ternak, yang penting keluarga selamat dulu, makanya sapinya mau dijual saja,” ujar  I Made Sadra.

Sadra memiliki tiga ekor sapi yang akan dijual. Sapi tersebut merupakan satu-satunya harta benda yang dimiliki. Rencananya sapi-sapi itu dijual di desa tanpa perlu membawa ke Denpasar.

Sayangnya, di kampung halamannya yakni di Banjar Uma Anyar Desa Bhuana Giri, sapi-sapi yang akan dijual ternyata ditawar dengan harga murah.  

Sebenarnya dia ingin mempertahankan dengan harga normal, tapi diminta dengan harga sekitar Rp 7 juta yang biasanya dia jual sampai Rp 11 juta.

” Saya berharap ada yang beli dengan harga normal saja, itu sudah sangat membantu kami,”  harapnya. Sadra sendiri mengungsi di kos kerabatnya di wilayah Kesiman, Denpasar  sejak Jumat lalu.

Sayangnya Dinas Pertanian Kota Denpasar belum mengetahui informasi tersebut. “Dinas berencana mencarikan pembeli supaya tidak dibeli dengan harga murah. Tapi pengungsi yang bawa ternak ke Denpasar tidak ada jual sapinya,” klaim, staf Dinas Pertanian Kota Denpasar, I Gede Ambara Putra.

Untuk hewan ternak pengungsi, Pemkot sudah memberikan lahan untuk menitipkan  hewan di Jalan Batur Sari Gang Tunjung Biru, Sanur Kauh.

Menurutnya, sampai saat ini baru 41 ekor yang di tampung, dan hewan ternak  juga dalam keadaan sehat. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/