33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:40 PM WIB

TPST Desa Adat Kapal Terbakar di Pagi Buta, Api Masih Sulit Dipadamkan

MANGUPURA – Warga Banjar Belulang, Kapal, Mengwi, Badung, Kamis (26/9) subuh geger. Betapa tidak, Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) milik Desa Adat Kapal mendadak terbakar.

Beruntung, petugas dari Dinas Kebakaran dan Penyelamatan (Diskarmat) Badung langsung melakukan pemadaman api.

 Kepala UPT Damkar Badung Utara Putu Danu Swatika mengatakan, kebakaran diperkirakan terjadi sekitar pukul 02.00.

Laporan kebakaran diterima Diskarmat Badung sekitar 02.35. Petugas pun langsung menuju lokasi kejadian untuk melakukan pemadaman.

“Begitu kami menerima laporan, Kami meluncurkan  Damkar Unit Mengwi,” ujarnya. Kata dia, kobaran api sangat sulit di padamkan lantaran kondisi sampah berada di bawah jurang.

Petugas dari Diskarmat  saat memadamkan dengan  menyiram air dari atas. “Api sulit dipadamkan karena sampah

yang kena air itu di bagian atasnya. Sisanya yang bagian bawah masih hidup sehingga sulit dipadamkan,” ungkapnya.

Bahkan sudah 12 jam penanganan, api tak kunjung padam. Malah mengeluarkan asap tebal.  Penyebab kebakaran diduga  gas dalam sampah terkena terik matahari, sehingga terjadi kebakaran.

Bahkan kebakaran itu memang sering terjadi saat musim kemarau panjang.  “Sudah ada 12 jam penanganan, api belum padam. Kesulitan yang kami alami itu

karena sampah sampah berada di bawah itu masih terbakar. Api itu membakar sampah yang berada di bawah tumpukan- tumpukan sampah,” jelasnya.

Sementara penanganannya ini harus menggunakan alat berat untuk membongkar sampah yang ada di bawah. Sehingga sampah bisa dibakar kembali untuk menurunkan volume sampah itu.

Pembakaran sampah bisa menggunakan kompor. “Kami sudah berkoordinasi, dengan pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung

untuk penanganannya begitu juga dengan pihak desa. Soalnya kalau disemprot, atasnya saja yang kena air,” terangnya.

Begitu juga Wakil Bendesa Adat Kapal I Made Ariata mengatakan, api besar terjadi sekitar pukul 02.00.  Adanya kebakaran tersebut, sangat berdampak bagi kesehatan masyarakat di Desa Kapal terutama di areal TPST.

Namun, masyarakat sudah mengetahui kebakaran tersebut dan memakluminya. “Kami meminta permakluman kepada masyarakat yang terkena asap sampah ini.

Kebakaran tidak ada unsur kesengajaan, namun kami tetap melakukan penanganan bersama Damkar Badung,” jelasnya.

Mengenai pengelolaan TPST tersebut, ia mengaku selama ini belum ada pengelolaan sampah. Namun  ada satu warganya yang ngayah (membantu) dalam menata TPST yang ada.

“Pengelolaan belum ada, masyarakat yang membuang sampah hanya langsung buang. Namun kadang juga dipilah oleh warga kami yang sering di TPST ini,”katanya.

Made Ariata pun berjanji akan menindaklanjuti sampah ini secara serius, agar tidak terus terjadi kebakaran hingga mengganggu desa yang lain.

“ Kami akan upayakan secepat mungkin penanganannya agar api ini padam dan tidak mengganggu masyarakat Kapal maupun desa yang lain,” pungkasnya.

MANGUPURA – Warga Banjar Belulang, Kapal, Mengwi, Badung, Kamis (26/9) subuh geger. Betapa tidak, Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) milik Desa Adat Kapal mendadak terbakar.

Beruntung, petugas dari Dinas Kebakaran dan Penyelamatan (Diskarmat) Badung langsung melakukan pemadaman api.

 Kepala UPT Damkar Badung Utara Putu Danu Swatika mengatakan, kebakaran diperkirakan terjadi sekitar pukul 02.00.

Laporan kebakaran diterima Diskarmat Badung sekitar 02.35. Petugas pun langsung menuju lokasi kejadian untuk melakukan pemadaman.

“Begitu kami menerima laporan, Kami meluncurkan  Damkar Unit Mengwi,” ujarnya. Kata dia, kobaran api sangat sulit di padamkan lantaran kondisi sampah berada di bawah jurang.

Petugas dari Diskarmat  saat memadamkan dengan  menyiram air dari atas. “Api sulit dipadamkan karena sampah

yang kena air itu di bagian atasnya. Sisanya yang bagian bawah masih hidup sehingga sulit dipadamkan,” ungkapnya.

Bahkan sudah 12 jam penanganan, api tak kunjung padam. Malah mengeluarkan asap tebal.  Penyebab kebakaran diduga  gas dalam sampah terkena terik matahari, sehingga terjadi kebakaran.

Bahkan kebakaran itu memang sering terjadi saat musim kemarau panjang.  “Sudah ada 12 jam penanganan, api belum padam. Kesulitan yang kami alami itu

karena sampah sampah berada di bawah itu masih terbakar. Api itu membakar sampah yang berada di bawah tumpukan- tumpukan sampah,” jelasnya.

Sementara penanganannya ini harus menggunakan alat berat untuk membongkar sampah yang ada di bawah. Sehingga sampah bisa dibakar kembali untuk menurunkan volume sampah itu.

Pembakaran sampah bisa menggunakan kompor. “Kami sudah berkoordinasi, dengan pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung

untuk penanganannya begitu juga dengan pihak desa. Soalnya kalau disemprot, atasnya saja yang kena air,” terangnya.

Begitu juga Wakil Bendesa Adat Kapal I Made Ariata mengatakan, api besar terjadi sekitar pukul 02.00.  Adanya kebakaran tersebut, sangat berdampak bagi kesehatan masyarakat di Desa Kapal terutama di areal TPST.

Namun, masyarakat sudah mengetahui kebakaran tersebut dan memakluminya. “Kami meminta permakluman kepada masyarakat yang terkena asap sampah ini.

Kebakaran tidak ada unsur kesengajaan, namun kami tetap melakukan penanganan bersama Damkar Badung,” jelasnya.

Mengenai pengelolaan TPST tersebut, ia mengaku selama ini belum ada pengelolaan sampah. Namun  ada satu warganya yang ngayah (membantu) dalam menata TPST yang ada.

“Pengelolaan belum ada, masyarakat yang membuang sampah hanya langsung buang. Namun kadang juga dipilah oleh warga kami yang sering di TPST ini,”katanya.

Made Ariata pun berjanji akan menindaklanjuti sampah ini secara serius, agar tidak terus terjadi kebakaran hingga mengganggu desa yang lain.

“ Kami akan upayakan secepat mungkin penanganannya agar api ini padam dan tidak mengganggu masyarakat Kapal maupun desa yang lain,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/