DENPASAR – Bagi yang masih sehat, ingatlah kala Anda kelak sakit. Karena sakit itu tidak enak. Demi mendapat kesembuhan, Mbah Sarmi, 84, harus pontang panting mencari obat untuk kesembuhannya.
Namun, karena keterbatasan biaya, warga Madiun, Jawa Timur, yang merantau ke Bali mengikuti keponakannya justru ditolak pihak RS Sanglah. Mbah Sarmi sendiri didiagnosis menderita kanker mulut.
Kasus ini sempat jadi viral di media sosial dan mengundang perhatian warga Bojonegoro, Jawa Timur, yang tergabung dalam wadah Segoro (seduluran Bojonegoro) Bali.
Mereka urunan untuk mencarikan obat sang nenek yang kini di rawat di RS Surya Husada kamar 335, Denpasar.
Menurut anggota Segoro, Djoko Heru, Mbah Sarmi merantau ke Bali sejak beberapa tahun lalu karena hidup sebatang kara di Madiun, Jawa Timur.
“Oleh keponakannya, Mbah Sarmi diajak ke Bali,” ujar Djoko. Di Bali, keponakannya bekerja sebagai kuli bangunan yang hidup dengan istri dan tiga anaknya.
“Hidupnya serba pas-pasan. Mereka tinggal di Ungasan, Kuta Selatan,” bebernya. Dalam kondisi pas-pasan, Mbah Sarmi justru sakit.
“Mbah Sarmi awalnya sakit gigi. Oleh relawan kemudian dibawa ke rumah sakit. Tapi, karena kurang dana, ditolak,” paparnya.
Oleh Segoro Bali, kasus ini kemudian dipunggah ke media sosial dan menjadi viral. Warga Segoro Bali banyak yang simpati dan memberi sumbangan.
“Sekarang masih dirawat di RS Surya Husada. Semoga cepat sembuh,” paparnya.