31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 11:47 AM WIB

KERAS! DPRD Bali Minta Pengurus Dwijendra Jangan Rugikan Mahasiswa

DENPASAR – Kisruh yang terjadi di Yayasan Dwijendra membuat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bali ikut angkat suara. 

Di gedung rakyat tersebut, mereka menerima perwakilan pihak Yayasan Dwijendra kemarin.

“Prinsipnya kami sangat prihatin dengan konflikyang terjadi dan secara nyata merugikan pihakmahasiswa maupun siswa,” ujar Nyoman Parta, perwakilan DPRD Bali

Selaku anggota dewan dari Komisi 4, pihaknya mengaku sudah menerima informasi dari pihak yayasan yang terpilih, dan kemudian pihaknya juga akan mendengarkan informasi dari pihak yayasan sebelumnya dan rektorat.

“Prinsipnya, sikap kami adalah, apapun konflik yang terjadi antara yayasan dengan pengurus baru atau pengurus lama yang merasa masih berhak, prinsipnya tidak boleh sampai merugikan mahasiswa dan siswa,” ujarnya.

Terlebih sampai menghentikan ataupun meliburkan mahasiswa. Sehingga diharapkan proses belajar tetap berjalan. 

“Kami minta agar pihak rektorat, tidak perlu menunggu sampai tanggal dua, segera buka kampus kembali,” harapnya.

Parta juga mengajak berbagai pihak yang terlibat untuk mengingat kembali bahwa pendirian Dwijendra tersebut didirikan dengan semangat perjuangan dengan dilandasai agama Hindu.

Selain itu, pihaknya juga meminta kepada pihak Kopertis menyikapi terkait persoalan ini.

Terlebih juga dalam kasus Dwijendra, juga banyak melibatkan para dosen.

“Kami juga berharap Pak Gubernur juga mengambil langkah untuk terlbat dalam menyelesaikan permasalah di Dwijendra,” tutupnya.

Sementara itu, Ketut Wirawan, Ketua Yayasan yang baru berharap Dwijendra kembali kepada visi dan misi dari pendiri pada tahun 1953. 

Jadi, Dwijendra sebagai lembaga pendidikan yang bernuansa Hindu pertama di Indonesia harus dipertahakan.

“Bagaimana pun juga, di Dwijendra lah lahir Parisadha dan sebagaian gerakan untuk kemajuan agama Hindu di Bali,” ujarnya.

Terkait persoalan ini, Wirawan  juga meminta agar persoalan ini tidak melibatkan anak didik. 

“Sekali lagi, saya harapkan parapihak yang berpekara, jangan libatkan siswa, mahasiswa maupun 

pegwai dan dosen. Yang terlibat disini hanya Pembina dan Candra,” ujarnya. (ara)

 

DENPASAR – Kisruh yang terjadi di Yayasan Dwijendra membuat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bali ikut angkat suara. 

Di gedung rakyat tersebut, mereka menerima perwakilan pihak Yayasan Dwijendra kemarin.

“Prinsipnya kami sangat prihatin dengan konflikyang terjadi dan secara nyata merugikan pihakmahasiswa maupun siswa,” ujar Nyoman Parta, perwakilan DPRD Bali

Selaku anggota dewan dari Komisi 4, pihaknya mengaku sudah menerima informasi dari pihak yayasan yang terpilih, dan kemudian pihaknya juga akan mendengarkan informasi dari pihak yayasan sebelumnya dan rektorat.

“Prinsipnya, sikap kami adalah, apapun konflik yang terjadi antara yayasan dengan pengurus baru atau pengurus lama yang merasa masih berhak, prinsipnya tidak boleh sampai merugikan mahasiswa dan siswa,” ujarnya.

Terlebih sampai menghentikan ataupun meliburkan mahasiswa. Sehingga diharapkan proses belajar tetap berjalan. 

“Kami minta agar pihak rektorat, tidak perlu menunggu sampai tanggal dua, segera buka kampus kembali,” harapnya.

Parta juga mengajak berbagai pihak yang terlibat untuk mengingat kembali bahwa pendirian Dwijendra tersebut didirikan dengan semangat perjuangan dengan dilandasai agama Hindu.

Selain itu, pihaknya juga meminta kepada pihak Kopertis menyikapi terkait persoalan ini.

Terlebih juga dalam kasus Dwijendra, juga banyak melibatkan para dosen.

“Kami juga berharap Pak Gubernur juga mengambil langkah untuk terlbat dalam menyelesaikan permasalah di Dwijendra,” tutupnya.

Sementara itu, Ketut Wirawan, Ketua Yayasan yang baru berharap Dwijendra kembali kepada visi dan misi dari pendiri pada tahun 1953. 

Jadi, Dwijendra sebagai lembaga pendidikan yang bernuansa Hindu pertama di Indonesia harus dipertahakan.

“Bagaimana pun juga, di Dwijendra lah lahir Parisadha dan sebagaian gerakan untuk kemajuan agama Hindu di Bali,” ujarnya.

Terkait persoalan ini, Wirawan  juga meminta agar persoalan ini tidak melibatkan anak didik. 

“Sekali lagi, saya harapkan parapihak yang berpekara, jangan libatkan siswa, mahasiswa maupun 

pegwai dan dosen. Yang terlibat disini hanya Pembina dan Candra,” ujarnya. (ara)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/