SEMARAPURA – Virus corona membuat banyak hotel dan restoran di Bali akhirnya tutup untuk sementara waktu.
Kondisi itu pun akhirnya berdampak pada permintaan ayam potong. Turunnya permintaan ayam potong pun akhirnya membuat harga ayam potong di pasaran menjadi anjlok.
Seperti yang diungkapkan, I Nengah Artaya, salah seorang pekerja peternakan ayam potong di Desa Manduang, Kecamatan Klungkung.
Menurutnya permintaan ayam potong mengalami penurunan mulai Maret 2020 lalu. Pada saat itu, penyebaran virus corona telah terjadi sehingga berdampak pada industri pariwisata seperti hotel dan restoran yang satu per satu mulai tutup.
“Mulai Maret itu pemintaan ayam potong dari hotel dan restoran sudah turun bahkan tidak ada,” katanya.
Akibatnya hara ayam potong pun anjlok. Mengingat saat itu pasokan ayam potong cukup melimpah sementara permintaan menurun drastis.
Bila biasanya harga ayam potong berkisar Rp 22 ribu- Rp 24 ribu per kg. “Sejak adanya virus corona, hanya bisa di bawah Rp 12 ribu per kg. Harga ayam memang biasa naik turun. Tapi sejak pandemi ini permintaan sangat lesu sekali,” ungkapnya.
Melihat permintaan yang menurun, menurutnya pengusaha ayam potong mulai menurunkan jumlah ternaknya.
Seperti yang terjadi di tempat dia bekerja itu, jika biasanya ada 10 ribu ekor bibit ayam potong alias DOC (daily old chicken) yang harus dia pelihara.
Sejak adanya wabah itu, dia kini hanya bertanggung jawab atas 5 ribu ekor ayam potong saja. “Ayam potong itu nantinya untuk memenuhi permintaan pasar-pasar tradisional di Bali.
Karena pengurangan bibit ayam potong, kini harganya mengalami peningkatan walau tidak seperti sebelum pandemi, yakni berkisar di harga Rp 18 ribu per kg. Semoga virus ini segera hilang,” tandasnya.