33.3 C
Jakarta
22 Juli 2024, 16:47 PM WIB

Warga Intaran Sembahyang di Dua Pura Sakral, Begini Doanya

DENPASAR – Prajuru dan masyarakat di Desa Adat Intaran, Sanur, Denpasar kembali memohon kepada Tuhan agar rencana pembangunan terminal LNG di kawasan mangrove dibatalkan.

 

Persembahyangan dilakukan di dua tempat, yakni di Pura Campuhan Dalem Pengembak dan Pura Dalem Pengembak pada Kamis (28/7) dan bertepatan pada hari suci Tilem Sasih Kasa.

 

Bendesa Adat Intaran I Gusti Alit Kencana menjelaskan, persembahyangan bersama ini dilakukan bertujuan untuk memohon jalan (ngembak) kepada sesuhunan yang beristana di Pura tersebut, agar rencana proyek Terminal LNG mendapat kepastian yang serius tidak akan dibangun di kawasan mangrove.

 

Salah satunya dengan dikeluarkannya Keputusan Tertulis atau Surat Resmi oleh Gubernur Bali setelah sebelumnya Gubernur Bali sempat mewacanakan jika tidak akan membangun Terminal LNG di Kawasan Mangrove.

 

Bendesa Adat Intaran I Gusti Alit Kencana juga menjelaskan jika Pura Campuhan Dalem Pengembak dan Pura Dalem Pengembak merupakan 2 dari 6 Tempat Suci yang terancam dan jaraknya paling dekat dengan rencana Proyek Terminal LNG apabila proyek tersebut dipaksakan dibangun di Mangrove.

 

Pura Campuhan Dalem Pengembak merupakan Tempat Suci yang sangat disakralkan oleh masyarakat Intaran pun oleh khalayak umum yang diyakini sebagai tempat untuk memohon pengobatan atau kesembuhan dari berbagai penyakit.

 

Begitupula dengan Pura Dalem Pengembak yang diyakini sebagai tempat memohon berkat serta rahmat agar terjadi kehidupan yang harmonis. “Tempat Suci ini jaraknya sangat dekat dengan lokasi rencana proyek yang tidak sampai 300 meter, Kami sebagai masyarakat Intaran memiliki tugas untuk melindungi dan menjaga kesuciannya,” ujarnya.

 

Lebih lanjut Alit Kencana memaparkan, jika Tempat Suci ini berada di pesisir Intaran yang keberadaanya sangat terancam jika pembangunan terminal LNG di kawasan mangrove dilakukan. “Maka sangat berdosa apabila kami tidak menjaganya, begitu juga akan berlawanan dengan misi besar Gubernur Bali,” kata Alit kencana.

 

Satya Thirtayasa mewakili organ Mahasiswa Frontier Bali juga menjelaskan jika ada 6 tempat Suci yang terancam terutama akibat Abrasi jika proyek Terminal LNG dikakukan di Kawasan Mangrove, sebab pembanguannya juga akan melakukan dredging (Pengerukan) yang akan menyebabkan abrasi.

 

Pihaknya mencontohkan akibat abrasi ada salah satu Pura bernama Pura Cedok Waru sampai dipindah hingga 3 kali.  “Justru dengan adanya pengalaman itu jangan sampai karena proyek yang ekstraktif terhadap alam seperti pembangunan terminal LNG di kawasan mangrove bisa menyebabkan tempat Suci di Pesisir Sanur terancam,” tukasnya.

 

Acara persembahyangan diikuti oleh ratusan karma serta prajuru Desa Adat Intaran berlangsung dengan khidmat.

 






Reporter: I Wayan Widyantara

DENPASAR – Prajuru dan masyarakat di Desa Adat Intaran, Sanur, Denpasar kembali memohon kepada Tuhan agar rencana pembangunan terminal LNG di kawasan mangrove dibatalkan.

 

Persembahyangan dilakukan di dua tempat, yakni di Pura Campuhan Dalem Pengembak dan Pura Dalem Pengembak pada Kamis (28/7) dan bertepatan pada hari suci Tilem Sasih Kasa.

 

Bendesa Adat Intaran I Gusti Alit Kencana menjelaskan, persembahyangan bersama ini dilakukan bertujuan untuk memohon jalan (ngembak) kepada sesuhunan yang beristana di Pura tersebut, agar rencana proyek Terminal LNG mendapat kepastian yang serius tidak akan dibangun di kawasan mangrove.

 

Salah satunya dengan dikeluarkannya Keputusan Tertulis atau Surat Resmi oleh Gubernur Bali setelah sebelumnya Gubernur Bali sempat mewacanakan jika tidak akan membangun Terminal LNG di Kawasan Mangrove.

 

Bendesa Adat Intaran I Gusti Alit Kencana juga menjelaskan jika Pura Campuhan Dalem Pengembak dan Pura Dalem Pengembak merupakan 2 dari 6 Tempat Suci yang terancam dan jaraknya paling dekat dengan rencana Proyek Terminal LNG apabila proyek tersebut dipaksakan dibangun di Mangrove.

 

Pura Campuhan Dalem Pengembak merupakan Tempat Suci yang sangat disakralkan oleh masyarakat Intaran pun oleh khalayak umum yang diyakini sebagai tempat untuk memohon pengobatan atau kesembuhan dari berbagai penyakit.

 

Begitupula dengan Pura Dalem Pengembak yang diyakini sebagai tempat memohon berkat serta rahmat agar terjadi kehidupan yang harmonis. “Tempat Suci ini jaraknya sangat dekat dengan lokasi rencana proyek yang tidak sampai 300 meter, Kami sebagai masyarakat Intaran memiliki tugas untuk melindungi dan menjaga kesuciannya,” ujarnya.

 

Lebih lanjut Alit Kencana memaparkan, jika Tempat Suci ini berada di pesisir Intaran yang keberadaanya sangat terancam jika pembangunan terminal LNG di kawasan mangrove dilakukan. “Maka sangat berdosa apabila kami tidak menjaganya, begitu juga akan berlawanan dengan misi besar Gubernur Bali,” kata Alit kencana.

 

Satya Thirtayasa mewakili organ Mahasiswa Frontier Bali juga menjelaskan jika ada 6 tempat Suci yang terancam terutama akibat Abrasi jika proyek Terminal LNG dikakukan di Kawasan Mangrove, sebab pembanguannya juga akan melakukan dredging (Pengerukan) yang akan menyebabkan abrasi.

 

Pihaknya mencontohkan akibat abrasi ada salah satu Pura bernama Pura Cedok Waru sampai dipindah hingga 3 kali.  “Justru dengan adanya pengalaman itu jangan sampai karena proyek yang ekstraktif terhadap alam seperti pembangunan terminal LNG di kawasan mangrove bisa menyebabkan tempat Suci di Pesisir Sanur terancam,” tukasnya.

 

Acara persembahyangan diikuti oleh ratusan karma serta prajuru Desa Adat Intaran berlangsung dengan khidmat.

 






Reporter: I Wayan Widyantara

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/