TABANAN – Suplai udang galah (lobster) ke hotel, restaurant dan berbagai tempat akomodasi perhotelan di Tabanan menurun drastis.
Penurunan ini akibat cuaca buruk di pesisir laut selatan Tabanan. Padahal, saat ini sedang musim lobster. Namun, cuaca buruk membuat para nelayan tidak berani melaut.
“Saat ini seharusnya mulai musim lobster, namun karena cuaca buruk tangkapan lobster di laut menjadi terganggu,” ungkap Dewa Ajik Tulus, 60, pengepul lobster di Banjar Yeh Gangga, Desa Sudimara, Tabanan.
Dampak cuaca buruk disertai dengan gelombang tinggi juga berimbas pada pasokan lobster yang ada. Sudah setengah bulan pasokan lobster dari para nelayan yang ada di pesisir pantai selatan Tabanan minim.
Sedangkan permintaan lobster ke hotel dan restaurant terus berdatangan. “Kami masih mengandalkan stok lobster lama. Hanya tersisa 5 kilogram saat ini. Stok lobster cukup untuk 2 hari,” kata Dewa Tulus.
Dituturkan Tulus, musim lobster mulai dari bulan Agustus sampai bulan Nopember. Sejumlah nelayan yang berada di pesisir pantai selatan Tabanan mampu mendapatkan lobster 50-100 kilogram.
“Untuk lobster kami beli dari nelayan di Pantai Yeh Gangga, nelayan pantai Pasut, pantai Kelating, pantai Soka dan pantai Selabih,” terangnya.
Cuaca buruk yang terjadi membuat penjualan lobster ke hotel dan restaurant menurun drastis. Karena nelayan masih was-was melaut. Saat ini sekitar 80 nelayan di Yeh Gangga tidak melaut.
Meski pasokan lobster dari para nelayan menurun. Tapi, untuk harga lobster masih normal. Lobster dengan ukuran 250 gram dengan harga Rp 300 ribu.
Kemudian ukuran 500 gram harga lobster dengan kisaran Rp 700 ribu sampai Rp 800 ribu. Harga lobster bergantung dari ukuran.
“Gelombang dan ombak besar diprediksi kembali normal seminggu lagi,” pungkasnya.