RadarBali.com – Perusahaan Daerah Dharma Santhika (PDDS) akan meluncurkan beras tridatu. Disebut demikian lantaran memiliki tiga warna: merah-hitam-putih.
Beras ini rencananya dibanderol sekitar Rp23 ribu per kilogram.
“Beras tridatu ini mix (pencampuran) beras putih, merah dan hitam,” kata Direktur PDDS Putu Sugi Dharmawan kepada koran ini beberapa hari lalu.
Menurut Sugi, beras tridatu memiliki komposisi 5-1-1. Jika beras putih 5 kilogram, maka beras meras dan hitam masing-masing 1 kilogram.
Beras putih rencananya berjenis muntik susu yakni beras khas Desa Gadung Sari yang berwarna putih susu seperti beras ketan.
Sedangkan beras merah dan hitam diambil dari Desa Mengesta. Saat ini, ketiga jenis beras ini sebetulnya sudah dikemas masing-masing.
Namun, dengan produk beras tridatu, maka pembeli tidak perlu mencampur lagi. “Komposisi 5-1-1 ini sudah kami ujicoba sebelumnya.
Kalau beras putih sedikit, hasilnya kekerasan, sedangkan kalau kebanyakan beras putihnya jadi lembek. 5-1-1 ini sudah pas,” jelas dia.
Sugi mengatakan, beras tridatu ini belum dipasarkan. Rencananya akan dilaunching bulan Desember ini. Saat ini masih menghitung harga yang pas dari pencampuran ini. Meski demikian, ancer-ancernya Rp23 ribu.
“Kalau beras muntik susu Rp18 ribu, beras merah Rp30 ribu dan beras hitam Rp35 ribu per kilogram, maka beras tridatu sekitar Rp23 ribu per kilogram,” jelasnya.
Beras tridatu, ini memang tergolong lebih mahal dibanding beras pada umumnya. Sebab, berasal dari beras premium yang harganya di atas rata-rata.
Beras ini juga diproduksi menggunakan pupuk organik. Tidak menggunakan pupuk kimia. “Ini beras sehat menuju organik.
Untuk menjadi beras organik harus melalui beberapa kali panen tanpa pupuk kimia. Disebut beras sehat karena di tanah yang ditanami padi ini pernah menggunakan pupuk kimia,” paparnya