MANGUPURA – Di Kabupaten/Kota se Bali lahan pertanian masih tergolong produktif. Tak sedikit masyarakat masih kerap melakukan aktivitas pertanian.
Begitu juga konsumsi untuk kebutuhan pupuk juga masih dibutuhkan. PT. Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim) juga telah menyasar wilayah Bali.
Bahkan di tahun 2018 lalu, total penjualan Pupuk Urea PT. Kaltim mencapai 36.827 ton. Penjualan pun didominasi oleh petani di Kabupaten Tabanan.
Mukri selaku Staf Account Executive wilayah Bali mengatakan, realisasi penjualan pupuk urea tahun 2018 total 36.827 ton.
Penjualan ini didominasi di Kabupaten Tabanan yang mencapai 9.310 ton selama tahun 2018, disusul Kabupaten Buleleng 6.698 ton,
Gianyar 5.351 ton, Badung 4190 ton, Karangasem 4072 ton, Jembrana 2975 ton, Klungkung 1974 ton, Bangli 1292 ton, dan Denpasar 967 ton.
Kemudian untuk penjualan sampai 30 April 2019, total pendistribusian 10.988 ton dan tetap didominasi Kabupaten Tabanan yakni mencapai 3.229 ton.
“Kalau rata-rata ada sekitar 2000 ton setiap bulannya khusus untuk pupuk urea,” jelas Mukri saat pemaparan Sosialisasi Product Knowledge dan Media Tour Tahap 2 Tahun 2019.
Kata dia, di Bali Pupuk Kaltim ini memiliki 9 Gudang Penyangga dengan kapasitas 15.360 ton. Kemudian ada 7 jumlah Distributor, 163 kios, 3 account executive/ sales supervisor, dan 9 orang Asisten AE.
“Kalau untuk stok pupuk Kaltim pasti selalu ada. Kalau pupuk subsidi habis, masih ada pupuk non subsidi, ” terangnya.
Sekadar diketahui, PT Pupuk Kalimantan Timur berdiri pada 7 Desember 1977. Saat ini berstatussebagai anak perusahaan dari PT Pupuk Indonesia (Persero).
Pemegang Saham terdiri dari PT Pupuk Indonesia (99,99%) dan YKHTPKT (0,01%). “Pupuk Kaltim memproduksi dan menjual produk urea,
amonia dan NPK. Segmen pasar Pupuk Kaltim adalah sektor tanaman pangan (pupuk bersubsidi), sektor perkebunan
dan industri, serta ekspor,” pungkas Staf Pelayanan Departemen Pelayanan dan Komunikasi Produk PT. Pupuk Kaltim Bambang Setyo.
