NEGARA- Peringatan Paskah di Gereja Kristen Protestan Bali (GKPB) Desa Blimbingsari, Kecamatan Melaya pada Minggu (17/4) berbeda dengan gereja lain. Yakni, pada tradisi yang masih erat dengan adat budaya Bali. Gamelan dan gong mengiringi setiap prosesi ibadah.
Semua jemaat penduduk tetap Blimbingsari juga menggunakan pakaian adat Bali serba putih lengkap dengan udeng. Sedangkan warga dari luar Desa Blimbingsari juga menggunakan pakai adat Bali, ada juga yang pakaian kasual.
Pendeta GKPB Pniel Blimbingsari I Nyoman Yohanes menjelaskan, proses ibadah Paskah, dimulai Minggu pagi pukul 05.00 WITA di dalam gereja. Gamelan dan gong mengiringi ibadah yang digelar. Tidak hanya pada saat Paskah, gamelan selalu mengiringi ibadah setiap awal bulan dan menggunakan bahasa Bali. “Ini merupakan tradisi setiap hari raya umat kristiani yang ada di Desa Blimbingsari, baik paskah maupun hari natal,” jelasnya.
Usai proses ibadah di dalam gereja, jemaat berjalan dengan iringan bleganjur menuju kuburan Desa Blimbingsari yang berjarak sekitar setengah kilometer dari gereja untuk tabur bunga di kuburan.
Selain menggunakan alat musik kesenian Bali, tradisi lain dengan memasang penjor di setiap rumah warga Desa Blimbingsari. Tradisi yang sudah turun temurun itu, sebagai identitas bahwa warga Desa Blimbingsari adalah orang Bali yang masih mempertahankan adat dan budayanya.