29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:17 AM WIB

Hama Tanaman Serang Klungkung, Petani Cabai Gagal Panen

RadarBali.com – Belasan hektare lahan pertanian cabai di Kabupaten Klungkung diserang organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti kutu putih, penyakit busuk buah, dan semacam jamur.

Akibatnya, daun pohon cabai berwarna hitam, serta terdapat putih-putih dan cabai rawit pun hampir seluruhnya membusuk sehingga petani tidak mendapat hasil panen apapun dari pohon cabai yang dimilikinya.

Petani cabai Desa Selisihan, Klungkung, Ni Wayan Kembar mengatakan, OPT tersebut menyerang tanaman cabai rawitnya sejak dua bulan yang lalu.

Akibat serangan OPT, daun pohon cabai rawitnya jadi berwarna hitam, terdapat putih-putih pada batang dan daun, serta buah berwarna hitam atau busuk.

“Sudah tidak bisa panen. Sekarang pohonnya banyak yang mati,” ungkapnya. Hal senada diungkap petani cabai Jro Mangku Ketut Latra.

Menurutnya, saat kondisi normal dia mengaku bisa memanen sebanyak 40 kilogram cabai rawit per minggu.

Tapi, saat serangan OPT muncul seperti saat ini, dia tidak bisa memanen apapun dari pohon cabai miliknya.

Solusi terakhir, dia hanya bisa mengandalkan tanaman tumpang sari yang lainnya, semisal tanaman bunga pacah. “Sekarang mengandalkan tanaman tumpang sari seperti bunga,” tandasnya.

Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida membenarkan serangan hama tanaman cabai lagi mengganas.

OPT yang menyerang tanaman cabai rawit milik petani Klungkung itu biasanya muncul ketika musim hujan atau saat tingkat kelembapan tinggi.

“Di Subak Selisihan ini termasuk paling luas terserang OPT. OPT ini menyebabkan menurunnya produksi cabai,” ungkapnya.

Sebagai langkah penanganan, dia mengaku sudah melakukan penyemprotan dengan pestisida terhadap tanaman cabai rawit milik petani tersebut.

Namun, ketika disinggung tidak ampuhnya pestisida yang digunakan sehingga hingga saat ini tanaman cabai rawit petani masih diserang OPT, dia mengaku akan mengecek jenis pestisida yang digunakan petugasnya itu.

“Saya akan kaji jenis pestisida yang digunakan untuk menyemprot itu. Selain itu dalam waktu dekat saya juga akan melakukan bimtek terkait pembuatan pestisida nabati dan pembuatan pupuk organik,” tandasnya. 

RadarBali.com – Belasan hektare lahan pertanian cabai di Kabupaten Klungkung diserang organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti kutu putih, penyakit busuk buah, dan semacam jamur.

Akibatnya, daun pohon cabai berwarna hitam, serta terdapat putih-putih dan cabai rawit pun hampir seluruhnya membusuk sehingga petani tidak mendapat hasil panen apapun dari pohon cabai yang dimilikinya.

Petani cabai Desa Selisihan, Klungkung, Ni Wayan Kembar mengatakan, OPT tersebut menyerang tanaman cabai rawitnya sejak dua bulan yang lalu.

Akibat serangan OPT, daun pohon cabai rawitnya jadi berwarna hitam, terdapat putih-putih pada batang dan daun, serta buah berwarna hitam atau busuk.

“Sudah tidak bisa panen. Sekarang pohonnya banyak yang mati,” ungkapnya. Hal senada diungkap petani cabai Jro Mangku Ketut Latra.

Menurutnya, saat kondisi normal dia mengaku bisa memanen sebanyak 40 kilogram cabai rawit per minggu.

Tapi, saat serangan OPT muncul seperti saat ini, dia tidak bisa memanen apapun dari pohon cabai miliknya.

Solusi terakhir, dia hanya bisa mengandalkan tanaman tumpang sari yang lainnya, semisal tanaman bunga pacah. “Sekarang mengandalkan tanaman tumpang sari seperti bunga,” tandasnya.

Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida membenarkan serangan hama tanaman cabai lagi mengganas.

OPT yang menyerang tanaman cabai rawit milik petani Klungkung itu biasanya muncul ketika musim hujan atau saat tingkat kelembapan tinggi.

“Di Subak Selisihan ini termasuk paling luas terserang OPT. OPT ini menyebabkan menurunnya produksi cabai,” ungkapnya.

Sebagai langkah penanganan, dia mengaku sudah melakukan penyemprotan dengan pestisida terhadap tanaman cabai rawit milik petani tersebut.

Namun, ketika disinggung tidak ampuhnya pestisida yang digunakan sehingga hingga saat ini tanaman cabai rawit petani masih diserang OPT, dia mengaku akan mengecek jenis pestisida yang digunakan petugasnya itu.

“Saya akan kaji jenis pestisida yang digunakan untuk menyemprot itu. Selain itu dalam waktu dekat saya juga akan melakukan bimtek terkait pembuatan pestisida nabati dan pembuatan pupuk organik,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/