SUKASADA– Rencana pemerintah melakukan penataan kawasan di Danau Buyan, dipastikan kandas. Pemerintah tidak memiliki cukup waktu dan biaya untuk menata kawasan. Terlebih biaya yang dibutuhkan mencapai ratusan miliar.
Wacana penataan Danau Buyan sempat dilontarkan pada 2019 lalu. Pemerintah bahkan telah menuntaskan penyusunan detail engineering design (DED) kawasan pada awal 2020 silam.
Dalam DED itu, pemerintah telah merancang Danau Buyan dibagi ke dalam tiga zona khusus. Yakni zona wisata massal, zona wisata minat khusus, serta wisata tematik. Dalam rancangan yang disusun, wisata Buyan akan diisi dengan camping ground hingga rumah pohon. Sayangnya perencanaan itu harus terhenti gara-gara pandemi covid-19.
Pemerintah tidak memiliki biaya yang cukup untuk menata kawasan. Kini program-program lebih banyak dialokasikan untuk pemulihan ekonomi.
Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana mengaku pemerintah sebenarnya telah memiliki konsep penataan kawasan. Mulai dari sekitar Pura Ulun Danu Buyan hingga kawasan Dasong.
“Perencanannya sudah kami susun secara komprehensif. Dengan harapan danau ini bisa menarik kedatangan wisatawan dan jangka panjang bisa mendatangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Malah dari hitung-hitungan itu kontribusi PAD-nya bisa sampai Rp 30 miliar setahun,” kata Agus.
Sayangnya dana yang tak memadai, memaksa pemerintah menunda rencana tersebut. Kini pemanfaatan kawasan diserahkan pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan desa adat.
Sekadar diketahui, di sekitar Pura Ulun Danu Buyan, desa adat dan BUMDes mulai mengembangkan camping ground bagi wisatawan lokal dan domestik. “Sementara dikembangkan dengan model begini dulu. Penataannya memanfaatkan limbah tanah dari shortcut. Sekarang sudah mulai tertata dan terlihat sudah lebih bersih. Nanti perlahan akan ditata,” tukasnya. (eps)