29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 3:31 AM WIB

Stimulus Kurang, Perkembangan Properti di Jembrana Lamban

RadarBali.com – Perkembangan properti di wilayah Jembrana saat ini menurut para pengembang sangat lamban. Terutama perumahan subsidi yang merupakan program dari pemerintah pusat.

Hal ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi nasional yang lemah dan faktor-faktor lain yang sangat mempengaruhi.

Di antaranya kebijakan pemerintah dan faktor lokasi perumahan yang masih minim transportasi umum. Fakta itu diungkap salah satu pengembang perumahan di Jembrana, Bambang Tri Laksono.

“Minat masyarakat Jembrana beli rumah kurang,” ujar Bambang Tri Laksono, developer Mutiara Residence ini kemarin. Tolak ukurnya adalah Desa Pengambengan.

Menurutnya, dalam kondisi paceklik seperti sekarang, perekonomian masyarakat sekitar ikut menjadi lesu.

Lesunya perkembangan properti di Jembrana ini, selain karena faktor ekonomi yang lemah, kebijakan-kebijakan pemerintah yang masih dinilai berat oleh calon pembeli.

Misalnya, mengenai kebijakan rumah pertama. Ketika ada dalam satu keluarga sudah mendapat KPR maka anaknya yang ada dalam satu kartu keluarga (KK) tidak bisa mendapatkan rumah subsidi.

Menurutnya, kebijakan harus menjadi rumah pertama ini sangat berdampak pada perkembangan rumah subsidi di Jembrana.

Semestinya pemerintah mempermudah, persyaratan sehingga perkembangan properti di Jembrana kembali stabil.

Karena rumah subsidi adalah untuk golongan menengah ke bawah baik yang bekerja di sektor swasta maupun negeri.

“Jadi kebijakan semestinya lebih lunak lagi, “ujarnya. Disamping itu, faktor lokasi perumahan juga menentukan.

Saat ini daerah yang dikembangkan untuk perumahan ada di daerah Cupel, Baluk, Pengambengan dan Tegal Badeng Barat, dan Timur.

Padahal, lokasi-lokasi tersebut tidak ada angkutan umum. Sedangkan masyarakat tidak semuanya memiliki kendaraan pribadi. 

Dengan banyaknya perumahan di Jembrana, akan lebih baik jika ada penambahan sarana angkutan umum oleh pemerintah, khususnya di wilayah yang sudah dikembangkan perumahan subsidi.

Mengenai jumlah perumahan yang dikembangkan ada di Jembrana, Bambang menyebut ada sekitar 1.000 unit rumah yang direncanakan.

Namun karena saat ini perkembangan lemah, hanya bisa mencapai 25 persen dari yang ditargetkan. “Pembangunan kampus perikanan yang baru di Jembrana ini angin segar bagi pengembang. Karena kami adalah salah satu pengembangan

yang ingin sekali ikut mensukseskan program pemerintah dalam mewujudkan program sejuta rumah,” pungkasnya.

RadarBali.com – Perkembangan properti di wilayah Jembrana saat ini menurut para pengembang sangat lamban. Terutama perumahan subsidi yang merupakan program dari pemerintah pusat.

Hal ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi nasional yang lemah dan faktor-faktor lain yang sangat mempengaruhi.

Di antaranya kebijakan pemerintah dan faktor lokasi perumahan yang masih minim transportasi umum. Fakta itu diungkap salah satu pengembang perumahan di Jembrana, Bambang Tri Laksono.

“Minat masyarakat Jembrana beli rumah kurang,” ujar Bambang Tri Laksono, developer Mutiara Residence ini kemarin. Tolak ukurnya adalah Desa Pengambengan.

Menurutnya, dalam kondisi paceklik seperti sekarang, perekonomian masyarakat sekitar ikut menjadi lesu.

Lesunya perkembangan properti di Jembrana ini, selain karena faktor ekonomi yang lemah, kebijakan-kebijakan pemerintah yang masih dinilai berat oleh calon pembeli.

Misalnya, mengenai kebijakan rumah pertama. Ketika ada dalam satu keluarga sudah mendapat KPR maka anaknya yang ada dalam satu kartu keluarga (KK) tidak bisa mendapatkan rumah subsidi.

Menurutnya, kebijakan harus menjadi rumah pertama ini sangat berdampak pada perkembangan rumah subsidi di Jembrana.

Semestinya pemerintah mempermudah, persyaratan sehingga perkembangan properti di Jembrana kembali stabil.

Karena rumah subsidi adalah untuk golongan menengah ke bawah baik yang bekerja di sektor swasta maupun negeri.

“Jadi kebijakan semestinya lebih lunak lagi, “ujarnya. Disamping itu, faktor lokasi perumahan juga menentukan.

Saat ini daerah yang dikembangkan untuk perumahan ada di daerah Cupel, Baluk, Pengambengan dan Tegal Badeng Barat, dan Timur.

Padahal, lokasi-lokasi tersebut tidak ada angkutan umum. Sedangkan masyarakat tidak semuanya memiliki kendaraan pribadi. 

Dengan banyaknya perumahan di Jembrana, akan lebih baik jika ada penambahan sarana angkutan umum oleh pemerintah, khususnya di wilayah yang sudah dikembangkan perumahan subsidi.

Mengenai jumlah perumahan yang dikembangkan ada di Jembrana, Bambang menyebut ada sekitar 1.000 unit rumah yang direncanakan.

Namun karena saat ini perkembangan lemah, hanya bisa mencapai 25 persen dari yang ditargetkan. “Pembangunan kampus perikanan yang baru di Jembrana ini angin segar bagi pengembang. Karena kami adalah salah satu pengembangan

yang ingin sekali ikut mensukseskan program pemerintah dalam mewujudkan program sejuta rumah,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/