DENPASAR – Polda Bali menggandeng Rektor, Dekan dan Pakar Farmasi yang kompeten di Universitas Udayana (Unud) untuk membuat cairan disinfektan dan hand sanitizer yang aman dan sesuai standar WHO (World Health Organization).
Menariknya disinfektan dan hand sanitizer yang dibuat ini berbahan dasar arak Bali. Rencana tersebut diungkap Kapolda Bali Irjen Dr. Petrus Reinhard Golose.
Saat menghadiri diskusi dengan Rektor dan Dekan Prodi Farmasi Unud dalam kesiapan kegiatan disinfeksi dan pengadaan sanitizer di Gedung Rektorat Unud, Jimbaran, kemarin,
lulusan Akpol tahun 1988 ini menjelaskan, saat ini cairan disinfektan dan hand sanitizer sangat langka dan sulit dicari oleh masyarakat.
Bahkan, banyak masyarakat yang membuat sendiri. Karena itu, Jenderal Petrus Golose mengajak Universitas Udayana bekerjasama dalam pembuatan cairan disinfektan dan hand sanitizer.
Pihaknya memberikan 3.000 liter minuman tradisional arak Bali untuk diteliti dan diekstrak menjadi alkohol murni 96 persen sesuai dengan standar.
Proses ekstrak pemurnian alkohol menggunakan peralatan di labolatorium Fakultas Farmasi Universitas Udayana.
“Polri khususnya Polda Bali akan melakukan segala upaya untuk mendukung Pemerintah Republik Indonesia dalam memerangi penyebaran Covid-19,” ucap Jenderal Petrus Golose.
Polda Bali juga bekerjasama dengan Universitas Udayana dalam hal ini Fakultas Farmasi dalam pembuatan disinfektan dan hand sanitizer dalam sekala besar.
Kerjasama ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi kelangkaan disinfektan dan hand sanitizer di wilayah Bali, khususnya dalam bidang pelayanan masyarakat.
Jenderal bintang dua kelahiran Manado, Sulawesi ini menjelaskan bahwa kerjasama ini tidak hanya di tingkat Polda Bali saja,
tapi akan dilanjutkan sampai ke tingkat Polres seluruh Bali dengan mendatangkan tenaga ahli dari Fakultas Farmasi Universitas Udayana.
Rektor Universitas Udayana Prof Raka Sudewi mengaku senang digandeng dan dipercaya oleh Polda Bali dalam kegiatan ini, karena sangat relevan dengan kondisi nyata saat ini.
Di mana masyarakat sangat membutuhkan cairan disinfektan dan hand sanitizer yang sulit didapat di pasaran.
“Kegiatan ini juga sebagai bentuk implementasi dari salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian masyarakat.
Diharapkan produksi ini bisa berjalan dengan baik dan secara bertahap dapat menyediakan kebutuhan mendesak akan disinfektan dan hand sanitizer,” ujarnya.