GEROKGAK – Petani rumput laut di perkampungan nelayan Dusun Mandar Sari, Sumber Kima, Gerokgak sedang menikmati panen rumput laut diawal bulan Januari 2020.
Rumput laut yang mereka panen sudah berusia 40 hari lebih yang ditanam sejak pertengahan bulan Novemer 2019 lalu.
Dalam satu kali panen mereka mampu menghasilkan rumput laut dengan jenis katoni dalam ukuran ton dengan kondisi basah.
Seorang pembudidaya rumput laut yang tergabung dalam Kelompok Nelayan Segara Indah di Perkampungan Nelayan Mandar Sari,
Khairus Saleh, mengatakan, rata-rata produksi rumput laut nelayan setempat sebesar 1 ton setiap bulannya.
“Untuk jumlah produksi, tergantung dari jumlah bentangan tali yang ditanami rumput laut,” ucap Khairul Saleh.
Dia mengaku, jumlah produksi rumput laut sangat ditentukan juga oleh jenis bibit yang dibudidaya dan faktor cuaca.
Karena setiap jenis bibit rumput laut memiliki karakter yang berbeda-beda. Kalau saat ini para petani menanam rumput laut dengan jenis rumput laut katoni.
Lanjut dia, untuk harga rumput laut basah Rp 2 ribu perkilogramnya. Nelayan memang tak menjual rumput laut kering. Kalau kering bisa tembus harga Rp 15 ribu sampai Rp 18 ribu perkilogramnya.
“Hasil rumput laut cukup lumayan sangat membantu sisi ekonomi kehidupan nelayan. Karena disini tidak hanya bergantung pada hasil tangkapan ikan,” ungkapnya.
Saleh menambahkan, meski nelayan Dusun Mandar Sari setiap bulan mampu menghasilkan rumput laut dengan jumlah besar, pemasaran rumput laut menjadi kendala utama.
Pasalnya, tidak banyak pengusaha yang mau membeli dalam jumlah besar. Disamping itu nelayan juga kesulitan modal usaha untuk mengembang rumput laut.
“Jadi niat kami nelayan rumput, tidak hanya mampu memproduksi rumput. Tetapi mampu mengolah rumput laut menjadi olahan makanan atau produk lainnya,” ungkapnya.