28.4 C
Jakarta
19 September 2024, 23:15 PM WIB

Air Tak Mengalir, 5.259 Pengaduan Masuk Perumda Tirta Sanjiwani

GIANYAR – Selama pandemi Covid-19, Maret hingga Juli, pengaduan terhadap layanan air minum melonjak. 

Berdasar data Perumda Tirta Sanjiwani, ada 5.259 pengaduan masuk. Pengaduan itu sudah ditindaklanjuti.

Direktur Umum Perumda Tirta Sanjiwani Gianyar Nyoman Dharmadiasa menyatakan, pengaduan kebanyakan air tak mengalir. 

“Setelah kami cek, ada pelanggan yang tak sengaja menutup meteran. Ada yang terjadi kebocoran,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, air juga tak mengalir lantaran musim layangan. “Musim layangan sering mati listrik. Itu pengaruh pada pompa. Pelanggan jadi terganggu,” jelasnya.

Disamping itu, pengaduan itu ada yang terjadi di satu zona. “Ketika dalam satu zona mati, banyak masyarakat mengadu. Itu masuk hitungan di pengaduan. Kelihatan banyak,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Teknik Perumda Tirta Sanjiwani Gianyar, Wayan Swastika menambahkan, pengaduan ini meningkat dari 2015 hingga bulan ini. 

“Ada tren peningkatan pengaduan. Pemicunya aset kami usia tua. Terjadi kebocoran,” terangnya.

Swastika mengaku, selama banyak masyarakat yang dirumahkan, banyak yang mengawasi Perumda. 

“Banyak di rumah, sehingga pelanggan banyak awasi. Kecrat-kecrit sedikit, pasti melapor. Makin baik layanan kami, makin banyak pengaduan,” ungkapnya.

Dalam musim pandemi ini, Perumda juga memberikan hibah sambungan gratis bagi 1050 pelanggan. Namun, yang layak menerima hibah sebanyak 1022 pelanggan baru.

Jumlah ini tersebar merata di 7 kecamatan. Rinciannya, 101 di Kecamatan Blahbatuh, 248 di Kecamatan Gianyar, 106 di Kecamatan Payangan, 

256 di Kecamatan Sukawati, 108 di Kecamatan Tampaksiring, 115 di Kecamatan Tegallalang, dan 88 di Kecamatan Ubud.

Sisanya, tidak layak lantaran tidak memenuhi syarat. Bahkan, ada pelanggan yang sengaja menolak dengan alasan keluarga. 

Ribuan pelanggan yang dapat hibah ini tergolong rumah tangga kurang mampu. Dengan kategori pemakaian listrik 900 kWh, kondisi rumah, penghasilan dan tak punya mobil.

GIANYAR – Selama pandemi Covid-19, Maret hingga Juli, pengaduan terhadap layanan air minum melonjak. 

Berdasar data Perumda Tirta Sanjiwani, ada 5.259 pengaduan masuk. Pengaduan itu sudah ditindaklanjuti.

Direktur Umum Perumda Tirta Sanjiwani Gianyar Nyoman Dharmadiasa menyatakan, pengaduan kebanyakan air tak mengalir. 

“Setelah kami cek, ada pelanggan yang tak sengaja menutup meteran. Ada yang terjadi kebocoran,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, air juga tak mengalir lantaran musim layangan. “Musim layangan sering mati listrik. Itu pengaruh pada pompa. Pelanggan jadi terganggu,” jelasnya.

Disamping itu, pengaduan itu ada yang terjadi di satu zona. “Ketika dalam satu zona mati, banyak masyarakat mengadu. Itu masuk hitungan di pengaduan. Kelihatan banyak,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Teknik Perumda Tirta Sanjiwani Gianyar, Wayan Swastika menambahkan, pengaduan ini meningkat dari 2015 hingga bulan ini. 

“Ada tren peningkatan pengaduan. Pemicunya aset kami usia tua. Terjadi kebocoran,” terangnya.

Swastika mengaku, selama banyak masyarakat yang dirumahkan, banyak yang mengawasi Perumda. 

“Banyak di rumah, sehingga pelanggan banyak awasi. Kecrat-kecrit sedikit, pasti melapor. Makin baik layanan kami, makin banyak pengaduan,” ungkapnya.

Dalam musim pandemi ini, Perumda juga memberikan hibah sambungan gratis bagi 1050 pelanggan. Namun, yang layak menerima hibah sebanyak 1022 pelanggan baru.

Jumlah ini tersebar merata di 7 kecamatan. Rinciannya, 101 di Kecamatan Blahbatuh, 248 di Kecamatan Gianyar, 106 di Kecamatan Payangan, 

256 di Kecamatan Sukawati, 108 di Kecamatan Tampaksiring, 115 di Kecamatan Tegallalang, dan 88 di Kecamatan Ubud.

Sisanya, tidak layak lantaran tidak memenuhi syarat. Bahkan, ada pelanggan yang sengaja menolak dengan alasan keluarga. 

Ribuan pelanggan yang dapat hibah ini tergolong rumah tangga kurang mampu. Dengan kategori pemakaian listrik 900 kWh, kondisi rumah, penghasilan dan tak punya mobil.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/