DENPASAR – Kampanye di rumah saja selama masa pandemi Covid-19 di Bali sepertinya berhasil. Hal ini dapat dilihat dalam catatan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Bali.
Berdasar catatan Pertamina menjelang berakhirnya masa aktif Satuan Tugas Ramadhan, Idul Fitri dan Covid-19 (RAFICO) 202 menyebut ada beberapa indikasi perubahan yang terjadi di masyarakat.
Hal ini terkait jumlah konsumsi Bahan Bakar Minyak dan Liquified Petroleum Gas (LPG) di masyarakat dan kesiapan distribusi energi, khususnya di Bali. Satgas RAFICO 2020 dijadwalkan bertugas sampai dengan tanggal 8 Juni 2020.
Unit Manager Communication Relations & CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V Jatimbalinus, Rustam Aji, menyatakan, masa pandemi Covid-19 membawa perubahan dengan data trend konsumsi BBM terus menurun.
Kondisi ini tidak mencerminkan hal yang sama pada momen Ramadhan dan Idul Fitri di tahun-tahun sebelumnya.
“Selama bulan puasa, Lebaran hingga H+6 hari raya tahun ini, kami mencatat konsumsi BBM mengalami penurunan. Untuk produk Premium dan Perta Series (Gasoline) di Bali
sampai dengan akhir bulan Mei (31/5) turun 45 persen dibanding dengan konsumsi pada masa satgas Ramadhan dan Idul Fitri (RAFI) Tahun 2019. Pun untuk produk Biosolar dan Dex Series (Gasoil) juga turun sebesar 40 persen,” papar Rustam.
Pada kondisi normal di awal tahun lalu, rerata penyaluran harian untuk konsumsi BBM jenis Gasoline di Bali selama masa aktif Satgas RAFI mencapai 2.700 Kilo Liter (KL) per hari, namun di tahun ini turun menjadi 1.500 KL.
Hal serupa juga tercatat pada angka rerata penyaluran harian produk jenis Gasoil yang turun dari 600 KL menjadi 360 KL per hari.
Sementara di produk LPG, penyaluran untuk sektor rumah tangga sampai H+6 Hari Raya Idul Fitri 2020 juga menunjukkan trend turun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Rerata penyaluran harian di periode tersebut pada tahun ini turun 14-18 persen di seluruh wilayah Bali.
“Sepanjang periode pemantauan Tim Satgas RAFICO tahun ini, kami salurkan LPG subsidi rata-rata sebanyak 600 Metrik Ton (MT) per hari.
Turun jika dibanding rata-rata penyaluran harian sebelumnya yang berjumlah sekitar 690 MT per hari,” tambah Rustam.
Demikian juga untuk penyaluran Avtur di DPPU Ngurah Rai. Pada kondisi normal, DPPU Ngurah Rai menyalurkan 2.500 KL per hari,
namun selama masa pandemi hanya menyalurkan 10% – 15% kondisi normal, untuk melayani penerbangan repatriasi, Pekerja Migran Indonesia, dan penerbangan dalam rangka penanganan Covid-19.
Tim Satgas RAFICO Pertamina masih terus siaga dan memastikan penyaluran energi bagi masyarakat baik BBM dan LPG tetap berjalan lancar.
Menyesuaikan dengan situasi di masa pandemi, Pertamina juga terus berinovasi dalam layanan kepada masyarakat.
Pertamina selaku penyedia energi pun merespons hal itu dengan menerapkan standard operating procedure (SOP) yang sesuai dengan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan yang disarankan ketentuan kesehatan, saat ini sudah menjadi hal wajib
bagi para operator di SPBU dan Agen distribusi LPG yang melayani kebutuhan energi secara langsung di tengah-tengah masyarakat.
Penerapan tata laksana baru dalam menjalankan proses bisnis di perkantoran Pertamina juga sudah dilaksanakan.
Seperti mengoptimalkan sarana rapat online, membawa makan siang dan alat makan pribadi dari rumah, physical distancing di area kerja,
surat izin sebagai prosedur tambahan untuk pekerja yang akan keluar-masuk kantor dalam melaksanakan aktivitas serta pengawasan berlapis untuk penerimaan tamu secara fisik di perkantoran.
“Kami juga terus mendorong konsumen agar bertransaksi membeli BBM dan LPG secara non tunai melalui aplikasi MyPertamina yang terkoneksi dengan LinkAja.
Selain lebih mudah dan nyaman, juga mengurangi resiko penyebaran wabah Covid-19 melalui uang tunai,” tutup Rustam.