NEGARA- Gelombang tinggi terjadi di pesisir Jembrana sejak dua hari terakhir. Tingginya gelombang membuat warga pesisir khawatir membuat rumah rusak, sehingga beberapa warga membongkar rumahnya sebelum dihantam gelombang tinggi. Seperti yang dilakukan warga Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Rabu (15/6).
Gelombang tinggi yang terjadi sejak pagi menghantam pemukiman warga yang sebelumnya sudah tergerus abrasi. “Rumah terpaksa dibongkar sebelum dirusak gelombang,” kata Hariyanto, salah satu warga Banjar Pebuahan.
Gelombang tinggi ini diperkirakan terjadi hingga tiga hari ke depan. Gelombang tinggi diperkirakan lebih tinggi, sehingga warga yang rumah tinggalnya berdekatan dengan pantai mengevakuasi barang berharganya.
Gelombang tinggi ini juga akan membuat abrasi pantai Pebuahan semakin parah. Gelombang tinggi yang terjadi kemarin sudah merusak tanggul yang dibuat warga secara swadaya. Sementara penanganan pantai dari abrasi masih belum dilakukan pemerintah.
Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman Jembrana I Wayan Sudiarta mengatakan, mengenai penanganan pantai yang terdampak abrasi merupakan kewenangan pemerintah pusat yang ditangani secara bertahap.
Pemerintah kabupaten Jembrana sudah mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk penanganan pantai pada tahun 2023 mendatang, di Pantai Pebuahan, Yehembang dan lanjutan di Pantai Delodberawah. “Tergantung kondisi keuangan pemerintah pusat, mudah -mudahan dapat,” ujarnya.
Tahun ini paket pekerjaan penanganan pantai dari Soka-Gilimanuk dengan anggaran Rp 38,5 miliar dari Balai Wilayah Sungai. Khusus di wilayah Jembrana, ada tiga titik yang sedang proses pengerjaan penanganan pantai. Yakni, ruas Gilimanuk 1,2 kilometer, Candikusuma 800 meter dan Delodberawah sekitar 800 meter. “Tiga titik yang sedang dikerjakan ini mungkin sampai pertengahan bulan November,” tandasnya. (bas)