33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:03 PM WIB

Pakan Sulit, Harga Daging Babi di Karangasem Melonjak

AMLAPURA – Ada kabar bagus bagi peternak babi. Dilaporkan, harga daging babi belakangan ini terus mengalami kenaikan di Karangasem.

Sementara di lain pihak harga sapi menurun. Turunnya harga daging sapi karena kebutuhan lokal yang stabil.

Menurut salah satu peternak asal Kesimpar, Abang, Karangasem, Gede Paguh, harga daging babi dan babi hidup (anakan, red) sempat melonjak.

Kemudian sempat turun menjadi Rp 27 ribu per kilogram dan kembali naik menjadi Rp 30 ribu per kilogram. Sekarang ini kembali naik secara perlahan sampai Rp 37 ribu per kilogram.

Salah satu penyebab kenaikan daging babi diduga karena musim kemarau. Pakan babi sulit didapat, terlebih di Karangasem yang wilayahnya kering.

Sehingga warga mengurangi memelihara babi. Di lain sisi, permintaan tetap stabil. Karena sulit pakan, warga yang biasanya memelihara beberapa ekor babi menjadi hanya memelihara satu ekor saja.

“Bahkan ada ibu rumah tangga yang tidak memelihara babi karena kesulitan pakan,” ujar Paguh. Sebab warga di desa memberikan makan babi dengan mencari pakan daun-daunan di kebun.

Selain itu, warga di Lereng Gunung Agung yang sebelumnya sempat mengungsi juga belum stabil.  Beberapa warga yang biasanya memelihara babi sekarang belum berani karena gunung belum stabil.

Mereka juga masih was-was kalau mengungsi lagi dan ternak dijual murah.

AMLAPURA – Ada kabar bagus bagi peternak babi. Dilaporkan, harga daging babi belakangan ini terus mengalami kenaikan di Karangasem.

Sementara di lain pihak harga sapi menurun. Turunnya harga daging sapi karena kebutuhan lokal yang stabil.

Menurut salah satu peternak asal Kesimpar, Abang, Karangasem, Gede Paguh, harga daging babi dan babi hidup (anakan, red) sempat melonjak.

Kemudian sempat turun menjadi Rp 27 ribu per kilogram dan kembali naik menjadi Rp 30 ribu per kilogram. Sekarang ini kembali naik secara perlahan sampai Rp 37 ribu per kilogram.

Salah satu penyebab kenaikan daging babi diduga karena musim kemarau. Pakan babi sulit didapat, terlebih di Karangasem yang wilayahnya kering.

Sehingga warga mengurangi memelihara babi. Di lain sisi, permintaan tetap stabil. Karena sulit pakan, warga yang biasanya memelihara beberapa ekor babi menjadi hanya memelihara satu ekor saja.

“Bahkan ada ibu rumah tangga yang tidak memelihara babi karena kesulitan pakan,” ujar Paguh. Sebab warga di desa memberikan makan babi dengan mencari pakan daun-daunan di kebun.

Selain itu, warga di Lereng Gunung Agung yang sebelumnya sempat mengungsi juga belum stabil.  Beberapa warga yang biasanya memelihara babi sekarang belum berani karena gunung belum stabil.

Mereka juga masih was-was kalau mengungsi lagi dan ternak dijual murah.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/