27.1 C
Jakarta
22 November 2024, 2:25 AM WIB

Takjub! Ini Penampakan Gerhana Bulan Total Terlama Dalam Sejarah Dunia

DENPASAR – Fenomena alam besar terjadi Sabtu (28/7) dini hari hingga pagi tadi. Yakni Gerhana Bulan Total (GBT). 

GBT kali ini terbilang istimewa karena durasinya akan jadi yang terlama di abad ke 21 ini. Yakni kurang lebih selama 103 menit.

Deputi Bidang Geografika BMKG Muhamad Sadly mengatakan gerhana bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya matahari oleh bumi sehingga tidak semuanya sampai ke bulan.

Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi, dan bulan hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.

“Gerhana Bulan Total (GBT) pada tanggal 28 Juli 2018 ini merupakan gerhana bulan dengan totalitas terlama pada abad ke-21 dengan durasi sampai 103 menit,” ujar Sadly, kemarin (27/7).

Kata dia, proses GBT dimulai ketika piringan bulan mulai memasuki penumbra bumi pada pukul 00.13 WIB atau (01.13 Wita).

Setelah itu, kecerlangan bulan menjadi sedikit lebih redup dibandingkan kecerlangannya sebelum gerhana bulan terjadi.

Namun, perubahan kecerlangan ini tidak dapat dideteksi oleh mata tanpa alat. Perubahan ini hanya dapat dideteksi dari hasil perbandingan perekaman antara sebelum gerhana terjadi dengan setelah fase gerhana mulai terjadi.

Piringan bulan mulai memasuki umbra bumi pada pukul 01.24 WIB atau  (02.24 Wita). Di sinilah fase gerhana sebagian dimulai.

Hal ini ditandai dengan sedikit lebih gelapnya bagian bulan yang mulai memasuki umbra bumi. “Semakin lama bagian yang gelap ini menjadi semakin besar,

hingga akhirnya seluruh piringan bulan memasuki umbra bumi pada pukul 02.30 WIB atau (03.30 Wita),” terangnya.

Sejak itu, bagian bulan menjadi memerah dan mencapai puncak kemerahannya pada saat puncak gerhana terjadi  pada pukul 03.22 WIB atau (04.22 Wita).

Memerahnya piringan ini terjadi karena adanya cahaya matahari yang dihamburkan oleh atmosfer bumi, untuk kemudian bagian cahaya kemerahannya diteruskan hingga sampai ke bulan.

Karena itu, fase totalitas dalam GBT akan berwarna kemerahan. Peristiwa memerahnya piringan bulan saat fase totalitas ini akan berakhir pada pukul 04.12  WIB atau (05.12 Wita).

Hal ini terjadi ketika piringan bulan mulai memasuki penumbra bumi kembali. Nah, akhirnya seluruh piringan bulan meninggalkan umbra bumi pada pukul 05.19 WIB atau  (06.19 Wita). 

Pada saat itu bulan berada di bagian penumbra bumi, peristiwa gerhana bulan penumbra pun kembali terjadi.

“Bulan semakin cerlang, meskipun kurang cerlang dibandingkan purnama biasa, hingga akhirnya gerhana selesai pada pukul 06.30 WIB atau  (07.30 Wita) ketika bulan meninggalkan penumbra bumi, ” ungkapnya.

DENPASAR – Fenomena alam besar terjadi Sabtu (28/7) dini hari hingga pagi tadi. Yakni Gerhana Bulan Total (GBT). 

GBT kali ini terbilang istimewa karena durasinya akan jadi yang terlama di abad ke 21 ini. Yakni kurang lebih selama 103 menit.

Deputi Bidang Geografika BMKG Muhamad Sadly mengatakan gerhana bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya matahari oleh bumi sehingga tidak semuanya sampai ke bulan.

Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi, dan bulan hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.

“Gerhana Bulan Total (GBT) pada tanggal 28 Juli 2018 ini merupakan gerhana bulan dengan totalitas terlama pada abad ke-21 dengan durasi sampai 103 menit,” ujar Sadly, kemarin (27/7).

Kata dia, proses GBT dimulai ketika piringan bulan mulai memasuki penumbra bumi pada pukul 00.13 WIB atau (01.13 Wita).

Setelah itu, kecerlangan bulan menjadi sedikit lebih redup dibandingkan kecerlangannya sebelum gerhana bulan terjadi.

Namun, perubahan kecerlangan ini tidak dapat dideteksi oleh mata tanpa alat. Perubahan ini hanya dapat dideteksi dari hasil perbandingan perekaman antara sebelum gerhana terjadi dengan setelah fase gerhana mulai terjadi.

Piringan bulan mulai memasuki umbra bumi pada pukul 01.24 WIB atau  (02.24 Wita). Di sinilah fase gerhana sebagian dimulai.

Hal ini ditandai dengan sedikit lebih gelapnya bagian bulan yang mulai memasuki umbra bumi. “Semakin lama bagian yang gelap ini menjadi semakin besar,

hingga akhirnya seluruh piringan bulan memasuki umbra bumi pada pukul 02.30 WIB atau (03.30 Wita),” terangnya.

Sejak itu, bagian bulan menjadi memerah dan mencapai puncak kemerahannya pada saat puncak gerhana terjadi  pada pukul 03.22 WIB atau (04.22 Wita).

Memerahnya piringan ini terjadi karena adanya cahaya matahari yang dihamburkan oleh atmosfer bumi, untuk kemudian bagian cahaya kemerahannya diteruskan hingga sampai ke bulan.

Karena itu, fase totalitas dalam GBT akan berwarna kemerahan. Peristiwa memerahnya piringan bulan saat fase totalitas ini akan berakhir pada pukul 04.12  WIB atau (05.12 Wita).

Hal ini terjadi ketika piringan bulan mulai memasuki penumbra bumi kembali. Nah, akhirnya seluruh piringan bulan meninggalkan umbra bumi pada pukul 05.19 WIB atau  (06.19 Wita). 

Pada saat itu bulan berada di bagian penumbra bumi, peristiwa gerhana bulan penumbra pun kembali terjadi.

“Bulan semakin cerlang, meskipun kurang cerlang dibandingkan purnama biasa, hingga akhirnya gerhana selesai pada pukul 06.30 WIB atau  (07.30 Wita) ketika bulan meninggalkan penumbra bumi, ” ungkapnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/