NEGARA – Pelabuhan Gilimanuk, meski secara administrasi wilayah berada di kabupaten Jembrana, tapi tidak pernah ada kontribusi kepada pemerintah daerah.
Baik berupa pendapatan asli daerah (PAD) melalui retribusi, maupun pendapatan lain yang sah. Karena itu, Bupati Jembrana akan berupaya agar perusahaan plat merah tersebut dapat memberikan kontribusi pada kabupaten.
Menurut Bupati Jembrana I Putu Artha, PAD Jembrana tahun 2018 melenceng dari target. Pemkab Jembrana hanya mampu mencapai 97,16 persen dari target.
DPRD Jembrana sendiri menyarankan Pemkab Jembrana menggali lagi sumber-sumber yang berpotensi terutama untuk pendapatan asli daerah (PAD)
melalui ekstensifikasi objek PAD dan intensifikasi pemungutan sehingga target dan realisasi bisa lebih optimal.
Karena dari target PAD sebesar Rp 130 miliar, hanya mencapai Rp 126 miliar atau hanya tercapai 97,16 persen.
Menurut bupati, pihaknya akan menggenjot semua pendapatan daerah, baik yang bersumber dari PAD dan dari pendapatan lainnya.
Mengenai PAD, bupati memang mengakui belum mencapai target, sehingga akan digenjot semua potensi seperti pajak hotel dan restoran.
“Kita sudah target, tapi belum memenuhi. Tahun ini lesu juga,” ungkapnya. Bupati juga menyampaikan pada PT. ASDP Indonesia Ferry sebagai perusahaan umum milik negara (BUMN) supaya memberikan kontribusi pada kabupaten.
Karena selama ini meski berada di wilayah Jembrana tidak pernah berkontribusi pada kabupaten. “Tidak ada (kontribusi). Paling Pelabuhan Gilimanuk memberikan kontribusi karena masuk wilayah Jembrana,” ungkapnya.
Mengenai jenis kontribusi yang bisa diserahkan pada kabupaten bisa diatur sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Karena dari segi lahan yang digunakan merupakan lahan milik negara berada di wilayah Jembrana, tetapi dikelola perusahaan.
Tapi, selama ini terkesan jalan sendiri tanpa memikirkan retribusi pada kabupaten yang memiliki wilayah.
“Dari pusat sudah datang, orangnya baik. Tapi ASDP yang Ketapang ini agak susah membantu, seakan lo-lo gue-gue. Kalau seperti ini terus lebih baik jembatan seperti madura, sama-sama tidak dapat,” ujar Bupati Artha.
Karena Jembrana harus mendapat perhatian oleh PT. ASDP yang mengelola Pelabuhan Gilimanuk, tapi sampai saat ini belum pernah ada kontribusi.
Meski kontribusi tidak masuk dalam PAD Jembrana, kontribusi dari perusahaan plat merah tersebut pada Jembrana bisa memberikan kontribusi pada masyarakat melalui Corporate Social Responsibility (CSR).
Kontribusi CSR tersebut, bisa membantu bedah rumah warga yang membutuhkan dan mengurangi mengentaskan kemiskinan Jembrana.
Dengan membantu bedah rumah, secara tidak langsung mengurangi pengeluaran APBD Jembrana karena sudah dibantu CSR perusahaan.
“Kalau sudah ada CSR misal bedah rumah, APBD tidak keluar banyak dan mempercepat pengentasan kemiskinan,” tandasnya.