NEGARA – Pengamaman Pelabuhan Gilimanuk mulai diperketat jelang konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 yang akan dilaksanakan di Nusa Dua, Badung. Selain pengamanan oleh personil aparat keamanan, sarana pendukung seperti kamera pendeteksi wajah sudah terpasang di tiga titik di sekitar Pelabuhan Gilimanuk.
Salah satu kamera pendeteksi wajah, berada di pintu masuk validasi surat perjalanan di dalam areal Pelabuhan Gilimanuk. Setiap pelaku perjalanan, pengendara motor dan penumpang mobil dan truk wajib turun dan membuka masker saat akan melakukan validasi syarat perjalanan.
Kapolres Jembrana AKBP I Dewa Gde Juliana mengatakan, Pelabuhan Gilimanuk sebagai salah satu pintu masuk Bali, jelang KTT G20 mulai diperketat. Persiapan pengamanan sudah dilakukan, mulai dari pengecekan fasilitas, sarana dan prasarana yang ada di Pelabuhan Gilimanuk.
“Nanti sarana itu yang akan digunakan untuk mendukung 200 personel yang akan berjaga di Pelabuhan Gilimanuk,” ujarnya, di sela pengecekan Pelabuhan Gilimanuk, Rabu (2/11).
Sarana pendukung seperti pengeras suara di pos 2 Pelabuhan Gilimanuk sudah disiapkan. Pengeras suara itu untuk menyampaikan imbauan kepada pelaku perjalanan untuk membuka masker, penutup wajah, kacamata, helm dan jaket. Karena pelaku perjalanan yang masuk Bali ini akan melintasi beberapa titik yang sudah disiapkan alat pendeteksi wajah pelaku perjalanan.
Kapolres menyebut, ada tiga alat pendeteksi wajah yang disediakan. Namun, titik lokasi alat berupa kamera pendeteksi wajah ini ditempatkan di lokasi strategis dan rahasia. “Kami juga sudah siapkan alur penumpang pejalan kaki dan penumpang untuk melalukan validasi syarat perjalanan untuk protokol kesehatan. Dan juga melintas di beberapa titik yang sudah ada alat deteksi wajah,” jelasnya.
Mengenai fasilitas pendukung alat pendeteksi wajah, dipasang dan dikendalikan langsung oleh mabes Polri. Karena itu, setiap orang pelaku perjalanan untuk membuka penutup wajah agar bisa dideteksi. “Ini sebagai salah satu bentuk antisipasi kita,” ujarnya.
Pendeteksi wajah ini, untuk mengantisipasi masuknya oknum yang berpotensi mengganggu keamanan Bali. “Mungkin karena sudah ada database. Jadi untuk mendeteksi setiap orang. Mungkin ada DPO, mungkin pelaku kejahatan yang ada di data base mabes polri, bisa dilakukan pendeteksian,” ujarnya.
Mengenai pola pengamanan di Pelabuhan Gilimanuk dan sekitarnya, ada tiga pola pengamanan. Yakni, ring 1 ada di kawasan dalam Pelabuhan Gilimanuk, ring 2 di terminal Gilimanuk dan ring 3 di pemukiman warga menaksir wilayah pengamanan. “Karena pengaman ini harus didukung semua masyarakat, jadi pemukiman menjadi salah satu sasaran,” ujarnya.
Sementara itu, untuk personil dimulai Jumat (4/11), sudah mulai penebalan pengaman di Pelabuhan Gilimanuk. Penebalan pengamanan ini, sampai dimulai operasi dari 8-17 November.
Selain Pelabuhan Gilimanuk, pengaman juga dilakukan di pesisir Jembrana. Sedikitnya ada 14 titik pesisir yang menjadi fokus pantauan. Pada prinsipnya, pengamanan yang dilakukan sebagai upaya untuk menutup celah -celah yang berpotensi menjadi lalu lintas masuknya orang ke Bali.
“Kami sudah rapat koordinasi, untuk melaksanakan operasi -operasi di sekitaran wilayah pesisir. Jadi ada operasi non yustisi yang dilakukan untuk mendata wilayah pesisir, peran serta masyarakat pesisir juga penting untuk memberikan informasi,” terangnya.
Terkait dengan lalu lintas kendaraan di Jalan Denpasar – Gilimanuk, terutama kendaraan barang, jelang G20 hingga pelaksana nanti, sementara tidak ada pembatasan. Namun, hanya akan dilakukan pemeriksaan secara mendetail.
Seluruh barang akan diperiksa dengan sasaran utama barang berbahaya seperti bahan peledak, senjata tajam, dan lainnya. “Tidak ada pembatasan untuk yang masuk ke Bali. Tapi pemeriksaan barang berbahaya jadi sasaran utama kita,” tandasnya. (m. basir/radar bali)