Warning: Undefined variable $reporternya in /var/www/devwpradar/wp-content/themes/Newspaper/functions.php on line 229
27.3 C
Jakarta
22 Juli 2024, 3:36 AM WIB

Hujan Deras, Pohon Perindang Roboh dan Ratusan Burung Mati

NEGARA– Hujan deras yang terjadi pada Minggu (7/8) pagi, membuat pohon perindang tumbang. Beruntung tidak ada korban jiwa, karena kejadian berlangsung pada pagi buta dan kondisi jalan masih sepi.Pohon tumbang berdiameter 20 centimeter dan panjang 4 meter diketahui melintang di jalan. “Karena hujan deras dan pohonnya memang sudah kering,” kata Kepala Pelaksana BPBD Jembrana I Putu Agus Artana Putra, Minggu (7/8).

 

Tim reaksi cepat dari BPBD Jembrana sudah melakukan evakuasi dengan memotong batang dan ranting pohon yang melintang di jalan agar tidak menganggu pengguna jalan.

 

Agus menambahkan, karena cuaca yang terjadi saat ini masih tidak menentu, dimana hujan deras masih sering terjadi, pihaknya mengimbau masyarakat untuk selalu waspada. “Hujan deras juga bisa menyebabkan banjir dan  longsor, sehingga masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan,” ungkapnya.

 

Selain adanya pohon tumbang, karena hujan deras yang terjadi pada Minggu pagi menyebabkan ratusan ekor burung pipit berjatuhan. Seperti yang terjadi di depan pasar Melaya, ratusan burung berjatuhan dan banyak yang kondisinya sudah mati. “Mungkin karena perubahan suhu, setelah beberapa hari panas mendadak hujan sehingga burung kedinginan dan jatuh,” ungkapnya.

 

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jembrana Aminudin Al Roniri mengatakan, musim kemarau tahun ini memang masih sering terjadi hujan. Biasanya hujan terjadi sampai tiga hari. “Musim kemarau tahun ini memang banyak hujannya,” jelasnya.

 

Kondisi ini menurut prediksi BMKG, dipengaruhi oleh lalila bersambung sampai musim hujan. Hujan yang terjadi disertai dengan angin kencang. “Kemungkinan hujan ini akan terjadi ada selangnya, tiga hari, lalu seminggu tidak hujan dan hujan lagi,” jelasnya.

 

Menurutnya, musim kemarau tahun ini dari segi waktu sebenarnya sama dengan musim kemarau tahun -tahun sebelumnya. Hanya saja sering terjadi hujan karena pengaruh lalina sepanjang tahun. Hujan yang terjadi pada musim kemarau ini juga bisa menjadi ekstrem.

 

Amin menambahkan, karena hujan disertai angin pada musim kemarau ini, pihaknya mengimbau agar masyarakat untuk waspada. Karena berpotensi terjadi angin kencang menyebabkan pohon tumbang, longsor, banjir dan daerah terjadi genangan. Karena angin kencang gelombang tinggi juga harus diwaspadai.

 

Mengenai suhu dingin yang terjadi dalam beberapa hari terkahir ini, musim kemarau memang lebih dingin karena pengaruh dari Australia yang saat ini musim dingin. Angin timuran dari Australia sampai di Indonesia, ditambah lagi saat ini Indonesia musim kemarau. “Kemarau identik dengan dingin,” imbuhnya.  (bas)

NEGARA– Hujan deras yang terjadi pada Minggu (7/8) pagi, membuat pohon perindang tumbang. Beruntung tidak ada korban jiwa, karena kejadian berlangsung pada pagi buta dan kondisi jalan masih sepi.Pohon tumbang berdiameter 20 centimeter dan panjang 4 meter diketahui melintang di jalan. “Karena hujan deras dan pohonnya memang sudah kering,” kata Kepala Pelaksana BPBD Jembrana I Putu Agus Artana Putra, Minggu (7/8).

 

Tim reaksi cepat dari BPBD Jembrana sudah melakukan evakuasi dengan memotong batang dan ranting pohon yang melintang di jalan agar tidak menganggu pengguna jalan.

 

Agus menambahkan, karena cuaca yang terjadi saat ini masih tidak menentu, dimana hujan deras masih sering terjadi, pihaknya mengimbau masyarakat untuk selalu waspada. “Hujan deras juga bisa menyebabkan banjir dan  longsor, sehingga masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan,” ungkapnya.

 

Selain adanya pohon tumbang, karena hujan deras yang terjadi pada Minggu pagi menyebabkan ratusan ekor burung pipit berjatuhan. Seperti yang terjadi di depan pasar Melaya, ratusan burung berjatuhan dan banyak yang kondisinya sudah mati. “Mungkin karena perubahan suhu, setelah beberapa hari panas mendadak hujan sehingga burung kedinginan dan jatuh,” ungkapnya.

 

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jembrana Aminudin Al Roniri mengatakan, musim kemarau tahun ini memang masih sering terjadi hujan. Biasanya hujan terjadi sampai tiga hari. “Musim kemarau tahun ini memang banyak hujannya,” jelasnya.

 

Kondisi ini menurut prediksi BMKG, dipengaruhi oleh lalila bersambung sampai musim hujan. Hujan yang terjadi disertai dengan angin kencang. “Kemungkinan hujan ini akan terjadi ada selangnya, tiga hari, lalu seminggu tidak hujan dan hujan lagi,” jelasnya.

 

Menurutnya, musim kemarau tahun ini dari segi waktu sebenarnya sama dengan musim kemarau tahun -tahun sebelumnya. Hanya saja sering terjadi hujan karena pengaruh lalina sepanjang tahun. Hujan yang terjadi pada musim kemarau ini juga bisa menjadi ekstrem.

 

Amin menambahkan, karena hujan disertai angin pada musim kemarau ini, pihaknya mengimbau agar masyarakat untuk waspada. Karena berpotensi terjadi angin kencang menyebabkan pohon tumbang, longsor, banjir dan daerah terjadi genangan. Karena angin kencang gelombang tinggi juga harus diwaspadai.

 

Mengenai suhu dingin yang terjadi dalam beberapa hari terkahir ini, musim kemarau memang lebih dingin karena pengaruh dari Australia yang saat ini musim dingin. Angin timuran dari Australia sampai di Indonesia, ditambah lagi saat ini Indonesia musim kemarau. “Kemarau identik dengan dingin,” imbuhnya.  (bas)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/