26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 5:48 AM WIB

Soft Opening RSBM Ditunda, Pak Gub: Apa Boleh Buat

RadarBali.com – Gubernur Bali Made Mangku Pastika menanggapi santai aksi demo puluhan ribu warga Sanur di Rumah Sakit Bali Mandara (RSBM) kemarin.

Sebagaimana diketahui, ribuan massa turun ke jalan. Bahkan, mereka sempat memblokir Jalan Bypass Ngurah Rai Sanur yang berujung kemacetan total.

Menurut Gubernur Pastika, sepanjang para pelamar, khususnya warga Sanur memenuhi syarat tidak susah bagi Pemprov Bali untuk menerima warga setempat. Alasannya lebih gampang.

“Tidak usah bayar kos. Rumahnya dekat. Jadi kalau ada apa-apa gampang. Itu logis  saja. Cuma kalau tidak memenuhi syarat kan susah. Tahu-tahu nyuntik orang bukannya yang disuntik hidup tahu-tahu mati kan susah,” ujar Gubernur Pastika.

Disinggung soal soft opening RS Bali Mandara, Pastika menyebut ditunda. “Saya diminta datang ke Pantai Mertasari karena mereka tak percaya dengan yang kemarin datang menemui saya.

Lha kalau saya nanti di situ juga tidak dipercaya? Katanya kalau saya tidak bisa dipercaya, tidak bisa meyakinkan dia mereka akan demo juga,” bebernya

Pak Gub menyayangkan demo digelar di depan RS Bali Mandara. Dirinya menyebut pilihan itu kurang elegan.

 “Rumah sakit kalau didemo kan tidak baik. Kalau kantor gubernur boleh didemo. Tiap hari juga nggak apa. Ini rumah sakit didemo,” dalihnya terkait keputusan tidak hadir ke RS Bali Mandara.

“Dokternya cemas nanti, nyuntik grogi, kan repot kita,” sambungnya terkait ekses negatif demo di rumah sakit.

Masalah penundaan pembukaan RS Bali Mandara, mantan Kapolda Bali tersebut menyebut sampai waktu yang belum ditentukan. “

Ya tergantung. Sampai pakedek pakenyung. Launching hari ini ditunda. Apa boleh dibuat. Daripada didemo di situ. Kan lucu. Saya tidak mau,” terangnya.

Disodori pertanyaan apakah dari rekruitmen yang digelar tidak ada masyarakat Sanur yang diterima, Pastika menjawab serius.

“Saya dengar nih ada minta jadi satpam. Ada 15 orang, tapi yang mau latihan satpam cuma satu orang. Mau jadi satpam, tapi tak mau dilatih satpam.

Kan susah? Nggak bisa. Ini rumah sakit lho. Harus dilatih. Walaupun satpam. Tukang kebun juga harus dilatih karena ini tempat tidak sembarangan,” tegasnya.

Dipertegas mengenai janji kuota 10 persen kepada warga Sanur, Pastika kembali menekankan dirinya tidak pernah menyampaikan hal tersebut.

“Saya tidak pernah janji. Dan kalau ada orang janji orang gila itu. Mana ada cerita janji kuota pegawai? Ya kan? Kalau ada sampai staf saya yang berjanji kuota itu jelas salah. Jangan dipercaya itu. Tidak ada janji kuota,” rincinya. 

RadarBali.com – Gubernur Bali Made Mangku Pastika menanggapi santai aksi demo puluhan ribu warga Sanur di Rumah Sakit Bali Mandara (RSBM) kemarin.

Sebagaimana diketahui, ribuan massa turun ke jalan. Bahkan, mereka sempat memblokir Jalan Bypass Ngurah Rai Sanur yang berujung kemacetan total.

Menurut Gubernur Pastika, sepanjang para pelamar, khususnya warga Sanur memenuhi syarat tidak susah bagi Pemprov Bali untuk menerima warga setempat. Alasannya lebih gampang.

“Tidak usah bayar kos. Rumahnya dekat. Jadi kalau ada apa-apa gampang. Itu logis  saja. Cuma kalau tidak memenuhi syarat kan susah. Tahu-tahu nyuntik orang bukannya yang disuntik hidup tahu-tahu mati kan susah,” ujar Gubernur Pastika.

Disinggung soal soft opening RS Bali Mandara, Pastika menyebut ditunda. “Saya diminta datang ke Pantai Mertasari karena mereka tak percaya dengan yang kemarin datang menemui saya.

Lha kalau saya nanti di situ juga tidak dipercaya? Katanya kalau saya tidak bisa dipercaya, tidak bisa meyakinkan dia mereka akan demo juga,” bebernya

Pak Gub menyayangkan demo digelar di depan RS Bali Mandara. Dirinya menyebut pilihan itu kurang elegan.

 “Rumah sakit kalau didemo kan tidak baik. Kalau kantor gubernur boleh didemo. Tiap hari juga nggak apa. Ini rumah sakit didemo,” dalihnya terkait keputusan tidak hadir ke RS Bali Mandara.

“Dokternya cemas nanti, nyuntik grogi, kan repot kita,” sambungnya terkait ekses negatif demo di rumah sakit.

Masalah penundaan pembukaan RS Bali Mandara, mantan Kapolda Bali tersebut menyebut sampai waktu yang belum ditentukan. “

Ya tergantung. Sampai pakedek pakenyung. Launching hari ini ditunda. Apa boleh dibuat. Daripada didemo di situ. Kan lucu. Saya tidak mau,” terangnya.

Disodori pertanyaan apakah dari rekruitmen yang digelar tidak ada masyarakat Sanur yang diterima, Pastika menjawab serius.

“Saya dengar nih ada minta jadi satpam. Ada 15 orang, tapi yang mau latihan satpam cuma satu orang. Mau jadi satpam, tapi tak mau dilatih satpam.

Kan susah? Nggak bisa. Ini rumah sakit lho. Harus dilatih. Walaupun satpam. Tukang kebun juga harus dilatih karena ini tempat tidak sembarangan,” tegasnya.

Dipertegas mengenai janji kuota 10 persen kepada warga Sanur, Pastika kembali menekankan dirinya tidak pernah menyampaikan hal tersebut.

“Saya tidak pernah janji. Dan kalau ada orang janji orang gila itu. Mana ada cerita janji kuota pegawai? Ya kan? Kalau ada sampai staf saya yang berjanji kuota itu jelas salah. Jangan dipercaya itu. Tidak ada janji kuota,” rincinya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/