27.2 C
Jakarta
1 Mei 2024, 4:39 AM WIB

Bahaya! Nelayan Jembrana Lebih Banyak Dapat Sampah Plastik!

NEGARA – Sampah plastik yang terbuang ke laut sudah keterlaluan banyaknya. Sampah itu mengakibatkan ekosistem laut rusak, serta banyak organisme laut yang organ tubuhnya sudah tercemar sampah plastik.

Salah satu yang terdampak adalah nelayan, seperti yang dialami nelayan Desa Air Kuning, Kecamatan Jembrana, Sabtu lalu (24/9). Nelayan harus menelan kecewa saat jaring ikan ditarik mendapat lebih banyak sampah plastik daripada ikan.

Terlihat dari jaring ikan yang sebelumnya ditebar di tengah laut dan ditarik dari pantai, sampah terbawa jaring lebih banyak daripada ikan. Sampah plastik mulai dari bekas bungkus minuman dan makanan, berserakan setelah jaring ikan sampai di pinggir pantai.

Kondisi ini tidak hanya dialami nelayan di Desa Air Kuning, sering dialami nelayan di Jembrana  sejak beberapa tahun terkhir ini. Saat menjaring ikan, justru sampah plastik yang didapat. “Tidak hanya di pinggir pantai, di dalam tengah laut juga banyak sampahnya,” kata salah satu nelayan di Desa Air Kuning, usai menjaring ikan.

Dampak langsung dari sampah plastik yang mencemari laut adalah banyaknya kasus dimana banyak organisme laut yang mati akibat sampah plastik. Seperti penyu yang lebih sering ditemukan mati, ditemukan banyak  sampah plastik di dalam organ tubuhnya.

“Sebagian besar satwa, terutama penyu yang mati disebabkan makan sampah plastik, karena dikira makanannya,” ujar I Wayan Anom Astika Jaya, koordinator pelestari penyu Kurma Asih Desa Perancak.

Menurutnya, sampah plastik yang terbuang hingga ke laut setiap tahun mengalami peningkatan volume yang drastis. Padahal, sampa plastik, selain dimakan langsung oleh satwa menjadi mikro plastik yang lebih berbahaya. “Banyak organisme lainnya yang organ tubuhnya sudah tercemar sampah plastik,” ujarnya.

Penanganan sampah yang terbuang ke lingkungan, terutama ke laut harus mendapat penanganan cepat dan komprehensif. Upaya dengan membersihkan pantai dari sampah plastik, hanya bisa membersihkan sebagian kecil sampah yang terbuang ke laut.

Karena itu, perlu edukasi dan regulasi yang diterapkan secara konsisten. Penanganan sampah dari hulu atau sumbernya agar tidak dibuang ke lingkungan, terutama ke sungai yang muaranya ke laut. “Perlu peran dan tanggungjawab semua pihak untuk menangani sampah ini, terutama masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan,” tegasnya. (bas)

 

 

NEGARA – Sampah plastik yang terbuang ke laut sudah keterlaluan banyaknya. Sampah itu mengakibatkan ekosistem laut rusak, serta banyak organisme laut yang organ tubuhnya sudah tercemar sampah plastik.

Salah satu yang terdampak adalah nelayan, seperti yang dialami nelayan Desa Air Kuning, Kecamatan Jembrana, Sabtu lalu (24/9). Nelayan harus menelan kecewa saat jaring ikan ditarik mendapat lebih banyak sampah plastik daripada ikan.

Terlihat dari jaring ikan yang sebelumnya ditebar di tengah laut dan ditarik dari pantai, sampah terbawa jaring lebih banyak daripada ikan. Sampah plastik mulai dari bekas bungkus minuman dan makanan, berserakan setelah jaring ikan sampai di pinggir pantai.

Kondisi ini tidak hanya dialami nelayan di Desa Air Kuning, sering dialami nelayan di Jembrana  sejak beberapa tahun terkhir ini. Saat menjaring ikan, justru sampah plastik yang didapat. “Tidak hanya di pinggir pantai, di dalam tengah laut juga banyak sampahnya,” kata salah satu nelayan di Desa Air Kuning, usai menjaring ikan.

Dampak langsung dari sampah plastik yang mencemari laut adalah banyaknya kasus dimana banyak organisme laut yang mati akibat sampah plastik. Seperti penyu yang lebih sering ditemukan mati, ditemukan banyak  sampah plastik di dalam organ tubuhnya.

“Sebagian besar satwa, terutama penyu yang mati disebabkan makan sampah plastik, karena dikira makanannya,” ujar I Wayan Anom Astika Jaya, koordinator pelestari penyu Kurma Asih Desa Perancak.

Menurutnya, sampah plastik yang terbuang hingga ke laut setiap tahun mengalami peningkatan volume yang drastis. Padahal, sampa plastik, selain dimakan langsung oleh satwa menjadi mikro plastik yang lebih berbahaya. “Banyak organisme lainnya yang organ tubuhnya sudah tercemar sampah plastik,” ujarnya.

Penanganan sampah yang terbuang ke lingkungan, terutama ke laut harus mendapat penanganan cepat dan komprehensif. Upaya dengan membersihkan pantai dari sampah plastik, hanya bisa membersihkan sebagian kecil sampah yang terbuang ke laut.

Karena itu, perlu edukasi dan regulasi yang diterapkan secara konsisten. Penanganan sampah dari hulu atau sumbernya agar tidak dibuang ke lingkungan, terutama ke sungai yang muaranya ke laut. “Perlu peran dan tanggungjawab semua pihak untuk menangani sampah ini, terutama masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan,” tegasnya. (bas)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/