SINGARAJA, Radar Bali – Berjalannya Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terbukti berdampak besar terhadap pelayanan kesehatan masyarakat.
Program ini membuka akses lebih luas bagi masyarakat untuk mendapatkan jaminan pelayanan kesehatan.
Kehadiran Program JKN ini pun disambut baik masyarakat, salah satunya Ida Komang Wirjaya, 57, yang merupakan peserta JKN kelas 3. Ia dengan penuh semangat menceritakan kebanggaannya menjadi peserta JKN.
“Saya tidak pernah berharap untuk menggunakannya namun saya tetap rutin membayar iuran JKN.
Saya selalu berusaha membayar iuran tepat waktu, meski saya seorang pekerja serabutan yang memiliki penghasilan tidak menentu.
Pekerjaan apa saja saya kerjakan untuk dapat menyambung hidup saya dan keluarga, termasuk untuk membayar iuran JKN,” ungkapnya kepada tim Jamkesnews, Kamis (28/07).
Menurutnya, gotong royong yang merupakan prinsip BPJS Kesehatan adalah prinsip kebersamaan antarpeserta dalam menanggung beban biaya jaminan sosial, oleh karenanya, kewajiban setiap peserta membayar iuran setiap bulan.
“Selain bangga menjadi peserta JKN, saya juga merasa tenang telah memegang kartu JKN. Saya tidak perlu khawatir karena biaya kesehatan saya sudah dijamin Progam JKN.
Namun apabila saya tidak menggunakannya, berarti saya bisa membantu peserta lain yang sedang sakit.
Iuran peserta yang sehat akan membantu peserta lain yang sedang sakit, karena itu sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk ikut menyukseskan program ini agar bisa terus berkelanjutan,” ujarnya.
Wirjaya pun turut mengimbau kepada masyarakat yang belum terdaftar sebagai peserta JKN untuk segera mendaftarkan diri beserta anggota keluarga sebelum sakit, sebab datangnya sakit tidak bisa diprediksi oleh siapa pun.
“Apabila ada masyarakat yang belum terdaftar sebagai peserta JKN, segeralah mendaftarkan diri. Jangan menunggu sakit dahulu baru mendaftarkan diri.
Tidak sedikit dari masyarakat yang menyepelekannya, sehingga setelah jatuh sakit kondisi saat ini dalam keadaan sehat dan tidak pernah dibayangkan apabila kita sakit sehingga memerlukan biaya pelayanan kesehatan yang tidak sedikit jumlahnya,” katanya mengakhiri pembicaraan. (rba/han)