25.2 C
Jakarta
24 November 2024, 7:21 AM WIB

Mencemaskan! Angka Prevalensi Stunting di Denpasar Masih 9 Persen

DENPASAR -Angka bayi kekurangan gizi kronis alias stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya kini menjadi perhatian lebih oleh Pemkot Denpasar.

Data menyebut, kondisi prevalensi stunting Kota Denpasar tahun 2021 sebesar 9 persen. Angka tersebut tergolong rendah secara nasional, namun demikian Pemerintah Kota Denpasar tetap berkomitmen untuk terus menurunkan angka stunting tersebut dengan target di bawah 5 persen

Hal tersebut disampaikan Asisten II Sekda Kota Denpasar AA Gede Risnawan dalam acara yang digelar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Denpasar dengan mengangkat tema Rembung Stunting di Hotel  Grand Palace Sanur Kamis, (29/9).

Atas data tersebut, pihaknya telah menandatangani pernyataan komitmen sesuai dengan SK Menteri Bappenas No 10 tahun 2021 tentang penetapan perluasan Kabupaten/Kota lokasi Fokus Intervensi penurunan stunting terintegrasi tahun 2022.

“Oleh karena itu melalui momentum Rembug Stunting ini saya sangat berharap komitmen kita semua khususnya kepada para peserta Rembug stunting agar hasil dari Rembug stunting ini dapat tersusun rencana intervensi gizi terintegrasi penurunan stunting yang nantinya dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah atau Renja Perangkat Daerah tahun berikutnya,” jelas AA Gede Risnawan.

Dari hasil rembug stunting ini ditargetkan  indikator pembangunan bidang kesehatan yaitu menurunkan prevalensi stunting pada anak di bawah usia 2 tahun dapat tercapai, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Sekaligus mempunyai kemampuan emosional, sosial dan fisik yang siap untuk belajar dan berkomitmen sebagai modal dasar pembangunan di Kota Denpasar.

Lebih lanjut dikatakan, kegiatan ini juga untuk mengantisipasi terutama para pengantin baru, agar mempunyai  komitmen dalam hal menjaga pola hidup dan gizi, sehingga anak yang akan dilahirkan berkualitas.

Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Denpasar Luh Nyoman Rai Suryathi menambahkan, Rembung Stunting adalah salah dari 8 area konvergensi penanganan stunting. “Acara  rembug stunting kali ini dilakukan menyampaikan dari hasil analisis data  dengan stakeholder terkait lokasi fokus yang dijadikan penanganan stunting di tahun 2023,” jelas Suryathi

Hal itu sesuai dengan tujuan Rembug stunting ini yakni untuk menyampaikan kepada seluruh stakeholder hasil analisis datanya kemudian menyampaikan ke seluruh desa kelurahan yang ada di Kecamatan di Kota Denpasar.

Kemudian ada komitmen pimpinan, desa kelurahan dan stakeholder terkait agar pelaksanaan konvergensi stunting 2023 lokasi fokus sudah ditentukan, sehingga bisa lebih fokus ke daerah daerah pada tahun 2023.

Suryathi menambahkan dalam rembung stunting telah ditentukan dari pusat sendiri dan sudah ada standar menentukan lokasi fokus tersebut melalui data data yang diinput dalam sistem sehingga keluar lokasi fokus stunting tahun berikutnya.

Untuk Lokasi Fokus Stunting tahun  2023 ada 16 desa dan kelurahan yang ada di Kota Denpasar. Hasil analisis data-data yang dimasukan adalah yang terkait dengan kondisi dari lingkungan bagaimanakah sanitasi di desa tersebut atau wilayah tersebut baik atau tidak dan status gizi bagi yang ada dibawah 2 tahun yang ada di wilayah tersebut.

Untuk target  terakhir angka stunting di tahun 2024 adalah dibawah 5 persen untuk itu harus bergerak  dari perangkat daerah yang terkait baik dari segi sanitasinya pemberdayaan keluarga Dinas DPMD,  segi ketahanan pangan, kerawanan pangan dari pendidikan usia dini. (i wayan widyantara/rid)

 

DENPASAR -Angka bayi kekurangan gizi kronis alias stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya kini menjadi perhatian lebih oleh Pemkot Denpasar.

Data menyebut, kondisi prevalensi stunting Kota Denpasar tahun 2021 sebesar 9 persen. Angka tersebut tergolong rendah secara nasional, namun demikian Pemerintah Kota Denpasar tetap berkomitmen untuk terus menurunkan angka stunting tersebut dengan target di bawah 5 persen

Hal tersebut disampaikan Asisten II Sekda Kota Denpasar AA Gede Risnawan dalam acara yang digelar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Denpasar dengan mengangkat tema Rembung Stunting di Hotel  Grand Palace Sanur Kamis, (29/9).

Atas data tersebut, pihaknya telah menandatangani pernyataan komitmen sesuai dengan SK Menteri Bappenas No 10 tahun 2021 tentang penetapan perluasan Kabupaten/Kota lokasi Fokus Intervensi penurunan stunting terintegrasi tahun 2022.

“Oleh karena itu melalui momentum Rembug Stunting ini saya sangat berharap komitmen kita semua khususnya kepada para peserta Rembug stunting agar hasil dari Rembug stunting ini dapat tersusun rencana intervensi gizi terintegrasi penurunan stunting yang nantinya dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah atau Renja Perangkat Daerah tahun berikutnya,” jelas AA Gede Risnawan.

Dari hasil rembug stunting ini ditargetkan  indikator pembangunan bidang kesehatan yaitu menurunkan prevalensi stunting pada anak di bawah usia 2 tahun dapat tercapai, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Sekaligus mempunyai kemampuan emosional, sosial dan fisik yang siap untuk belajar dan berkomitmen sebagai modal dasar pembangunan di Kota Denpasar.

Lebih lanjut dikatakan, kegiatan ini juga untuk mengantisipasi terutama para pengantin baru, agar mempunyai  komitmen dalam hal menjaga pola hidup dan gizi, sehingga anak yang akan dilahirkan berkualitas.

Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Denpasar Luh Nyoman Rai Suryathi menambahkan, Rembung Stunting adalah salah dari 8 area konvergensi penanganan stunting. “Acara  rembug stunting kali ini dilakukan menyampaikan dari hasil analisis data  dengan stakeholder terkait lokasi fokus yang dijadikan penanganan stunting di tahun 2023,” jelas Suryathi

Hal itu sesuai dengan tujuan Rembug stunting ini yakni untuk menyampaikan kepada seluruh stakeholder hasil analisis datanya kemudian menyampaikan ke seluruh desa kelurahan yang ada di Kecamatan di Kota Denpasar.

Kemudian ada komitmen pimpinan, desa kelurahan dan stakeholder terkait agar pelaksanaan konvergensi stunting 2023 lokasi fokus sudah ditentukan, sehingga bisa lebih fokus ke daerah daerah pada tahun 2023.

Suryathi menambahkan dalam rembung stunting telah ditentukan dari pusat sendiri dan sudah ada standar menentukan lokasi fokus tersebut melalui data data yang diinput dalam sistem sehingga keluar lokasi fokus stunting tahun berikutnya.

Untuk Lokasi Fokus Stunting tahun  2023 ada 16 desa dan kelurahan yang ada di Kota Denpasar. Hasil analisis data-data yang dimasukan adalah yang terkait dengan kondisi dari lingkungan bagaimanakah sanitasi di desa tersebut atau wilayah tersebut baik atau tidak dan status gizi bagi yang ada dibawah 2 tahun yang ada di wilayah tersebut.

Untuk target  terakhir angka stunting di tahun 2024 adalah dibawah 5 persen untuk itu harus bergerak  dari perangkat daerah yang terkait baik dari segi sanitasinya pemberdayaan keluarga Dinas DPMD,  segi ketahanan pangan, kerawanan pangan dari pendidikan usia dini. (i wayan widyantara/rid)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/