25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:51 AM WIB

Stok Babi di Bali Menipis Jelang Galungan, Potensi Harga Daging Naik

TABANAN – Menjelang Hari Galungan dan Kuningan di bulan April ini, biasanya kebutuhan akan daging babi selalu mengalami peningkatan seiring daging babi bagi umat Hindu Bali dibuat berbagai macam olahan makanan.

Seperti lawar, tum dan olahan makanan lainnya. Kebutuhan daging pun dipastikan mengalami kenaikan. Jika stok berkurang, daging babi di pasar berpotensi naik.

Dinas Pertanian Tabanan telah melakukan pemantauan (monitoring) di sejumlah sentra peternak babi di Tabanan. 

Berdasar data yang diberikan Dinas Pertanian Tabanan, ketersediaan stok babi siap potong kurang dari kebutuhan. Dari kebutuhan 3.470 ekor, di Tabanan hanya tersedia 3.333 ekor babi.

Kondisi masih kurang ketersedian babi siap potong sesuai data dari Dinas Pertanian Tabanan ternyata juga terjadi pada Galungan September 2020 lalu.

Ketersediaan babi siap potong hanya 5.232 ekor dari kebutuhan 5.739 ekor. “Untuk stok babi potong kita masih kekurangan dari kebutuhan jelang Hari Raya Galungan dalam waktu dekat.

Ada sekitar 300-an ekor kekurangan  stok babi potong,” jelas Kepala Dinas Pertanian Tabanan, I Nyoman Budana didampingi Plt Kabid Peternakan Dinas Pertanian Tabanan, Ni Nengah Pipin Windari.

Dia mengaku penyebab kurangnya ketersediaan babi siap potong salah satunya karena merebaknya virus ASF. Sehingga jumlah populasi babi yang diternak menurun drastis.

Para peternak babi masih ada rasa khawatir untuk beternak babi. “Ya, peternak masih ragu beternak babi, takut merugi, karena kondisi belum aman,” kata Budana. 

Menurut Budana, meski stok kebutuhan babi siap potong di Tabanan kurang, dia mengimbau kepada masyarakat untuk beralih memotong daging lainnya seperti daging ayam.

Karena sebenarnya untuk keperluan upakara di Hari Raya Galungan, tidak harus terpaku pada daging babi, lebih banyak ke daging ayam.

Hanya saja karena budaya Bali, masyarakat memotong daging babi. Diakui Budana, saat ini harga daging babi hidup lumayan mahal hingga Rp 45-50 ribu perkilogramnya.

Dia memprediksi kemungkinan saat mendekati Hari Raya Galungan harga daging babi akan meningkat. “Namun, berapa kenaikan harga kami belum dapat dipastikan,” ucapnya. 

Disinggung mengenai pemantauan kesehatan babi siap dipotong untuk keperluan Hari Raya Galungan dan Kuningan, Budana mengungkapkan pihaknya akan menerjunkan tim untuk melakukan pemeriksaan kesehatan hewan.

Tim ini memeriksa dengan tujuan agar babi yang akan dikonsumsi oleh masyarakat benar-benar aman.

Tetapi, karena jumlah petugas yang terbatas, kemungkinan pengecekan kesehatan hewan tersebut dilakukan di beberapa titik saja atau tidak menjangkau semua daerah. 

“Itu pasti akan dilakukan pengecekan untuk memberikan rasa aman bahwa daging yang akan dikonsumsi benar-benar sehat. Kami cek babi potong H-2 dan H-1 sebelum Hari Raya Galungan,” pungkasnya. 

TABANAN – Menjelang Hari Galungan dan Kuningan di bulan April ini, biasanya kebutuhan akan daging babi selalu mengalami peningkatan seiring daging babi bagi umat Hindu Bali dibuat berbagai macam olahan makanan.

Seperti lawar, tum dan olahan makanan lainnya. Kebutuhan daging pun dipastikan mengalami kenaikan. Jika stok berkurang, daging babi di pasar berpotensi naik.

Dinas Pertanian Tabanan telah melakukan pemantauan (monitoring) di sejumlah sentra peternak babi di Tabanan. 

Berdasar data yang diberikan Dinas Pertanian Tabanan, ketersediaan stok babi siap potong kurang dari kebutuhan. Dari kebutuhan 3.470 ekor, di Tabanan hanya tersedia 3.333 ekor babi.

Kondisi masih kurang ketersedian babi siap potong sesuai data dari Dinas Pertanian Tabanan ternyata juga terjadi pada Galungan September 2020 lalu.

Ketersediaan babi siap potong hanya 5.232 ekor dari kebutuhan 5.739 ekor. “Untuk stok babi potong kita masih kekurangan dari kebutuhan jelang Hari Raya Galungan dalam waktu dekat.

Ada sekitar 300-an ekor kekurangan  stok babi potong,” jelas Kepala Dinas Pertanian Tabanan, I Nyoman Budana didampingi Plt Kabid Peternakan Dinas Pertanian Tabanan, Ni Nengah Pipin Windari.

Dia mengaku penyebab kurangnya ketersediaan babi siap potong salah satunya karena merebaknya virus ASF. Sehingga jumlah populasi babi yang diternak menurun drastis.

Para peternak babi masih ada rasa khawatir untuk beternak babi. “Ya, peternak masih ragu beternak babi, takut merugi, karena kondisi belum aman,” kata Budana. 

Menurut Budana, meski stok kebutuhan babi siap potong di Tabanan kurang, dia mengimbau kepada masyarakat untuk beralih memotong daging lainnya seperti daging ayam.

Karena sebenarnya untuk keperluan upakara di Hari Raya Galungan, tidak harus terpaku pada daging babi, lebih banyak ke daging ayam.

Hanya saja karena budaya Bali, masyarakat memotong daging babi. Diakui Budana, saat ini harga daging babi hidup lumayan mahal hingga Rp 45-50 ribu perkilogramnya.

Dia memprediksi kemungkinan saat mendekati Hari Raya Galungan harga daging babi akan meningkat. “Namun, berapa kenaikan harga kami belum dapat dipastikan,” ucapnya. 

Disinggung mengenai pemantauan kesehatan babi siap dipotong untuk keperluan Hari Raya Galungan dan Kuningan, Budana mengungkapkan pihaknya akan menerjunkan tim untuk melakukan pemeriksaan kesehatan hewan.

Tim ini memeriksa dengan tujuan agar babi yang akan dikonsumsi oleh masyarakat benar-benar aman.

Tetapi, karena jumlah petugas yang terbatas, kemungkinan pengecekan kesehatan hewan tersebut dilakukan di beberapa titik saja atau tidak menjangkau semua daerah. 

“Itu pasti akan dilakukan pengecekan untuk memberikan rasa aman bahwa daging yang akan dikonsumsi benar-benar sehat. Kami cek babi potong H-2 dan H-1 sebelum Hari Raya Galungan,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/