SINGARAJA – Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Dagrin) Buleleng berharap tender pasar darurat untuk para pedagang di Pasar Banyuasri, bisa tuntas pada akhir Februari ini.
Dinas Dagrin mengklaim telah menyelesaikan penyusunan dokumen Detail Engineering Design (DED) untuk pasar darurat.
Kepala Dinas Dagrin Buleleng Ketut Suparto mengatakan, pihaknya telah menyusun DED untuk pembangunan pasar darurat.
Penyusunan dokumen itu pun telah melalui pendampingan tim teknis dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Buleleng.
Dari hasil hitung-hitungan kasar, pembangunan pasar darurat itu diperkirakan menelan dana hingga Rp 1,4 miliar.
Dana itu diharapkan bisa mengatasi kebutuhan lapak dan los bagi 1.399 orang pedagang yang tercatat di Pasar Banyuasri.
“Kami harap bulan ini sudah bisa tender dan bisa selesai dalam sekali proses tender. Sehingga akhir Februari itu sudah ada pemenang dan Maret pembangunan pasar darurat sudah dilaksanakan,” kata Suparto.
Sesuai dengan dokumen perencanaan, nantinya para pedagang akan mendapatkan fasilitas yang berbeda.
Khusus pedagang yang selama ini menempati fasilitas ruko, akan diberikan bangunan dengan dinding batako non finishing.
Sementara pedagang lapak akan dibuatkan lapak sementara dengan tiang besi dan atap seng. Bangunan darurat itu diharapkan bisa bertahan selama dua tahun.
“Harus bisa bertahan dua tahun. Sebab revitalisasi Pasar Banyuasri ini kan diperkirakan makan waktu dua tahun.
Mudah-mudahan pembangunan lancar, sehingga relokasi pedagang bisa kami lakukan pada awal April ini,” imbuhnya.
Asal tahu saja, pedagang yang beraktifitas di Pasar Banyuasri kini mencapai 1.399 pedagang.
Seribuan pedagang itu terdiri dari pemilik toko, kios, los, pelataran, pedagang pasar tumpah, pedagang musiman di dalam pasar, hingga pedagang bongkar muat musiman.
Proses revitalisasi pasar disebut telah disosialisasikan pada para pedagang. Mereka pun menyetujui rencana itu dengan catatan ada kepastian waktu pembangunan dari pemerintah.
Untuk revitalisasi pasar, Pemkab Buleleng disebut menyiapkan anggaran hingga Rp 188 miliar. Rencananya pembangunan akan dilakukan selama dua tahun.
Pada tahun 2019 ini, pemerintah menyiapkan alokasi anggaran hingga Rp 100 miliar untuk pembangunan tahap pertama.