28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:41 AM WIB

Bandara Ngurah Rai Tutup, Kemenhub Siapkan 10 Bandara Alternatif

RadarBali.com  – Hingga saat ini penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai masih berjalan normal di tengah peningkatan status Gunung Agung.

Namun, sebagai langkah antisipasi, pihak dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menyiapkan 10 bandara sebagai bandara alternatif jika Bandara Ngurah Rai ditutup karena terpapar debu vulkanik.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan sepuluh bandara yang disiapkan sebagai bandara alternatif yakni Jakarta, Makassar, Surabaya, Balikpapan, Solo, Ambon, Manado, Praya (Lombok), Kupang, dan Banyuwangi.

“Tapi kita semua berdoa, bila kemungkinan dampak terburuk terjadi (meletus) tidak membawa dampak yang parah dan mengganggu penerbangan dari dan ke Bandara Ngurah Rai,” ujar Budi Karya Sumadi saat membuka acara Asia Europe Meeting Transport Minister Meeting (ASEM TMM) di Hotel Westin Nusa Dua, Selasa (26/9) kemarin.

Budi mengatakan, jika terjadi erupsi, dia memperkirakan ada 5.000 penumpang yang akan terkena dampak bila bandara Ngurah Rai ditutup.

Mengantisipasi hal ini, Menhub telah menyiapkan dua rencana. Dengan memindahkan penumpang ke rute Banyuwangi dan Bandara Praya, serta memindahkan penumpang antara Banyuwangi dan Surabaya melalui jalur darat.

“Kami sudah siapkan 100 bus untuk mobilisasi penumpang keluar Bali melalui Banyuwangi, Surabaya dan Praya,” tuturnya.

Pria kelahiran Palembang ini menambahkan, dari 5.000 penumpang yang terkena dampak, 70 persen diperkirakan akan keluar Bali.

Sedangkan 30 persen lainnya merupakan penumpang yang berasal dari Bali sehingga tidak diperlukan kendaraan untuk mengantar.

“Nanti kalau sudah tiba di Surabaya, Banyuwangi dan Praya penumpang diserahkan kepada masing-masing maskapai penerbangan,” jelas Budi.

Dia juga meminta agar masing-masing otoritas bandara tetap melakukan koordinasi dengan instansi terkait.

Misalnya ketika wisman harus over stay akibat kejadian erupsi Gunung Agung maka Imigrasi harus memberikan bantuan terkait perpanjangan visa turis tersebut.

“Kalau untuk kelancaran barang-barang bantuan saya minta agar berkoordinasi dengan Bea Cukai,” pungkasnya.

RadarBali.com  – Hingga saat ini penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai masih berjalan normal di tengah peningkatan status Gunung Agung.

Namun, sebagai langkah antisipasi, pihak dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menyiapkan 10 bandara sebagai bandara alternatif jika Bandara Ngurah Rai ditutup karena terpapar debu vulkanik.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan sepuluh bandara yang disiapkan sebagai bandara alternatif yakni Jakarta, Makassar, Surabaya, Balikpapan, Solo, Ambon, Manado, Praya (Lombok), Kupang, dan Banyuwangi.

“Tapi kita semua berdoa, bila kemungkinan dampak terburuk terjadi (meletus) tidak membawa dampak yang parah dan mengganggu penerbangan dari dan ke Bandara Ngurah Rai,” ujar Budi Karya Sumadi saat membuka acara Asia Europe Meeting Transport Minister Meeting (ASEM TMM) di Hotel Westin Nusa Dua, Selasa (26/9) kemarin.

Budi mengatakan, jika terjadi erupsi, dia memperkirakan ada 5.000 penumpang yang akan terkena dampak bila bandara Ngurah Rai ditutup.

Mengantisipasi hal ini, Menhub telah menyiapkan dua rencana. Dengan memindahkan penumpang ke rute Banyuwangi dan Bandara Praya, serta memindahkan penumpang antara Banyuwangi dan Surabaya melalui jalur darat.

“Kami sudah siapkan 100 bus untuk mobilisasi penumpang keluar Bali melalui Banyuwangi, Surabaya dan Praya,” tuturnya.

Pria kelahiran Palembang ini menambahkan, dari 5.000 penumpang yang terkena dampak, 70 persen diperkirakan akan keluar Bali.

Sedangkan 30 persen lainnya merupakan penumpang yang berasal dari Bali sehingga tidak diperlukan kendaraan untuk mengantar.

“Nanti kalau sudah tiba di Surabaya, Banyuwangi dan Praya penumpang diserahkan kepada masing-masing maskapai penerbangan,” jelas Budi.

Dia juga meminta agar masing-masing otoritas bandara tetap melakukan koordinasi dengan instansi terkait.

Misalnya ketika wisman harus over stay akibat kejadian erupsi Gunung Agung maka Imigrasi harus memberikan bantuan terkait perpanjangan visa turis tersebut.

“Kalau untuk kelancaran barang-barang bantuan saya minta agar berkoordinasi dengan Bea Cukai,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/