TABANAN – Pandemi turut memukul kinerja sektor proyek konstruksi. Hingga bulan kedua tahun 2021 tren perkembangan proyek-proyek konstruksi masih tersendat.
Berbagai proyek-proyek konstruksi tersendat selain akibat dapat dari pembatasan mobilitas juga karena anggaran proyek dari pemerintah terkena refocusing anggaran yang dialih kepada penangan Covid-19.
“Sampai bulan kedua tahun 2021 kondisi jasa proyek konstruksi masih sepi. Belum ada tanda-tanda perkembangan. Kondisi sama dengan tahun 2020 lalu,” kata Ketua Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional (Gapensi) Cabang Tabanan I Nyoman Yasa.
Mengawali tahun ini bisa saja lebih parah dari tahun 2020 lalu. Pasalnya pada tahun 2020 lalu sejak awal kemunculan Covid-19 banyak proyek-proyek konstruksi yang terkena pemangkasan anggaran.
Sehingga pengerjaan proyek-proyek di stop sementara. Bahkan, ada juga yang batal pengerjaan proyek.
“Kita mengawali bulan Maret tahun 2020 lalu sudah sangat terdampak. Betul-betul teman-teman yang bergerak pada jasa konstruksi untuk proyek-proyek pemerintah mengeluh,” akunya.
Nyoman Yasa juga mengatakan, lesunya proyek konstruksi plat merah pemerintah membuat banyak pengusaha jasa konstruksi urun memperpanjang izin mereka.
Belum lagi ditambah pengurusan ijin yang ribet. “Ketimbang bangkrut lebih stop usaha dulu dan izin. Jika kondisi membaik baru melanjutkan usaha konstruksi kembali,” tuturnya.
Kemudian juga ada persaingan pengusaha konstruksi dari luar wilayah Tabanan. Memang secara aturan undang-undang siapapun boleh mengikuti lelang tender proyek pemerintah.
Karena lelang saat ini secara elektronik (online). Maka tak heran banyak pengusaha konstruksi kerap kali menjadi penonton.
“Kalau boleh saya jujur sudah banyak jasa yang konstruksi yang stop sementara. Dan sudah banyak merumahkan karyawan, lantaran tak mampu menggaji karyawan,” ujarnya.
Dari 100 lebih pengusaha konstruksi yang tergabung Gapensi Tabanan. Hanya yang masih bertahan sebanyak 60 orang pengusaha.
Itupun pengusaha jasa konstruksi mengerjakan proyek yang belum dituntaskan tahun 2020 lalu. Mungkin bisa jadi setelah itu mereka juga stop, karena lagi-lagi sepinya proyek pemerintah daerah.
“Menurunnya proyek-proyek pemerintah seperti misalnya pengerjaan jalan, pembangunan gedung, dan jasa konstruksi lainnya saat ini mencapai 90 persen. Baik proyek dengan skala besar maupun kecil,” pungkasnya.