30.2 C
Jakarta
29 April 2024, 22:33 PM WIB

Antisipasi Erupsi, Sampah TPA Sente Dijadikan Bahan Briket

RadarBali.com – PT PLN Persero terpaksa mengurungkan niatnya menjadikan Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung sebagai proyek percontohan pengolahan sampah menjadi briket untuk sementara waktu ini.

Hal ini karena PLN khawatir peralatan pengolahan sampah menjadi briketnya terkena dampak lahar dingin jika Gunung Agung meletus nanti.

Sebab Desa Gunaksa merupakan salah satu desa yang terdampak jika nanti Gunung Agung meletus dan menghasilkan lahar dingin.

“Kalau di Gunaksa menurut analisis dari pihak yang punya kegiatan, takut dengan adanya erupsi Gunung Agung. Jadi posisi TPST sekarang pas jalur lahar.

Sehingga masih ragu untuk menaruh mesin dan peralatan-peralatan yang harganya lumayan,” ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Klungkung, Anak Agung Kirana, kemarin.

Meski begitu, rencana PT PLN untuk menjadikan Kabupaten Klungkung sebagai proyek percontohan dalam pengolahan sampah menjadi briket tetap dilakukan.

Proyek tersebut akhirnya dilakukan di TPA Sente untuk sementara waktu ini. “Selain tidak termasuk wilayah terdampak, sampah sebagai bahan baku pembuatan briket juga mudah untuk didapatkan,” katanya.

Dengan 12 orang pekerja, proyek ini di TPA Sente sudah dalam tahap peuyeumnisasi yang diperkirakan membutuhkan waktu hingga 1,6 bulan.

Setelah sampah-sampah di TPA Sente tersebut sudah melalui proses peuyeumnisasi, maka akan dibuat seperti dodol.

“Setelah itu baru bisa dijadikan briket. Briket itulah yang menghasilkan listrik,” terangnya. Dia mengatakan, hingga saat ini proyek tersebut belum di launching.

Ketika briket-briket dari sampah ini sudah berhasil diproduksi dalam jumlah banyak, barulah proyek ini akan di launching. “Di launching kira-kira akhir bulan November,” ujarnya.

Sebelumnya dijelaskan bahwa setiap satu ton sampah yang diolah menjadi briket mampu menghasilkan briket sebanyak 400 kilogram briket. 400 kilogram briket ini dapat menghasilkan 15 ribu watt listrik. 

RadarBali.com – PT PLN Persero terpaksa mengurungkan niatnya menjadikan Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung sebagai proyek percontohan pengolahan sampah menjadi briket untuk sementara waktu ini.

Hal ini karena PLN khawatir peralatan pengolahan sampah menjadi briketnya terkena dampak lahar dingin jika Gunung Agung meletus nanti.

Sebab Desa Gunaksa merupakan salah satu desa yang terdampak jika nanti Gunung Agung meletus dan menghasilkan lahar dingin.

“Kalau di Gunaksa menurut analisis dari pihak yang punya kegiatan, takut dengan adanya erupsi Gunung Agung. Jadi posisi TPST sekarang pas jalur lahar.

Sehingga masih ragu untuk menaruh mesin dan peralatan-peralatan yang harganya lumayan,” ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Klungkung, Anak Agung Kirana, kemarin.

Meski begitu, rencana PT PLN untuk menjadikan Kabupaten Klungkung sebagai proyek percontohan dalam pengolahan sampah menjadi briket tetap dilakukan.

Proyek tersebut akhirnya dilakukan di TPA Sente untuk sementara waktu ini. “Selain tidak termasuk wilayah terdampak, sampah sebagai bahan baku pembuatan briket juga mudah untuk didapatkan,” katanya.

Dengan 12 orang pekerja, proyek ini di TPA Sente sudah dalam tahap peuyeumnisasi yang diperkirakan membutuhkan waktu hingga 1,6 bulan.

Setelah sampah-sampah di TPA Sente tersebut sudah melalui proses peuyeumnisasi, maka akan dibuat seperti dodol.

“Setelah itu baru bisa dijadikan briket. Briket itulah yang menghasilkan listrik,” terangnya. Dia mengatakan, hingga saat ini proyek tersebut belum di launching.

Ketika briket-briket dari sampah ini sudah berhasil diproduksi dalam jumlah banyak, barulah proyek ini akan di launching. “Di launching kira-kira akhir bulan November,” ujarnya.

Sebelumnya dijelaskan bahwa setiap satu ton sampah yang diolah menjadi briket mampu menghasilkan briket sebanyak 400 kilogram briket. 400 kilogram briket ini dapat menghasilkan 15 ribu watt listrik. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/