34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 13:50 PM WIB

Erupsi, 4.894 Warga Lereng Mengungsi, Abu Capai di Gianyar dan Bangli

GIANYAR – Erupsi kecil terjadi di puncak Gunung Agung, Jumat (6/7) malam pukul 19.21 Wita. Namun, karena mendung, tinggi kolom tidak teramati dengan jelas.

Erupsi ini melengkapi erupsi yang terjadi Jumat siang sebelumnya. “Sampai saat ini 4.894 jiwa warga lereng Gunung Agung masih mengungsi di 54 titik pengungsian.

Meski dihimbau untuk pulang, mereka tetap memilih mengungsi,” ujar Kapusdatin dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di akun twitter.

Paparan abu vulkanik Gunung Agung yang menyembur Jumat siang (6/7) menyasar wilayah Gianyar dan Kota Bangli.

Abu berwarna putih mirip pasir halus itu turun sekitar pukul 14.30. Material gunung itu menyelimuti pepohonan, mobil, dan atap rumah.

Abu dirasakan oleh warga di wilayah utara dan selatan Gianyar. Abu turun di kawasan Gunung Kawi, Kecamatan Tampaksiring. Juga menyasar Kecamatan Blahbatuh Gianyar.

Sekilas abu tersebut nyaris tak kasat mata. Tapi materialnya dapat dilihat dan menumpuk di kendaraan yang parkir.

Di wilayah kota Gianyar, tidak tampak ada hujan abu. Namun, dari kota Gianyar jika menghadap arah utara (arah Bangli), maka terlihat seperti mendung atau kabut, namun tidak turun hujan.

Mengenai turunnya abu tersebut, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gianyar, turun ke jalan raya.

Sebanyak 15 petugas membagi-bagikan masker di Jalan Ngurah Rai, tepatnya di depan Mapolres Gianyar.

Pengendara jalan yang berhenti di lampu merah langsung diberikan masker secara gratis. “Ini bentuk antisipasi dari pada hujan abu,” ujar Kepala BPBD Gianyar, Anak Agung Oka Digjaya, kemarin.

Hal yang sama juga terjadi di kota Bangli. Abu ini menyasar Kelurahan Bebalang dan Kelurahan Kubu Kecamatan Bangli.

Salah satu warga Bangli, Ekayanti, mengaku kaget jika paparan abu itu sampai ke kota. “Biasanya kemarin-kemarin (semburan di waktu sebelumnya, red) palingan sampai Kintamani.

Ini tumben sampai kota,” ujar Ekayanti yang sedang nongkrong di lapangan Kapten Mudita, kemarin. Diakui, abu ini turun masih dalam batas wajar.

“Tidak mengganggu, biasa saja,” ungkapnya. Walau tampak biasa, tetap ada rasa cemas dibenaknya. “Kalau lama-lama begini khawatir juga. Kan di sini banyak dagang makanan di lapangan. Kalau kena, takut ada penyakit,” ungkapnya

GIANYAR – Erupsi kecil terjadi di puncak Gunung Agung, Jumat (6/7) malam pukul 19.21 Wita. Namun, karena mendung, tinggi kolom tidak teramati dengan jelas.

Erupsi ini melengkapi erupsi yang terjadi Jumat siang sebelumnya. “Sampai saat ini 4.894 jiwa warga lereng Gunung Agung masih mengungsi di 54 titik pengungsian.

Meski dihimbau untuk pulang, mereka tetap memilih mengungsi,” ujar Kapusdatin dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di akun twitter.

Paparan abu vulkanik Gunung Agung yang menyembur Jumat siang (6/7) menyasar wilayah Gianyar dan Kota Bangli.

Abu berwarna putih mirip pasir halus itu turun sekitar pukul 14.30. Material gunung itu menyelimuti pepohonan, mobil, dan atap rumah.

Abu dirasakan oleh warga di wilayah utara dan selatan Gianyar. Abu turun di kawasan Gunung Kawi, Kecamatan Tampaksiring. Juga menyasar Kecamatan Blahbatuh Gianyar.

Sekilas abu tersebut nyaris tak kasat mata. Tapi materialnya dapat dilihat dan menumpuk di kendaraan yang parkir.

Di wilayah kota Gianyar, tidak tampak ada hujan abu. Namun, dari kota Gianyar jika menghadap arah utara (arah Bangli), maka terlihat seperti mendung atau kabut, namun tidak turun hujan.

Mengenai turunnya abu tersebut, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gianyar, turun ke jalan raya.

Sebanyak 15 petugas membagi-bagikan masker di Jalan Ngurah Rai, tepatnya di depan Mapolres Gianyar.

Pengendara jalan yang berhenti di lampu merah langsung diberikan masker secara gratis. “Ini bentuk antisipasi dari pada hujan abu,” ujar Kepala BPBD Gianyar, Anak Agung Oka Digjaya, kemarin.

Hal yang sama juga terjadi di kota Bangli. Abu ini menyasar Kelurahan Bebalang dan Kelurahan Kubu Kecamatan Bangli.

Salah satu warga Bangli, Ekayanti, mengaku kaget jika paparan abu itu sampai ke kota. “Biasanya kemarin-kemarin (semburan di waktu sebelumnya, red) palingan sampai Kintamani.

Ini tumben sampai kota,” ujar Ekayanti yang sedang nongkrong di lapangan Kapten Mudita, kemarin. Diakui, abu ini turun masih dalam batas wajar.

“Tidak mengganggu, biasa saja,” ungkapnya. Walau tampak biasa, tetap ada rasa cemas dibenaknya. “Kalau lama-lama begini khawatir juga. Kan di sini banyak dagang makanan di lapangan. Kalau kena, takut ada penyakit,” ungkapnya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/